Tuding Jokowi Sengaja Pancing Kerumunan di Maumere, Rocky Gerung : Dramatis tapi Akibatnya Tragis
Rocky Gerung berpendapat seharusnya Jokowi cukup berada dalam mobil sehingga masyarakat tak berkerumun.
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
Rocky Gerung menuding Jokowi memang sengaja memancing kerumunan dengan cara membagikan hadiah.
"Kalau saya lihat tadi videonya Presiden memancing kerumunan dengan melempar benda dari dari dalam mobil,
kan itu artinya minta rakyat berkumpul, 'nih gua punya hadiah',
kalau presidennya menganggap pandemi jangan sampai drama ini jadi tragis maka dia diem aja di mobil sambil lambaikan tangan sampai ada kesempatan Paspampres meluruskan arah mobi, supaya kerumunan gak mendekat,
tapi justru Presiden memancing atau meminta berkerumunan dengan melempar hadiah, mana ada orang dilemparin hadian menjauh kan pasti mendekat kan," kata Rocky Gerung.

Maka itu kerumunan Jokowi menjadi dramatis, namun lanjut Rocky Gerung, dampaknya menjadi tragis.
"Itu soalnya sebuah drama yang dibuat dramatis tapi akibatnya tragis,
karena kemudian dihujat atau dipersoalkan secara hukum oleh netizen," kata Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung publik membandingkannya dengan kerumunan Rizieq Shihab.
"Karena orang bandingkan langsung dengan Habib Rizieq yang dituduh melakukan kerumuman yang kemudian dihukum,
Presiden bisa sajaa sebenarnya bisa aja bilang ok saya berbuat kesalahan oleh karena saya akan membayar denda Rp 50 juta, sebenarnya itu lebih beradab," kata Rocky Gerung.
Meski begitu diberitakan sebelumnya, dr Tirta justru berpendapat Jokowi tidak memanggil atau mengundang masyarakay sehingga terjadi kerumunan.
"Presiden Jokowi sejatinya adalah simbol negara yang kemanapun beliau pergi akan menarik massa," kata dr Tirta dikutip TribunnewsBogor.com dari akun Instagramnya.
Dokter Tirta mengatakan sebenarnya hal yang sama pernah ditanyakan oleh Atta Halilintar.
"Hal ini sebenarnya sudah diutarakan oleh Atta Halilintar,