Relawan Uji Klinis Vaksin Nusantara Alami Gejala Tak Terduga, BPOM Beri Penjelasan Begini
Atas dasar tersebut, pihak BPOM pun memutuskan bahwa Vaksin Nusantara belum layak melangkah ke fase selanjutnya yaitu uji klinis fase II.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu upaya untuk memberantas virus corona.
Kini vaksinasi telah dilakukan secara bertahap kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Namun, di tengah vaksin yang sudah ada, kini muncul proyek baru bernama vaksin nusantara.
Munculnya isu soal vaksin Nusantara kini tengah ramai jadi perbincangan publik.
Perkembangan vaksin yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto kini jadi perhatian massal.
Bagaimana tidak, uji klinis fase kedua dari vaksin Nusantara ini belum mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Meski begitu, uji klinis fase II vaksin Nusantara ini tetap dilanjutkan.
Baca juga: Masih Dipenjara, Rizieq Shihab Rampungkan S3 dan Raih Gelar Phd, Ucap Terima Kasih pada Polisi
Baca juga: Info Loker : PT Indofood Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA Hingga Sarjana, Cek di Sini!
Sejumlah anggota Komisi IX menerima vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Soebroto pada Rabu (14/4/2021).
Namun, kini justru banyak relawan uji klinis vaksin yang mengalami kejadian tak diinginkan.
Mengutip dari Kompas.com, berdasarkan data studi vaksin Nusantara, tercatat 20 dari 28 subjek atau 71,4 persen relawan uji klinik fase I mengalami Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dalam grade 1 dan 2.
Penny Lukito, Kepala BPOM mengatakan, relawan mengalami kejadian yang tidak diinginkan pada kelompok vaksin dengan kadar adjuvant 500 mcg.
"Dan lebih banyak dibandingkan pada kelompok vaksin dengan kadar adjuvant 250 mcg dan tanpa adjuvant," kata Penny, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (14/4/2021).
Menurut keterangan Penny, KTD pada relawan antara lain nyeri lokal, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri kepala, penebalan, kemerahan, gatal, ptechiae, lemas, mual, demam, batuk, pilek dan gatal.
Selain itu, KTD juga terjadi pada relawan grade 3 pada 6 subjek.
Dari keenam subjek tersebut, 1 subjek mengalami hipernatremi, 2 subjek mengalami peningkatan Blood Urea Nitrogen (BUN).