Kecelakaan Maut di Sumedang

KNKT Ungkap Temuan Baru Soal Kecelakaan Bus di Sumedang, Rem Overheat

Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan memberikan beberapa hasil temuan KNKT di lokasi kejadian.

Editor: Vivi Febrianti
Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
Kondisi terkini bus yang masuk jurang di Jalan Raya Wado-Malangbong, Dusun Cilangkap, RT 01/06, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Rabu (10/3/2021). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kecelakaan bus Sri Padma Kencana yang terperosok ke jurang di Tanjakan Cae, Kabupaten Sumedang, beberapa waktu lalu menjadi salah satu kecelakaan paling parah yang dialami bus pariwisata.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) turut menginvestigasi penyebab dari terperosoknya bus berisi 66 penumpang ini.

Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan memberikan beberapa hasil temuan KNKT di lokasi kejadian.

“Indikasi sementara pada kasus ini adalah terjadinya brake fading (kampas rem yang mengalami overheat) akibat penggunaan maksimal,” ucap Wildan kepada Kompas.com, Minggu (14/3/2021).

Penggunaan maksimal ini maksudnya pengemudi ketika melewati jalanan menurun panjang, tidak menggunakan rem pembantu (exhaust brake & engine brake) namun mengandalkan rem utama atau pedal untuk mengurangi kecepatan.

“Hal ini yang menyebabkan kampas mengalami panas berlebihan, sehingga koefisien geseknya menurun drastis dan tidak mampu menahan putaran tromol,” kata Wildan.

Wildan menjelaskan, urutan kasus brake fading ini pertama, pengemudi melalui turunan menggunakan gigi tinggi.

Kedua, engine brake dan exhaust brake tidak digunakan sehingga hanya mengandalkan rem utama.

“Saat rem utama digunakan secara maksimal, risiko kampas overheat sangat tinggi. Jika melampaui suhu 300 derajat celsius, maka terjadi brake fading di mana kampas melekat ke tromol namun tromol tetap berputar,” ucapnya.

Saat ini, pengemudi menginjak rem namun roda tidak berhenti.

Selanjutnya pengemudi mengocok rem, memastikan dapat gaya pengereman.

Padahal dengan mengocok rem, malah menurunkan tekanan udara di air tank.

“Jika tekanan udara di air tank kurang dari 7 bar, maka tidak bisa mendorong spring yang ada di pedal. Yang dirasakan pengemudi pedal rem dan kopling jadi keras (mbanggel),” ucapnya.

Kemudian karena panik, pengemudi berusaha memindahkan gigi ke posisi rendah tanpa menginjak kopling.

Wildan mengatakan, hal ini fatal karena transmisi synchromesh tidak akan mau bekerja, sehingga pasti masuk ke gigi netral.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved