Pakar IPB Sebut Banjir Bandang di Gunung Mas Puncak Bogor Berpotensi Terulang

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University sekaligus pakar Tata Ruang

Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Damanhuri
dok IPB University
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University sekaligus pakar Tata Ruang, Dr Ernan Rustiadi 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, DRAMAGA - Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University sekaligus pakar Tata Ruang, Dr Ernan Rustiadi mengatakan bahwa banjir bandang pada 19 Januari 2021 di Puncak Bogor berpotensi terulang.

Hal ini dijelaskan oleh Dr Ernan dalam Konferensi Pers Kajian Tim IPB University Terkait Banjir Bandang di Kawasan Puncak, di Kampus Dramaga, Kabupaten Bogor, Selasa (26/1/2021).

Menurutnya, kejadian serupa pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. 

"Menurut penuturan warga, pada waktu itu terjadi empat kali banjir, dalam sehari, di lokasi kejadian yang berada di area PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII. Yang paling terdampak adalah Kampung Blok C dan Rawa Dulang," kata Dr Ernan.

Melihat kondisi ini, Tim IPB University pada 21-23 Januari 2021 melakukan kunjungan khusus untuk menelaah terkait banjir ini.

Secara geomorfologis, Kampung Blok C dan Rawa Dulang berada di bawah area cekungan (Sub-Daerah Aliran Sungai/DAS) yang dominan berlereng curam. 

Tanahnya juga berbahan induk vulkanik (piroklastik dan lava) dimana material asal piroklastik yang sifatnya 'lepas' bersifat mudah bergerak atau longsor sehingga longsoran dapat membendung sungai yang mana ketila jebol menimbulkan banjir bandang.

Dr Baba Barus, Kepala Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB University sekaligus pakar mitigasi bencanan menambahkan bahwa daerah tersebut banyak yang tidak stabil.

"Secara alami, ada wilayah yang rawan longsor dan menjadi potensi longsor selanjutnya. Peluang munculnya longsor kemungkinan terjadi jika tidak ada upaya untuk mencegahnya,” ujar Dr Baba Barus.

Dalam kesempatan ini para pakar ini menyampaikan rekomendasi jangka pendek berupa mencegah atau membatasi aktivitas permukiman dan wisata di area terdampak khususnya hingga berakhirnya masa puncak musim hujan.

Untuk rekomendasi jangka menengah dan panjang, perlu dibangun sistem pemantauan rutin terpadu dan teknologi informasi-komunikasi di kawasan rawan longsor, disediakannya area-area tangkapan air dan sistem sempadan sungai yang memadai untuk mengantisipasi dan menampung potensi banjir-banjir bandang alami. 

Perlu pula menata ulang kembali area permukiman dan wisata di sekitar Area Kampung Blok C, Rawa Dulang dan sekitarnya berbasis pertimbangan geomorfologis dan daya dukung lahan.

Mengembangkan sistem proteksi atau penghalang buatan dan biologi seperti rumpun bambu dan lain-lain juga kalendar aktivitas wisata dan warga yang mempertimbangkan musim serta perlu tata kelola pengendalian tata ruang dan pertanahan berbasis teknologi informasi dan kelembagaan koordinasi lintas para pihak.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved