Amien Rais Singgung Neraka Jahanam ke Jokowi, Rocky Gerung : Penembakan FPI Hilang Karena Ghosting
Ancaman soal neraka jahanam ini dilontarkan saat Amien Rais minta pengusutan kasus penembakan 6 orang laskar FPI kepada Jokowi.
Penulis: Uyun | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Presiden Jokowi disinggung ancaman neraka jahanam oleh Amien Rais, langsung menuai respon dari pengamat politik Rocky Gerung.
Ancaman soal neraka jahanam ini dilontarkan saat Amien Rais minta pengusutan kasus penembakan 6 orang laskar FPI kepada Jokowi.
Sebelum dikomentari Rocky Gerung, nama Amien Rais dan neraka jahanam sudah trending di Twitter sejak kemarin.
Bahkan, beberapa tokoh politik pun ikut mencuitkan soal aksi Amien Rais yang berani singgung ancaman neraka jahanam di hadapan presiden.
@FerdinandHaean3: Baguslah dihari tuanya Amin Rais ingat Neraka. Banyak2 berbuat baik pak biar terhindar dr neraka jahanam.
@Fahrihamzah: Saya sih senang mendengar pak Prof. Amien Rais dkk diterima presiden @jokowi. Di kepala saya hanya ada rekonsiliasi bagi Republik ini. Gak ada jalan lain. Trend presiden jumpa “figur oposisi” harus didukung. Ini pandemi, waktu saling mendengar dan mengisi.
@Dennysiregar7: Gua gak bisa kayak @jokowi. Harus sediakan waktu hadepin mbah2 halu dan dengar mereka ngomong gak jelas sekian belas menit dengan sabar.. Mending makan rawon

Agenda pertemuan Jokowi dan Amien Rais pun diungkapkan ulang Hersubeno Arief, jurnalis yang mewawancarai Rocky Gerung.
"Presiden Jokowi dan im baru saja bertemu Presiden Jokowi. Dan salah satu yang menarik di situ,
ketika menyinggung soal pembunuhan 6 orang laskar FPI, dan menyinggung soal ancaman neraka jahanam," ucap Hersubeno Arief, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Rocky Gerung, Rabu (10/3/2021).
Baca juga: Kronologi Pembubaran Relawan FPI Saat Evakuasi Korban Banjir Cipinang Melayu Versi Polisi
Baca juga: Khawatir Manuver Moeldoko Dibiarkan oleh Presiden, Andi Mallarangeng: Kita Menunggu Pak Jokowi
"Gitu bung Rocky serem ya," imbuhnya lagi.
Setelah itu, Rocky Gerung pun mengomentari aksi Amien Rais yang menyinggung soal neraka.
Menurutnya, hal yang wajar jika Amien Rais yang selain dikenal sebagai politikus juga termasuk pemuka agama menyinggung soal dosa, dan neraka kepada Jokowi.
FOLLOW:
"Pak Amien memang karena punya latar belakang rohaniawan, dia mengerti ada energi publik dan menuntut penghukuman untuk anggota FPI yang tewas,"ujar Rocky Gerung.
"Selalu ada imajinasi yang disebut penghukuman, yang kita sebut dosa, dan soal neraka," tambahnya.
Ditambah lagi, kasus penembakan 6 laskar FPI itu perlahan sudah hilang karena isu ghosting putra Jokowi hingga kudeta Partai Demokrat.
Baca juga: Prestasi Membanggakan ! Indonesia Masuk Daftar 10 Besar Negara Paling Dermawan Sedunia
Baca juga: Alami Hipospadia, Aprilia Manganang Tadinya Wanita Berubah Jadi Laki-laki, Sejak Lahir Tak Ketahuan
Tak hanya itu, Rocky Gerung sebut negara sudah melakukan kebrutalan.
Sehingga mau tak mau, Amien Rais pun mengingatkan kembali presiden.
"Kan 2 bulan ini kita melupakan itu, karena adanya isu ghosting, kudeta lah. Padahal itu adalah monumen untuk ingat keserakahan negara, kebrutalan negara.
Jadi kejahanaman itulah yang diingatkan oleh pak Amien Rais," papar Rocky Gerung.
Selain itu, Rocky Gerung juga menyebut negara juga sudah melakukan politik jahanam.

Hal itu karena menurut Rocky Gerung, negara sudah mengintai dan mempersekusi warganya tanpa alasan
"Lepas dari itu, tapi negara terus menerus melakukan persekusi, menguber, mengintai warga negaranya, itu yang disebut politik jahanam," tegas Rocky Gerung.
Padahal, menurut Rocky Gerung, tanpa warga, negara pun tidak akan pernah berdiri.
"Karena negara gak paham, kalau gak akan eksis tanpa warga negara. Jadi memusuhi warga negara itulah kejahanaman," ujarnya.
Baca juga: Kisah Ibu di Kediri Jadi Muncikari Anak Sendiri, Bekerja sebagai Pemulung
Baca juga: Profil Amasya Manganang, Kakak Aprilia Manganang yang Dikira Laki-laki
Lebih lanjut, Rocky Gerung sebut Amien Rais sedang memperjuankan hak asasi manusia karena negara disebut sudah menembak laskar FPI.
"Di belakang Amien Rais, ada pemikiran tentang negeri, mengingatkan bahwa kesetaraan manusia itu harus betul-betul diajukan sebagai pondasi.
"Nah, penembakan laskar FPI itu gak mungkin sekedar dihilangkan dengan isu ghosting, kudeta. Tetap itu adalah catatan hak asasi manusia.
"Moral bangsa ini harus berdasarkan human rights. Dan itu yang harus saya sepakati dan saya dukung dari aktivitas politik Amien Rais," pungkas Rocky Gerung.
Baca juga: Lowongan Pekerjaan PT Yamaha Indonesia Motor Lulusan D3 hingga S1, Simak Link Daftarnya di Sini
Baca juga: Geger Mayat Wanita Misterius Ditemukan di Gunung Geulis Bogor, Ini Ciri-cirinya
Bertemu Jokowi, Amien Rais Sebut Ancaman Neraka Jahanam Lalu Diam saat Mahfud MD Minta Bukti
Saat itu, Amien Rais bertemu dengan Presiden Jokowi untuk menuntut kematian 6 anggota FPI laskar Rizieq Shihab yang tewas di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek pada 7 Desember 2020 lalu.
Rombongan Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) enam laskar Rizieq Shihab pimpinan Amien Rais menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (9/3/2021).
Amien yang datang bersama Abdullah Hehamahua, Marwan Batubara, dan Kiai Muhyiddin.
Amies Rais meminta kasus tewasnya 6 orang laskar FPI ini dihukum secara adil sesuai hukum yang berlaku.
"Pertama penegakkan hukum harus sesuai dengan ketentuan hukum, sesuai dengan perintah Tuhan bahwa hukum itu adil." kata Mahfud FD saat mendampingi presiden, dilansir dari Tribunnews.
Amien Rais juga mengingatkan Presiden Jokowi soal ancaman neraka jahanam bagi mereka yang membunuh sesama mukmin tanpa hak.
"Kedua ada ancaman dari Tuhan kalau orang membunuh orang mukmin tanpa hak maka ancamannya neraka jahanam," kata Mahfud MD.
Rombongan TP3 juga menyampaikan keyakinannya bahwa telah terjadi pembunuhan terhadap 6 laskar FPI.
Baca juga: Tren Penanganan Covid-19 di Kota Bogor Membaik, Berikut Data dan Faktanya
Mereka meminta agar kasus tewasnya 6 laskar FPI di bawa ke pengadilan HAM karena tergolong pelanggaran HAM berat.
"Pertemuan berlangsung tidak lebih atau tidak sampai 15 menit, bicaranya pendek dan serius. Hanya itu yang disampaikan oleh mereka, bahwa mereka yakin telah terjadi pembunuhan yang dilakukan dengan cara melanggar HAM berat. bukan pelanggaran HAM biasa, sehingga 6 laskar FPI itu meninggal," kata Mahfud.

