Media Asing Pertanyakan Kebijakan Vaksin Covid di Indonesia, Kok Utamakan yang Muda Daripada Lansia?

Sementara itu Mulholland, profesor vaksinologi turut menjelaskan resiko terbesar terkena Covid-19 adalah orang tua.

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
kolase BBC/Harvard edu
Media asing pertanyakan kebijakan Vaksin Covid-19 di Indonesia yang mengutamakan yang muda dibandingkan lansia 

Sekitar 1.620 sukarelawan bergabung dalam uji coba yang dimulai pada Agustus, ketika pemerintah mendapatkan 125 juta dosis vaksin dan opsi untuk mendapatkan tambahan 100 juta dosis, 18 juta di antaranya telah dikirimkan.

Pada bulan Desember, negara itu menyebarkan taruhannya dengan menempatkan pesanan tegas untuk ratusan juta dosis lebih dari pembuat vaksin AstraZeneca, Novavax dan Pfizer.

Tapi CoronaVac adalah satu-satunya vaksin yang mendapat persetujuan regulator, dan satu-satunya yang sudah dikirim dalam jumlah besar ke Indonesia.

“Saya pikir Sinovac adalah vaksin yang baik untuk negara ini karena Pfizer harus dibekukan pada suhu -70C dan kami tidak memiliki logistik 'rantai beku' di seluruh Indonesia.

"Tapi dengan vaksin Sinovac, Anda bisa menyimpannya di cold-chain, yang dimiliki di Indonesia," kata Dr Panji Hadisoemarto, ahli epidemiologi di Universitas Padjadjaran.

“Manfaat lain dari menggunakan Sinovac adalah vaksin 'tidak aktif',” kata Panji, menggunakan istilah tersebut untuk mendeskripsikan vaksin dengan partikel virus yang mati, bukan hidup.

Tetapi Dr Dicky Budiman, seorang ahli epidemiologi yang membantu memimpin tim yang merumuskan tanggapan strategis Indonesia terhadap SARS, HIV, Avian Influenza, Flu Babi, tuberkulosis dan malaria, mengatakan vaksin Sinovac adalah vaksin terakhir yang akan dia pilih.

“Saya akan memilih AstraZeneca yang pertama karena bisa juga disimpan di lemari es seperti milik Sinovac dan mereka memiliki rekam jejak yang bagus, sedangkan pembuat vaksin China tidak,” katanya.

Pilihan kedua Budiman yang setara, vaksin Pfizer dan Moderna, lebih sulit untuk diangkut, tetapi mengandung teknologi messenger RNA yang membuat vaksin fleksibel dan mampu menangani mutasi baru dari virus.

“Bahkan mutasi kecil akan berdampak signifikan pada efektivitas strategi vaksin dan 40.000 mutasi COVID-19 telah ditemukan,” katanya.

“Tapi vaksin Sinovac tidak memiliki fleksibilitas vakum, jadi ini akan menjadi yang terakhir yang saya pilih.

“Kami memiliki pepatah di Indonesia 'Tidak ada rotan, akar pun jadi'. Artinya 'puas dengan apa yang Anda miliki bahkan jika itu tidak baik'. Itulah yang terjadi dengan rapid antibody test di Indonesia,” katanya. (Serambinews.com/Syamsul Azman)

Sumber : Al Jazeera 

Artikel ini sudah tayang di Serambi Indonesia dengan judul: Media Asing Sorot Kebijakan Vaksin di Indonesia, Utamakan Muda daripada Lansia, Berbeda dengan Lain

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved