Kembali Dibuka, Begini Protokol Kesehatan di Bioskop XXI Mal Botani Square

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Bioskop XXI mal Botani Square kembali dibuka setelah sempat tutup imbas pandemi.

Diketahui bioskop di Kota dan Kabupaten Bogor  baru boleh beroperasi kembali pada bulan Maret 2021.

Protokol kesehatan tentu diterapkan di setiap bioskop termasuk di XXI Botani Square.

Di Botani Square yang dibuka sejak Kamis, 18 Maret 2021 ini menayangkan 7 film dengan pembatasan 3 jam penayangan di setiap filmnya, yakni pada siang, sore dan malam.

Penonton diwajibkan menggunakan masker selama berada di lingkungan bioskop.

Ketika masuk bioskop, penonton akan dicek suhu tubuh dan diharuskan mengisi biodata berupa nama, nomor telepon, NIK, serta jumlah orang yang berkunjung.

Biodata tersebut bisa diisi secara manual melalui formulir ataupun diisi secara digital melalui QR code yang bisa di scan menggunakan smartphone.

Saat transaksi tiket dan makanan, penonton dianjurkan untuk melakukan transaksi non-tunai.

Namun, bioskop juga tetap melayani transaksi tunai dengan tetap menjaga jarak dalam antrean.

Harga tiket menontonnya pun lebih murah ketimbang harga normal sebelum pandemi, yakni dengan selisih 10-20 ribu rupiah di hari kerja. Kapasitas penonton dalam satu studio adalah 50% dari total seats.

Penerapan protokol kesehatan di bioskop, tentu tidak mengurangi pengalaman menonton sama sekali. Yang berbeda hanyalah penonton diharapkan tetap menggunakan masker, menjaga jarak, dan membatasi kegiatan makan dan minum selama menonton.

Setelah 4 hari berjalan sejak pertama kalinya dibuka kembali, bioskop XXI Botani Square belum banyak didatangi penonton.

Dalam satu studio, rata-rata hanya belasan penonton saja.

Tidak hanya XXI Botani Square, beberapa bioskop XXI di Kota dan Kabupaten Bogor juga telah dibuka kembali.

Dengan dibuka kembalinya bioskop, diharapkan industri perfilman di Indonesia bisa bangkit dan berjalan normal seperti semula. Mengingat 90 persen penghasilan rumah produksi film bergantung pada pendapatan penonton di bioskop.

(Fathur Novriantomo/Program Studi Komunikasi Sekolah Vokasi IPB)