Demi Menahan Lapar, Pemulung Tua Tidur di Trotoar Bandung, Dedi Mulyadi Terenyuh Dengar Kisahnya

Dedi mengatakan, hasil memulung barang rongsokan yang dijalani Agung memang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Editor: khairunnisa
Dokumentasi Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi membangunkan pemulung yang tidur lama di trotoar di Kota Bandung demi untuk menahan lapar. 

"Saya tanya kenapa Bapak tidur pulas lama sekali di trotoar. Dia jawab tertidur sejak pagi karena dia tidak makan. Dia bercerita bahwa sudah tidur di tempat itu sejak subuh. Itu rentang waktu yang sangat panjang untuk tidur. Dia mengatakan bahwa pilihan untuk tidur dilakukannya untuk menahan lapar karena tidak ada uang untuk membeli nasi," ungkap Dedi.

Baca juga: Bakal Dibubarkan karena Dianggap Ilegal, Ini Respon Nazaruddin saat Kepergok Hadiri KLB PD : Maaf Ya

Diberi bantuan modal usaha

Dedi mengaku yakin pria tersebut tidak berbohong.

Menurut dia, Agung bukan berpura-pura menjadi gelandangan untuk mendapatkan rasa iba dari orang-orang.

"Saya secara intuitif bisa membedakan mana orang yang pura-pura dan mana yang benar-benar susah. Saya sudah punya pengalaman dengan orang yang pura-pura. Kalau dia tertidur pulas agak lama, berarti bukan pura-pura, tapi karena memang dia menahan lapar. Itu menjadi cara dia bersikap menerima. Ini memang alami," bebernya.

Dedi mengatakan, hasil memulung barang rongsokan yang dijalani Agung memang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Dedi pun segera meminta pria tersebut pulang ke keluarganya dan memberikan modal usaha agar perekonomiannya lebih meningkat.

Baca juga: Misteri Gadis Bandung Tewas di Kamar Hotel Terungkap, Korban Masih SMA, Tato di Dada Jadi Petunjuk

"Dikasih support untuk berjualan. Karena sehari kalau cuma mulung hanya dapat Rp 20.000. Saya minta dia segera makan, kembali ke rumah, dan menyiapkan sesuatu yang bisa dilakukan untuk berusaha agar bisa bernasib lebih baik dengan berjualan. Dia sempat menangis histeris," bebernya.

Dedi berharap pemerintah Kota Bandung bisa lebih tanggap untuk memilah pemulung, gelandangan dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang benar dan yang berpura-pura.

"Pemerintah harus reaktif. Kalau tidak reaktif, yang pura-pura nanti makin banyak. Kalau tidak ditangani segera, nanti Kota Bandung bisa jadi pusat gelandangan," tandasnya.

(Penulis: Putra Prima Perdana | Editor: Farid Assifa)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pemulung Tua Tidur di Trotoar Bandung demi Menahan Lapar...", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2021/03/05/113458878/kisah-pemulung-tua-tidur-di-trotoar-bandung-demi-menahan-lapar.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved