Blusukan Mensos Risma di Jakarta Tuai Kritik, Rocky Gerung Sebut Hati-hati : Itu Konsekuensi

Aksi blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini menuai perhatian. Beragam komentar muncul hingga Rocky Gerung ikut menanggapinya.

Penulis: Mohamad Afkar S | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Tribunnews.com/Taufik Ismail
Hari pertama berdinas sebagai Menteri Sosial, Tri Rismahirini alias Risma menemui seorang pemulung di kawasan aliran Sungai Ciliwung, belakang kantor Kementerian Sosial 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Aksi blusukan Menteri Sosial, Tri Rismaharini ( Risma ) dalam beberapa hari terakhir menuai perhatian.

Risma pun sempat ramai diperbincangkan di media sosial Twitter baru-baru ini.

Sejumlah tokoh bahkan turut buka suara terkait aksi blusukan Risma itu.

Termasuk pengamat politik Rocky Gerung.

Sebelumnya, Risma diketahui mendatangi kolong jembatan yang ditinggali oleh pemulung di belakang kantornya, di Jakarta Pusat.

Risma pun sempat berdialog dengan pemulung tersebut dan menawarinya tempat tinggal.

Mantan Wali Kota Surabaya tersebut juga sempat menyambangi kawasan Jalan Sudirman-Thamrin pada Senin (4/1/2021) lalu.

Saat itu Risma menemukan warga Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Baca juga: Kembali Blusukan, Mensos Risma Ajak Warga Kolong Tol Pluit Usaha Pecel Lele

Baca juga: Blusukan Jakarta, Pimpinan Komisi A DPRD DKI Sebut Mensos Risma Jangan Lebay

Aksi Risma tersebut kemudian menjadi sorotan publik hingga menuai beragam komentar.

Menurut Rocky Gerung, munculnya kritik atas aksi yang dilakukan oleh Risma adalah konsekuensi.

Rocky Gerung berpendapat bahwa wajar jika aksi Risma tersebut justru menuati kritik pedas.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy serahkan jabatan Menteri Sosial ke Tri Rismaharini, Rabu (24/12/2020).(Tangkapan gambar channel YouTube Kemensos RI)
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy serahkan jabatan Menteri Sosial ke Tri Rismaharini, Rabu (24/12/2020).(Tangkapan gambar channel YouTube Kemensos RI) (channel YouTube Kemensos RI)

"Orang menganggap Risma sekarang punya pasukan pencitraan, jadi itu konsekuensi dugaan orang." ungkap Rocky Gerung seperti dilansir TribunnewsBogor.com dari YouTube Rocky Gerung Official.

"Gak ada pengemis di Jalan Thamrin, semua orang Jakarta ngerti itu,

pengemis itu pasti adanya di malam hari di perapatan strategis,

Dinas Sosial tahu persis itu karena itu daerah karpet merah buat diplomatic society," tambahnya.

Terlepas dari itu, Rocky Gerung meminta Mensos Risma agar berhati-hati.

Baca juga: Alasan Menteri Sosial Risma Minta Voorijder Kawal dari Belakang : Kalau Lihat Sesuatu Saya Berhenti

Baca juga: Risma Ungkap Perbedaan Bansos Tahun Ini dengan 2021, Bantuan Tidak dalam Bentuk Sembako

Rocky Gerung pun nampak memberikan pesan tajam untuk Risma.

"Keadilan sosial itu harus dipahami dulu baru bikin kebijakan,"

"Jadi hati-hati bu Risma, harusnya tinggal di kantor,

pastikan gak ada pengemis bansos yang berpura-pura untuk jadi volunteer kemudian korupsi lagi uang bansos,

jadi bersihkan gorong-gorong di kantor," ungkap Rocky Gerung.

Tanggapan PDI-P

Seperti diwartakan Kompas.com sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengatakan kegiatan blusukan Risma bisa jadi motivasi bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan daerah lainnya dalam menangani masalah sosial di masyarakat.

Menurut Djarot, apa yang dikerjakan Risma, merupakan bagian dari tugas untuk membantu masyarakat penyandang masalah sosial.

"Tentu apa yang dikerjakan oleh Ibu Risma bisa menjadi sarana untuk memotivasi Pemprov DKI dan daerah lain di seluruh Indonesia untuk bersama-sama mengatasi persolan masyarakat penyandang masalah sosial," ujar Djarot saat dihubungi, Rabu (6/1/2021).

Menurutnya pro dan kontra terhadap aksi blusukan Risma bukan menjadi soal.

Djarot mengatakan, tradisi untuk menyatu dengan rakyat merupakan bagian dari kultur kepemimpinan PDI-P sesuai arahan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Pro, kontra, maupun syak wasangka silakan saja. Tetapi kultur kepemimpinan untuk blusukan sudah menjadi role model di PDI Perjuangan bagi kader partai yang ditugaskan di eksekutif, legislatif, dan struktur partai," katanya.

Baca juga: Diantar Menko PMK Muhadjir Effendy ke Kemensos, Risma : Saya Juga Pakai Innova Saja

Baca juga: Mensos Risma Temukan Pengemis di Sudirman-Thamrin, Anies Langsung Minta Dinsos Cek Identitasnya

Karena itu, dia pun membantah aksi blusukan Risma berkaitan dengan persiapan menuju Pilkada DKI Jakarta mendatang.

"Tidak ada kaitannya dengan Pilkada DKI yang akan dilaksanakan di tahun 2022. Tetapi lebih terkait dengan kultur kepemimpinan yang selalu disampaikan oleh Ibu Mega untuk selalu dekat dengan rakyat," tegas Djarot.

Sementara itu pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio berpendapat, Risma bisa jadi mengincar kursi gubernur DKI Jakarta dengan sering melakukan blusukan di wilayah Ibu Kota.

"Arahnya ke Pilgub (DKI)," kata Hendri Satrio saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/1/2021).

Hendri menilai wajar apabila sejumlah pihak mengaitkan langkah Risma itu dengan politik pencitraan dan mencari panggung.

Risma menemui warga penghuni kolong tol Gedong Panjang, Pluit, Jakarta Utara (30/12/2020).
Risma menemui warga penghuni kolong tol Gedong Panjang, Pluit, Jakarta Utara (30/12/2020). (Kementerian Sosial)

Oleh karena itu, menurut dia, Risma harus menjawab berbagai tuduhan tersebut dengan melakukan blusukan ke daerah lainnya.

"Untuk menetralisasi isu, sebaiknya Risma blusukan saat bansos sudah dikirimkan. Enggak harus di Jakarta juga. Silakan ke Jawa Timur, cari tuh daerah yang masih merah, atau di Jawa Barat. Blusukan ke sana untuk hindari polemik dan fitnah," kata Hendri.

Namun, ia juga menilai, Risma tidak perlu terlalu sering melakukan blusukan.

Menurut dia, mantan Wali Kota Surabaya itu harusnya fokus pada tugas pokok sebagai Mensos.

Misalnya dengan membereskan sistem bantuan sosial untuk penanggulangan Covid-19 yang dikorupsi oleh Mensos sebelumnya, Juliari Batubara.

"Sebagai Mensos tugasnya dia berat. Dia harus kembalikan citra tiga lembaga. Presiden, Kemensos, dan PDI-P yang kemarin kadernya korupsi," kata Hendri.

"Blusukan boleh enggak? Boleh saja, silakan saja, apalagi kantor Bu Risma kan adanya di Jakarta. Tapi jangan jadi fokus utama untuk mengerjakan itu," tambah pendiri lembaga survei Kedai Kopi ini.

(TribunnewsBogor.com/Kompas.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved