Cuitannya soal Korupsi Rp 17 M di Twitter Bikin Gaduh, Imam Darto Minta Maaf: Opini Saya Multitafsir
Dalam cuitannya, Imam Darto mengurai pandangan lain terkait dengan godaan korupsi.
Penulis: khairunnisa | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Namanya ramai diperbincangkan khalayak hingga jadi trending Twitter, Presenter Imam Darto akhirnya minta maaf.
Permintaan maaf itu disampaikan Imam Darto pasca cuitannya yang menyinggung soal korupsi Rp 17 M membuat gaduh netizen media sosial.
Publik menyayangkan cuitan Imam Darto yang seolah blunder atas kasus korupsi yang tengah ramai diperbincangkan.
Seperti yang diketahui, terungkapnya kasus korupsi Rp 17 miliar yang menjerat Menteri Sosial menghebohkan publik.
Diberitakan sebelumnya, pada Sabtu (5/12/2020) dini hari, KPK melakukan OTT dan mengamankan enam orang terkait penyalahgunaan dana bansos Covid-19.
Keenam orang itu adalah MJS, direktur PT TPAU berinisial WG, AIM, HS, seorang sekretaris di Kemensos berinisial SN, dan seorang pihak swasta berinisial SJY.
Baca juga: VIDEO VIRAL Gus Dur Sempat Bubarkan Kementerian Sosial, Ini Alasannya Singgung Korupsi
Baca juga: Wanita Bawa Anak Minta Bantuan Tebus Motor di Leasing, Baim Wong Kesal : Ibu Tau Resikonya
Atas tindak lanjut OTT tersebut, Juliari Batubara ikut diburu lantaran diduga menerima uang suap sekitar Rp 17 miliar.
Menteri Sosial Juliari P Batubara (JPB) mendulang 'cuan' alias untung dari dua periode atau paket sembako program bantuan sosial (bansos) penanganan Covid-19.
Wakil Bendahara Umum PDIP periode 2019-2024 itu diduga menerima uang suap dengan total Rp17 miliar dari pihak swasta yang mendapatkan tender sembako di Kementerian Sosial RI tersebut.
"Khusus untuk JPB pemberian uangnya melalui MJS (Matheus Joko Santoso selaku PPK di Kemensos) dan SN (Shelvy N, Sekretaris di Kemensos) selaku orang kepercayaan JPB)," kata Ketua KPK Firli Bahuri dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Minggu (6/12/2020) dini hari.

Diduga uang suap itu berasal dari pihak swasta, Ardian I M (AIM) dan Harry Sidabuke (HS).
Dugaan suap itu diawali adanya pengadaan Bansos penanganan Covid-19 berupa paket sembako di Kementerian Sosial RI tahun 2020 dengan nilai sekitar Rp5,9 triliun dengan total 272 kontrak dan dilaksanakan dengan 2 periode.
"JPB selaku Menteri Sosial menunjuk MJS dan AW (Adi Wahyono) sebagai PPK dalam pelaksanaan proyek tersebut dengan cara penunjukkan langsung para rekanan," ungkap Firli.
Baca juga: Kronologi Juliari P Batubara Ditetapkan Sebagai Tersangka KPK, Diduga Terima Suap Bansos Covid-19
Baca juga: OTT KPK: Mensos Juliari Suap Dana Bansos Covid-19 Rp 14,5 M, Uang Disimpan di 7 Koper dan 3 Ransel
Kasus korupsi yang menjerat Mensos itu seketika ramai diperbincangkan.
Pun dengan Imam Darto yang turut mengurai tanggapannya atas kasus korupsi Rp 17 miliar tersebut.
Pendapat itu disampaikan Imam Darto dalam laman Twitternya, Minggu (6/12/2020).
Dalam cuitannya, Imam Darto mengurai pandangan lain terkait dengan godaan korupsi.
"Bukannya mendukung korupsi ya. Tapi di depan mata disodorin 17M siapa yang gak gentar an***
Point is, semua orang punya setannya masing-masing. Tinggal waktu bikin dosanya ajah.
Huhuhu," tulis Imam Darto pada pukul 11.44 WIB.
Cuitan yang disampaikan Imam Darto di siang hari itu mendadak jadi perbincangan.
Publik menilai, Imam Darto sedang blunder lantaran dianggap mendukung aksi koruptor.
Sadar cuitannya trending dan diperbincangkan banyak orang, Imam Darto pun kembali mengurai tanggapan.
Pada pukul 16.52 WIB di tanggal yang sama, Imam Darto kembali membuat cuitan.
Kali ini, Imam Darto membuat analogi guna menguatkan pendapatnya terkait aksi koruptor.
Imam Darto sampai menyinggung soal pesona Aktris ternama, Gal Gadot.
"Wah twitku ramai. Gini, bukan rationalisasi. Ganti analogi deh
Contoh berita : Seorang publik figur dengan sosok keluarga rukun dicintai jutaan orang, tiba-tiba ketahuan tidur sama Gal Gadot
Komen gue ; Disodorin Gal Gadot telanjang di depan mata siapa yang gak gentar an***," tulis Imam Darto.
Cuitan kedua yang disampaikan Imam Darto itu sontak kembali ramai disoroti.
Alih-alih reda, hujatan untuk Imam Darto justru semakin deras.
Kegaduhan pun terlihat kala nama Imam Darto anteng berada di trending Twitter hingga malam hari.
Sampai akhirnya, Imam Darto pun menghapus semua cuitannya.
Imam Darto lantas meminta maaf kepada khalayak.
"Demi meredam kegaduhan yang saya sebabkan, saya minta maaf ya untuk opini saya yang multi-tafsir.
Twit bersangkutan saya hapus tanda saya menarik kata-kata saya.
Sekali lagi, saya minta maaf. Terima kasih," tulis Imam Darto pada pukul 21.25 WIB.
Pasca permintaan maaf Imam Darto ditulis, nama sang presenter masih berada di trending Twitter.

Mensos Juliari Batubara Korupsi
Diwartakan sebelumnya dari Tribunnews.com, Menteri Sosial ( Mensos) Juliari P Batubara (JPB) tersangka dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK.
Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) mengamankan uang dengan total Rp14,5 miliar dari hasil operasi tangkap tangan (OTT) dengan tersangka Menteri Sosial ( Mensos) Juliari P Batubara (JPB).
Dari OTT KPK di Jakarta dan Bandung pada Sabtu (5/12/2020) itu, KPK mendapati uang Rp14,5 miliar ini berupa pecahan mata uang rupiah, dolar AS, dan dolar Singapura.
Uang Rp14,5 miliar itu disimpan dalam tujuh koper, tiga tas ransel dan amplop kecil.

Hal itu diungkapkan Ketua KPK Firli Bahuri dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Minggu (6/12/2020) dini hari.
Baca juga: Mensos Juliari Ditahan KPK dan Akan Jalani Isolasi Mandiri selama 14 Hari
Baca juga: Catat! Begini Cara Mendapat Bansos Rp 500 Ribu dari Kemensos, Perhatikan Syaratnya
Selain uang, dalam OTT itu Tim Satgas KPK mengamankan enam orang yakni, Matheus Joko Santoso (MJS) selaku PPK di Kemensos; Wan Guntar (WG) selaku swasta asal Tiga Pilar Agro Utama; Ardian I M (AIM) selaku swasta; Harry Sidabuke (HS) selaku swasta; Shelvy N (SN) selaku Sekretaris di Kemensos; dan Sanjaya (SJY) selaku swasta.
"Dari hasil tangkap tangan ini ditemukan uang dengan pecahan mata uang rupiah dan mata uang asing, masing-masing sejumlah sekitar Rp11, 9 miliar, sekitar USD171,085 (setara Rp2,420 miliar) dan sekitar SGD23.000 (setara Rp243 juta)," kata Firli.
Menurut Firli uang dugaan suap itu diamankan dari sejumlah pihak dibeberapa lokasi di Jakarta.
Namun, Firli enggan mengungkap secara detail lokasi uang itu ditemukan dan akhirnya diamankan.

Menurut Firli, uang itu disimpan dalam tujuh koper, tiga tas ransel dan amplop kecil.
"Yang jumlahnya sekitar Rp14,5 miliar," ujar Firli.
Praktik suap itu diendus KPK berdasrkan informasi dari masyarakat akan adanya dugaan terjadinya penerimaan sejumlah uang oleh penyelenggara negara yang diberikan oleh Ardian I M dan Harry Sidabuke (HS) kepada Matheus Joko Santoso (MJS) dan AW selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Kemensos, serta Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara (JPB).
"Khusus untuk JPB pemberian uangnya melalui MJS dan SN selaku orang kepercayaan JPB) " ungkap Firli.
Adapun penyerahan uang, kata Firli, akan dilakukan pada hari Sabtu tanggal 5 Desember 2020, sekitar jam 02.00 Wib di salah satu tempat di Jakarta.
Sebelumnya, ujar Firli, uang telah disiapkan Ardian I M dan Harry Sidabuke didalam tujuh koper, tiga tas ransel dan amplop kecil, disalah satu apartemen di Jakarta dan di Bandung.
"Selanjutnya Tim KPK langsung mengamankan MJS, SN dan pihak-pihak lain dibeberapa tempat di Jakarta untuk selanjutnya pihak-pihak yang diamankan beserta uang dengan jumlah sekitar Rp14,5 miliar dibawa ke KPK untuk pemeriksaan lebih lanjut," terang Firli.
(TribunnewsBogor.com/Khairunnisa, Tribunnews.com)