Sriwijaya Air Jatuh
Keluarga Kenang Permintaan Terakhir Pramugari Sriwijaya Air pada Orangtua : Ma, Mia Mau Berangkat
Dilansir TribunnewsBogor.com, permintaan Mia tersebut disampaikan tepat dua minggu sebelum insiden Sriwijaya Air SJ 182 terjadi.
Penulis: khairunnisa | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Cerita pilu dikenang salah satu keluarga pramugari Sriwijaya Air SJ 182 yakni Mia Trestiyani Wadu.
Mia adalah salah satu pramugari yang turut menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).
Kepergian Mia tentu menjadi duka tersendiri bagi keluarganya.
Mengenang hal tersebut, keluarga Mia pun bercerita perihal sosok sang pramugari di matanya.
Rupanya, sebelum terbang dengan Sriwijaya Air SJ 182 itu, Mia sempat mengurai permintaan terakhirnya kepada orang tuanya.
Hal tersebut dikemukakan oleh paman korban bernama Johny Lay.
Dilansir TribunnewsBogor.com, permintaan Mia tersebut disampaikan tepat dua minggu sebelum insiden Sriwijaya Air SJ 182 terjadi.
Johny menuturkan, sekitar dua minggu yang lalu perempuan berusia 23 tahun itu meminta kepada orang tuanya agar rumahnya dipersiapkan dan dibersihkan.
Baca juga: Mereka yang Selamat Meski Namanya Masuk di Manives dan Mereka yang Jadi Korban karena Pindah Pesawat
Baca juga: Ungkap Kekhawatiran Istri Saat Naik Sriwijaya Air SJ 182, Suami Tahan Tangis : Sholawat Aja
Baca juga: Update, Basarnas Evakuasi 74 Kantong Jenazah dan 40 Kantong Puing Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Sebab, Mia berencana liburan bersama teman-temannya dan akan berkunjung ke rumah orang tuanya pada pertengahan bulan Januari 2021.
Liburan tersebut, kata Jhony, adalah untuk menggantikan libur Natal dan Tahun Baru, yang kala itu, Mia tidak bisa pulang lantaran harus bertugas.
“Dua minggu sebelumnya karena tidak bisa Natalan, Mia telepon orang tua, minta tolong bersihkan rumah dan persiapkan rumah karena libur mau ke rumah,” kata Johny Lay pada Minggu (10/1/2021), seperti dikutip dari Tribun Bali.
Menindaklanjuti permintaan sang pramugari, kata Johny, orang tua Mia lantas membersihkan rumahnya. Termasuk merapikan kamar mandi dan kamar tidur Mia.
“Orang tuanya bahkan sudah merehab dan membersihkan kamar mandi dan kamar tidur (Mia),” ucap Johny.
Jhony menambahkan, orang tua Mia sempat kontak dengan anaknya sebelum peristiwa nahas itu terjadi.
Komunikasi itu terjadi sesaat sebelum jadwal keberangkatan Mia.
Baca juga: 12 Tahun Jadi Penyelam, Ajie Pernah Evakuasi Rp 30 Miliar dari Laut Hingga Ikat Jenazah di Badan

Saat itu, Mia memberitahukan orang tuanya bahwa ia akan berangkat ke Pontianak.
Namun, hanya kabar keberangkatan yang diterima orang tua. Setelah itu, tiada kabar tiba dari Mia.
“Sesaat sebelum berangkat masih menghubungi orang tua, bilang mau tugas, biasanya bilang mau berangkat," ucap Johny.
"Mia dengan orang tua, setiap akan penerbangan mau berangkat pasti menghubungi orang tua, begitu pula setelah tiba."
Sementara itu, kakak korban, Ardi Samuel Cornelis Wadu (25), mengatakan sebelum berangkat Mia biasanya selalu menelepon orang tuanya, khususnya sang ibu.
Namun, berbeda dengan kali ini. Ardi menuturkan, Mia hanya mengirim pesan lewat WhatsApp.
“Ma, Mia mau berangkat,” demikian isi chat Mia seperti dituturkan Samuel.
“Tumben kemarin cuma chat, biasanya dia sebelum flight pas di bandara pasti nelpon mama," kata Samuel.
Baca juga: Postingan Terakhir Putri Seminggu Sebelum Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh, Sedang Berjuang Punya Momongan
Baca juga: Jasad Okky Bisma Korban Sriwijaya Air SJ 182 Teridentifikasi, Aldha Curhat : Tunggu Istrimu di Surga
Mia Tukar Jadwal Penerbangan
Fakta baru ikut tersaji perihal Mia Trestiyani Wadu, pramugari Sriwijaya Air SJY -182 yang turut dalam musibah jatuhnya pesawat rute Jakarta - Pontianak.
Mia ternyata kala itu sedang tukar jadwal dengan temannya.
Sejatinya, pramugari yang merupakan warga Denpasar itu bertugas dalam penerbangan malam.
Hal itu diungkapkan kakak dari pramugari Mia Zet Wadu, Ardi Samuel Cornelis Wadu (25) saat menceritakan adiknya yang turut dalam penerbangan pesawat tersebut.
Baca juga: Mereka yang Selamat Meski Namanya Masuk di Manives dan Mereka yang Jadi Korban karena Pindah Pesawat

"Temennya bilang bahwa kemarin itu dia jadwalnya di-switch (tukar), teman kosnya bilang dia tidak seharusnya di penerbangan itu. Karena tiba-tiba jadwalnya ditukar, jadi dia ikut. Temennya juga ngirimin screenshot chat-nya bahwa benar dia itu di-switch, seharusnya penerbangan malam," ungkap Samuel
Seluruh keluarga, kerabat dan teman-teman Mia pun cemas mencari informasi tentang Mia.
Tangis tak terbendung pecah tatkala pihak Sriwijaya Air menelepon bahwa Mia turut dalam rombongan itu.
"Kemarin Sriwijaya menelepon, konfirmasi bahwa pesawat yang dikabarkan los kontak benar pesawat yang dinaiki oleh adik saya Mia. Untuk informasi lebih lanjutnya katanya belum ada karena dari pihak Basarnas masih mencari," ujarnya.
"Saya dapat informasi adik saya di flight itu sekitar jam 18.30. Sedangkan orang tua saya belum tahu, saya awalnya tidak berani memberitahu," jelas Samuel.
"Sekitar jam 7 malam itu semua sudah tahu, karena semua diberikan namanya jadi langsung nangis lemas. Gak nyangka aja, soalnya tumben kemarin. Biasanya dia sebelum flight pas di bandara pasti nelpon mama," sambung dia.
Samuel mengaku sempat chatting dengan Mia via whatsApp.
Baca juga: 12 Tahun Jadi Penyelam, Ajie Pernah Evakuasi Rp 30 Miliar dari Laut Hingga Ikat Jenazah di Badan
Mereka pun sempat bercanda soal nama anjing yang baru saja dipeliharanya.
"Ma, mia mau berangkat, cuma kemarin, dia tidak nelpon. Cuman sempat WA saya, ngobrol sebentar, habis itu tidak kontak lagi."
"Kami sempat chat WA sebelum dia terbang, bercanda soal nama anjing. Kami baru mendapatkan anjing, kami memperdebatkan namanya sambil bercanda," ungkap Samuel.

Sampel DNA Orangtua Mia Dikirim ke Lab DNA
Kedua orangtua Pramugari Sriwijaya Air Mia Tresetyani Wadu (23) diambil sampel DNA oleh Tim DVI Polda Bali di kediaman Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga, Panjer, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali, pada Selasa (12/1/2021) pagi ini.
Kasubbiddokpol Bidang Dokkes Polda Bali, AKBP dr. I Nyoman Gustama menjelaskan, nantinya sampel DNA orangtua Mia Zet Wadu, yakni Zet Wadu dan Ni Luh Sudarni bakal dikirim ke Laboratorium DNA Pusdokkes Polri di Jakarta.
"Hari ini kita mengambil sampel DNA kedua orangtua salah seorang pramugari Sriwijaya yang mengalami kecelakaan, Mia," kata dr. Nyoman Gustama kepada Tribun Bali usai mengambil sampel DNA.
"Akan kita kirim ke Lab DNA Pusdokkes Polri di Jakarta untuk lebih lanjut diperiksa dan diuji di sana," imbuh dia.
dr. Nyoman menuturkan, bahwa metode yang digunakan dalam pengambilan sampel DNA adalah buccal swab (usap bukal) dan sampel darah kering.
Baca juga: 12 Tahun Jadi Penyelam, Ajie Pernah Evakuasi Rp 30 Miliar dari Laut Hingga Ikat Jenazah di Badan
FOLLOW US :
"Metodenya buccal swab, beda ya dengan swab Covid-19 dan sampel darah kering," ujar dia.
Pengambilan sampel DNA orangtua salah satu pramugari Sriwijaya Air ini guna proses identifikasi untuk mencocokkan DNA korban dengan orangtua untuk memastikan sosok Mia.
"Untuk menentukan identifikasi seandainya ada tubuh misalnya untuk dicocokkan apa betul ini adalah merupakan Mia, dibandingkan dari sampel DNA dari kedua orangtua," paparnya.
Biddokkes Polda Bali berkoordinasi dengan Tim DVI Polri untuk memberikan pelayanan bagi proses identifikasi.
Personel Dokkes Polda Bali melakukan "jemput bola" ke kediaman orangtua korban untuk memberikan rasa nyaman sebab di tengah masa pandemi Covid-19.
"Kami ditugaskan DVI berdasarkan hasil koordinasi dengan Lab DNA Pusdokkes dan tkm antemortem diharapkan di daerah membantu mengambil sampel DNA asal korban kecelakaan pesawat tersebut, kami jemput bola melakukan pelayanan terhadap keluarga korban dan disepakati pihak keluarga lebih nyaman," pungkas dr. Nyoman.