Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadhan 1422 H pada 12 April 2021

Seperti diketahui, Kementerian Agama membentuk sebuah badan yaitu Badan Hisab Rukyat sejak 1972.

Editor: Vivi Febrianti
(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Petugas lembaga Falakiyah pondok pesantren Al-Hidayah Basmol, Jakarta Barat melakukan pemantauan hilal di atas masjid Al-Musariin, Minggu (5/5/2019). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat penentuan awal Ramadhan 2021 atau 1422 Hijriah sekitar satu bulan lagi.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin mengatakan, rencananya, sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1422 H akan dilakukan pada 12 April 2021.

"Untuk Isbat awal Ramadhan 1442 H pada tanggal 12 April 2021 M," kata Kamaruddin, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (14/3/2021) malam.

Hasil sidang isbat ini akan menentukan kapan ibadah puasa akan dimulai.

Seperti diketahui, Kementerian Agama membentuk sebuah badan yaitu Badan Hisab Rukyat sejak 1972.

Badan ini terdiri dari para ulama, umaroh, dan ahli-ahli astronomi.

Kamaruddin menjelaskan, hisab artinya menghitung, sedangkan rukyat artinya memantau.

Seperti namanya, BHR bertugas melakukan hisab dan rukyatul hilal untuk menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.

Kajian BHR akan dijadikan bahan pertimbangan dalam penetapan saat sidang isbat berlangsung Sidang isbat untuk menentukan awal Syawal 1442 H dijadwalkan pada 11 Mei 2021 M, dan sidang isbat penentuan awal Zulhijjah pada  10 Juli 2021.

Metode hisab dan rukyat
Dalam menentukan awal Ramadhan, ada dua metode yang digunakan yaitu hisab dan rukyat.

Apa itu rukyat?

Rukyatul hilal adalah aktivitas pengamatan visibilitas hilal (bulan sabit) saat Matahari terbenam menjelang awal bulan pada Kalender Hijriah.

Sebelum melakukan pemantauan, Kemenag akan bekerja sama dengan ormas dan para pakar untuk melakukan perhitungan-perhitungan soal ketinggian hilal.

Penghitungan itu dilakukan untuk menghindari terjadinya 'salah lihat'.

Jika tinggi hilal berada di bawah 2 atau 4 derajat, maka kemungkinan objek yang dilihat bukan hilal, melainkan bintang, lampu kapal, atau objek lainnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved