Tuding Jokowi Sengaja Pancing Kerumunan di Maumere, Rocky Gerung : Dramatis tapi Akibatnya Tragis
Rocky Gerung berpendapat seharusnya Jokowi cukup berada dalam mobil sehingga masyarakat tak berkerumun.
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Rocky Gerung menuding Presiden Jokowi sengaja membuat kerumunan di Maumere, Sikka, NTT dengan cara membagikan hadiah.
Rocky Gerung berpendapat seharusnya Jokowi cukup berada dalam mobil sehingga masyarakat tak berkerumun.
Video kerumunan Jokowi di Maumere menjadi perdebatan di media sosial.
Banyak yang membandingkan kerumunan Jokowi dengan Rizieq Shihab.
Tak sedikit pula yang berpendapat seharusnya Jokowi juga dikenakan sanksi terkait kerumunan di Maumere.
Rocky Gerung berpendapat kerumunan Jokowi di Maumere menjadi peristiwa yang dramatis.
"Betul-betul peristiwa yang dramatis karena ada kerumunan lalu si aktor keluar dari sunroof lalu mulai lempar-lempar hadiah,
terlihat dramatis sekali peristiwanya tapi akibatnya tragis karena di era pandemi,
kalau gak ada pandemi itu dramtis untuk naikin elektabilitas," kata Rocky Gerung melaluim akun Youtubenya.
Rocky Gerung bahkan menyindir kerumunan Jokowi dengan Rizieq Shihab.
"Tapi jadi tragis karena ada pembandingnya, saya pikir yang keluarin kepala itu Habib Rizieq seperti di bandara, " kata Rocky Gerung.
Istana sendiri telah membenarkan video kerumunan Jokowi yang beredar.
Rocky mengatakan sepatutnya Istana tak hanya menjelaskan alasan dan penyebab terjadi kerumunan saat ada Jokowi.
Menurut Rocky, Istana harusnya menjelaskan apa yang menjadi kecurigaan publik.
"Jadi Istana tidak sekadar cukup menerangkan itu peristiwa yang terjadi karena kesiagaan yang mungkin dan antusias rakayat berlebih," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung menuding Jokowi memang sengaja memancing kerumunan dengan cara membagikan hadiah.
"Kalau saya lihat tadi videonya Presiden memancing kerumunan dengan melempar benda dari dari dalam mobil,
kan itu artinya minta rakyat berkumpul, 'nih gua punya hadiah',
kalau presidennya menganggap pandemi jangan sampai drama ini jadi tragis maka dia diem aja di mobil sambil lambaikan tangan sampai ada kesempatan Paspampres meluruskan arah mobi, supaya kerumunan gak mendekat,
tapi justru Presiden memancing atau meminta berkerumunan dengan melempar hadiah, mana ada orang dilemparin hadian menjauh kan pasti mendekat kan," kata Rocky Gerung.

Maka itu kerumunan Jokowi menjadi dramatis, namun lanjut Rocky Gerung, dampaknya menjadi tragis.
"Itu soalnya sebuah drama yang dibuat dramatis tapi akibatnya tragis,
karena kemudian dihujat atau dipersoalkan secara hukum oleh netizen," kata Rocky Gerung.
Menurut Rocky Gerung publik membandingkannya dengan kerumunan Rizieq Shihab.
"Karena orang bandingkan langsung dengan Habib Rizieq yang dituduh melakukan kerumuman yang kemudian dihukum,
Presiden bisa sajaa sebenarnya bisa aja bilang ok saya berbuat kesalahan oleh karena saya akan membayar denda Rp 50 juta, sebenarnya itu lebih beradab," kata Rocky Gerung.
Meski begitu diberitakan sebelumnya, dr Tirta justru berpendapat Jokowi tidak memanggil atau mengundang masyarakay sehingga terjadi kerumunan.
"Presiden Jokowi sejatinya adalah simbol negara yang kemanapun beliau pergi akan menarik massa," kata dr Tirta dikutip TribunnewsBogor.com dari akun Instagramnya.
Dokter Tirta mengatakan sebenarnya hal yang sama pernah ditanyakan oleh Atta Halilintar.
"Hal ini sebenarnya sudah diutarakan oleh Atta Halilintar,
'Dok saya ketika Jumatan ramai banyak yang minta foto',
nah hal ini tentunya Pak Presiden sudah mengapresiasi dan mengedukasi agar tetap memakai masker,
terlalu banyaknya kerumunan yang hadir membuat Presiden tidak bisa membubarkan, bahkan di salah satu video sedan beliau sampai dikerumuni orang banyak ," kata dr Tirta.
Dokter Tirta juga mengatakan Jokowi tidak mengajak massa untuk berkumpul hingga terjadi kerumunan.
"Pak Presiden tidak pernah mengajak mereka-mereka untuk datang, tapi antusias.
Dan hal ini harusnya menjadi refleksi bagik tim protokoler untuk lebih berhati-hati mengatur agenda bapak Presiden di lapangan," kata Dokter Tirta.
Dokter Tirta berpendapat penerapan sanksi kerumunan Jokowi tidak relefan.
"Jadi, kembali untuk penerapan sanksi kerumunan menurut saya sudah tidak relefan untuk ditegakan," kata dokter Tirta.
Video Jokowi berada di kerumunan menjadi viral.
Kejadian itu saat Jokowi tiba di Maumere pada Selasa (23/2/2021) siang.
Kedatangan Jokowi bertujuan meresmikan Bendungan Napun Gete.
Saat dalam perjalanan menuju lokasi, tepatnya di Kelurahan Waioti, Jokowi disambut kerumunan warga.
Tampak mobil yang ditumpangi Jokowi kesulitan untuk melaju.
Anak-anak hingga orang dewasa tumpah ruang di jalan untuk melihat mantan Wali Kota Solo itu.
Warga seakan tak mempedulikan larangan petugas.
Sementara itu, melihat antusias warga, Presiden Jokowi akhirnya menunjukkan dirinya lewat pintu bagian atas mobil danmenyapa warga.
"Bapak Presiden, Bapak Presiden, selamat datang di Sikka," teriak warga.
"Benar itu video di Maumere," kata Deputi Bisang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Jokowi berdiri melalui atap mobil yang terbuka.
Jokowi tampak mengenakan masker hitam dan melambaikan tangan ke masyarakat.
Jokowi sempat terlihat mengetuk-ngetukan tangan ke masker yang ia kenakan, seakan mengingatkan tentang penggunaan masker.
Ia lantas membagikan sejumlah suvenir ke warga dengan melemparnya dari atap mobil.
Bey menjelaskan, saat Presiden dan rombongan masih dalam perjalanan, masyarakat Maumere sudah menunggu di tepi jalan.
Warga kemudian mendekat ketika mobil Jokowi tiba.
"Saat dalam perjalanan masyarakat sudah menunggu rangkaian di pinggir jalan.
Saat rangkaian melambat masyarakat maju ke tengah jalan sehingga membuat iring-iringan berhenti," terangnya.