Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Matahari Buatan China Berhasil Menyala, 10 Kali Lebih Panas dari Matahari Asli, Ini Fungsinya

panas yang dihasilkan oleh reaktor atau matahari buatan tersebut sekitar 10 kali lebih panas dari inti matahari aslinya

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
(Xinhua/Southwestern Institute of Physics CNNC)
matahari buatan generasi baru milik China, di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, HL-2M Tokamak mulai dioperasikan pada Jumat (4/12/2020) 

Pembangunan reaktor eksperimental tersebut membutuhkan waktu setidaknya 10 tahun.

Reaktor ini akan menggunakan medan magnet yang sangat kuat untuk menampung gas atau plasma panas.

Tantangan serius pengembangan 'matahari buatan'

Dibangunnya CFETR bertujuan untuk memecahkan masalah teknik yang terlibat dalam pembangunan pembangkit listrik komersial.

Di antaranya digunakan seperti untuk menjaga gas panas tetap menyala selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, serta struktur bangunan yang cukup tahan lama untuk menampungnya.

Foto dokumen yang diabadikan pada 19 Juli ini memperlihatkan para staf Southwestern Institute of Physics di China National Nuclear Corporation (CNNC) sedang bekerja di lokasi instalasi HL-2M Tokamak, matahari buatan generasi baru milik China, di Chengdu, Provinsi Sichuan, China. HL-2M Tokamak mulai dioperasikan pada Jumat (4/12/2020) dan berhasil melakukan pelepasan plasma pertamanya, menurut CNNC.(Xinhua/Southwestern Institute of Physics CNNC)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Foto dokumen yang diabadikan pada 19 Juli ini memperlihatkan para staf Southwestern Institute of Physics di China National Nuclear Corporation (CNNC) sedang bekerja di lokasi instalasi HL-2M Tokamak, matahari buatan generasi baru milik China, di Chengdu, Provinsi Sichuan, China. HL-2M Tokamak mulai dioperasikan pada Jumat (4/12/2020) dan berhasil melakukan pelepasan plasma pertamanya, menurut CNNC.(Xinhua/Southwestern Institute of Physics CNNC)

Kendati demikian, proyek ambisius Negeri Panda tersebut menghadapi dua ketidakpastian.

Pertama, para ilmuwan tidak mengetahui berapa lama bisa menjaga reaktor itu tetap menyala.

Reaktor komersial perlu dijalankan bertahun-tahun bahkan hingga puluhan tahun.

Oleh karena itu, para peneliti mencoba menemukan solusi itu di Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) di Hefei.

Ketidakpastian lainnya terkait panas dari 'matahari buatan' tersebut. Pabrik fusi komersial harus beroperasi minimal 10 kali dari suhu inti matahari.

Reaktor HL-2M mampu mencapai panas hingga 200 derajat Celcius dan merupakan satu-satunya fasilitas di China yang mampu mensimulasikan panas tersebut.    

Bersama dengan EAST, maka fasilitas baru ini dinilai dapat membantu para ilmuwan fusi China untuk mencoba memecahkan sejumlah tantangan besar untuk CFETR yang diharapkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2035.

Ilmuwan utama proyek reaktor fusi nuklir HL-2M, Zhong Luwu dari Southwestern Institute of Physics mengatakan pada China National Radio, bahwa perangkat tersebut menggunakan beberapa teknologi paling canggih yang ditemukan di China.

Zhong mengatakan bahwa HL-2M dapat menahan pemboman berulang oleh partikel limbah yang dapat dihasilkan oleh gas panas, yang membawa energi dalam jumlah besar.

Akan tetapi, profesor fisika nuklir, Wang Yugang, dari Peking University mengatakan beberapa partikel radioaktif yang dihasilkan oleh reaksi fusi nuklir tidak dapat dibendung oleh medan magnet HL-2M.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved