Belum Tuntas Soal Sampah Plastik, Warga Kotori Kali Ciliwung dengan Masker Bekas Pakai
Belum juga tuntas masalah sampah plastik, sampah tekstil, dan sampah rumah tangga, dimasa pandemi Covid-19 ini muncul ancaman bahaya sampah masker
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TANAH SAREAL - Permasalahan sampah di aliran Sungai Ciliwung masih terus menghantui.
Belum juga tuntas masalah sampah plastik, sampah tekstil, dan sampah rumah tangga, dimasa pandemi Covid-19 ini muncul ancaman bahaya sampah masker sekali pakai.
Masker yang berfungsi untuk mencegah manusia terpapar virus Covid-19 jika tidak dibuang pada tempatnya malah menimbulkan masalah baru bagi lingkungan.
Satgas naturalisasi Sungai Ciliwung yang juga aktivis lingkungan Suparno Jumar mengatakan sampah masker sekali pakai di aliran Sungai Ciliwung bukanlah yang pertama.
Namun sampah masker sekali pakai itu sudaj ada sejak awal pandemi Covid-19 pada Maret lalu.
"Awal kami menemukan itu tanggal 21 Maret, di arus bawah sana di aliran Ciliwung," katanya saat ditemui TribunnewsBogor.com, Rabu (3/2/2021) ditengah aktivitasnya sebagai Satgas Ciliwung.
Sudah bertahun-tahun Suparno menjadi relawan Ciliwung yang kemudian bergabung dengan Satgas Ciliwung.
Dengan beralaskan sepatu boots atau kadangkala menggunakan sandal tracking Ia menyusuri pinggiran Sungai Ciliwung untuk membersihkan sampah dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Kini titik tumpukan sampah di aliran Sungai Ciliwung pun sudah mulai berkurang.
Berbagai sampah sudah pernah ditemukan oleh Suparno mulai dari sampah plastik, sayrofoam, sampah rumah tangga hingga sampah tekstil.
Kali ini kata Suparno, Sungai Ciliwung menghadapi masalah baru di masa pandemi Covid-19.
Masker sekali pakai yang digunakan oleh manusia yang kemudian dibuang sembarangan menjadi bahaya tersendiri bagi kerusakan lingkungan di Sungai Ciliwung.
Di awal tahun 2021 ini Ia sudah menemukan banyak sekali sampah masker sekali pakai.
Bahkan sepekan terakhir hingga hari ini sudah puluhan masker sekali pakai ditemukan.
"Sejak menemukan pada tanggal 21 Maret itu kami terus jalan dan ternyata semakin banyak, semakin hari itu semakin banyak masker ini, sampai hari ini sering kami temukan," ujarnya.