Terkait permintaan itu, Jokowi menyebut sudah meminta Komnas HAM melakukan investigasi secara independen dan transparan. Hasilnya juga sudah diumumkan ke publik.
"Komnas HAM sudah memberikan laporan dan empat rekomendasi. Empat rekomendasi itu sepenuhnya sudah disampaikan kepada Presiden agar diproses secara transparan, adil, dan bisa dinilai oleh publik yaitu bahwa temuan Komnas HAM yang terjadi di Cikampek KM 50 itu adalah pelanggaran HAM biasa," kata dia.
Baca juga: Kekecewaan Orangtua Putrinya Batal Nikah, Calon Mertua Lakukan Ini, Nasib Calon Suami Berakhir Miris
Mahfud menyebut, pemerintah sangat terbuka bila Amien Rais cs memiliki bukti kuat bahwa penembakan laskar FPI merupakan bagian pelanggaran HAM berat.
Sayangnya, sampai saat ini tidak ada bukti yang bisa menunjukkan hal itu.
"Pak Marwan Batubara tadi mengatakan mereka yakin 6 orang ini adalah warga negara Indonesia, oke kita juga yakin, mereka adalah orang-orang yang beriman, kita juga yakin. Dan mereka juga yakin, Pak Marwan Batubara, telah terjadi pelanggaran HAM berat," ucap Mahfud.
Mahfud kemudian meminta bukti kepada TP3 jika memang ada pelanggaran HAM berat dalam kasus itu.
"Kalau ada bukti, mana pelanggaran HAM beratnya itu, mana, sampaikan sekarang. Atau kalau ndak nanti sampaikan menyusul kepada presiden. Bukti, bukan keyakinan.
Karena kalau keyakinan kita juga punya keyakinan sendiri-sendiri bahwa peristiwa itu dalangnya si a, si b, si c, kalau keyakinan," ucap Mahfud.
"Tapi Komnas HAM sudah menyelidiki sesuai dengan kewenangan undang-undang ndak ada. Apa, pelanggaran HAM berat itu 3 syaratnya," sebut Mahfud.
Mahfud lantas memerinci tiga syarat terjadinya pelanggaran HAM berat yakni dilakukan secara terstruktur dalam artian aparat secara berjenjang, sistematis, dan masif yakni menimbulkan korban meluas.
Baca juga: DLH DKI Jakarta Gelar Uji Emisi Motor Gratis, Catat Ini Tempat dan Waktunya
Jika ada bukti-bukti itu, Mahfud menekankan pemerintah siap mengadili. Bukti itu, kata Mahfud, tak dimiliki TP3.
"Kalau ada bukti itu ada bukti itu mari bawa kita adili secara terbuka. Kita adili para pelakunya berdasar Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000.
Nah, saya sampaikan begitu tadi, silakan kami menunggu, terbuka, dan saya katakan TP3 bukannya juga sudah diterima oleh Komnas HAM diminta mana buktinya secuil saja bahwa ada terstruktur, sistematis dan masifnya. Ndak ada tuh," sebut dia.
Mahfud mengatakan, bukti adanya pelanggaran HAM berat pada penembakan pengawal Habib Rizieq sangat dibutuhkan untuk diproses lebih lanjut.
Sebab, bila hanya berdasarkan keyakinan, setiap orang punya keyakinan masing-masing.
"Ada di berita acaranya bahwa TP3 sudah diterima tapi ndak ada, hanya mengatakan yakin. Kalau yakin tidak boleh karena kita punya keyakinan juga banyak pelakunya ini, pelakunya itu, otaknya itu, dan sebagainya yang membiayai itu yakin kita, tapi kan tidak ada buktinya," ucap Mahfud.
Ketika disinggung soal bukti, Amien Rais pun mendadak terdiam. (*)
(TribunBogor/Tribunnews)