Ramadhan 2021

Apa Hukumnya Khutbah Sebelum Shalat Tarawih? Ini Penjelasan Ulama

Bagaimana hukumnya Imam melakukan khutbah sebelum shalat tarawih? Begini penjelasan Buya Yahya.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Umat Islam melaksanakan salat tarawih berjamaah di Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Minggu (5/5/2019). Salat tarawih pertama ini sebagai awal dimulainya pelaksanaan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadan 1440 Hijriah yang jatuh pada Senin, 6 Mei 2019. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Salah satu amalan yang bisa dilakukan saat puasa Ramadhan yakni shalat tarawih.

Shalat tarawih ini hanya ada di bulan Ramadhan sehingga sangat ditunggu-tunggu oleh umat Muslim.

Shalat tarawih bisa dikerjakan secara berjamaah di masjid ataupun di rumah.

Saat ini pemerintah sudah memperbolehkan shalat tarawih berjamaah di masjid.

Untuk itu, banyak umat Muslim yang mengerjakannya di masjid.

Namun ada pula yang memilih untuk mengerjakaannya di rumah baik sendiri, maupun berjamaah dengan keluarga.

Pada beberapa masjid, ada Imam yang terlebih dahulu melakukan khutbah sebelum melaksanakan shalat tarawih.

Namun ada juga Imam yang tidak melakukan khutbah dan langsung mengerjakan shalat tarawih.

Lantas bagaimana hukum khutbah sebelum shalat tarawih? Apakah wajib atau sunah.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Al-Bahjah TV Senin (19/4/2021), Buya Yahya menjelaskan bahwa khutbah sebelum shalat tarawih, tidak ada anjuran khusus dan juga tidak ada larangannya.

Baca juga: Bacaan Niat Sholat Sunat Tarawih Sendiri dan Berjamaah Dilengkapi Doa Kamilin Bahasa Arab/Latin

Baca juga: Doa Kamilin dan Bacaan Niat Sholat Sunat Tarawih untuk Sendiri dan Berjamaah

"Itu kesepakatan di sebuah tempat saja. Kalau kita sebagai pendatang, masuk masjidnya orang tiba-tiba khutbah sebelum tarawih bisa-bisa dilempar batu," kata Buya Yahya.

Untuk itu Buya Yahya mengingatkan kepada para penceramah untuk tahu diri saat hendak berkhutbah.

Buya Yahya pun kemudian mengurai hukum dari khutbah sebelum shalat tarawih ini.

"Enggak ada larangan khusus, tidak ada perintah khusus, artinya hal yang mubah dan akan dapatkan pahala," jelasnya.

Meski mendapat pahala, namun Buya Yahya mengingatkan kalau seorang penceramah itu tak boleh mengubah sesuatu yang sudah biasa.

"Sebagian tempat tarawih itu ingin dipercepat, tapi tidak buru-buru. Maksudnya waktunya cepat biar selesai di awal nanti bisa tadarusan, atau bisa mengerjakan yang lain.

Tau-taunya dengar khutbah, ini kacau. Makanya penceramah ini gak bijak, ngapain ceramah-ceramah sebelum tarawih? Enggak ada kesepakatan," urai Buya Yahya.

Ia pun membuat pengecualian untuk pondok atau tempat yang memang sudah terbiasa khutbah sebelum tarawih.

"Kecuali pondok, atau kesepakatan memang ada kultum sebelum tarawih sambil nunggu yang lainnya. Sah, tapi ingat, kesepakatan.

Kalau tidak, jangan buat gelisah, mau tarawih sudah lumayan ini masyaAllah, tahu-tahunya waduh denger ceramahnya satu jam," kata Buya Yahya lagi.

Baca juga: Bacaan Bilal Sholat Tarawih 8 Rakaat dan 20 Rakaat dalam Bahasa Arab, Latin dan Terjemahannya

Baca juga: Bacaan Bilal Sholat Tarawih 20 Rakaat dan 8 Rakaat, dalam Bahasa Arab, Latin dan Terjemahan

Untuk itu, lanjut Buya Yahya, perlu orang bijak dalam melihat permasalah ini.

"Sebab banyak orang melakukan kebaikan dengan hawa nafsu. Asyik jamaahku banyak nih, lalu ceramah. Ini pendatang tiba-tiba ceramah ya gelisah lah orang.

Padahal pengennya tarawih, amalan yang terpenting di Ramadhan, habis itu bisa mengerjakan yang lainnya, masa dikasih ceramah," tandasnya.

Niat Shalat Tarawih

Berikut ini bacaan niat sholat sunat tarawih dan Doa Kamilin yang dirangkum TribunnewsBogor.com:

1. Niat sholat tarawih sebagai ma'mum

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Usholli Sunnatat-taraawiihi rok'ataini mustaqbilal qiblati ma'muuman lillaahi ta'alaa

Artinya:
Saya niat salat sunah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta'ala

2. Niat sholat sunah tarawih sendirian

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

USHOLLII SUNNATAT-TARAAWIIHI ROK'ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI LILLAAHI TA'ALAA

Artinya:
Saya niat salat sunah tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala

Baca juga: Doa setelah Shalat Tarawih dan Shalat Witir, Lengkap Lafal Latin Beserta Arti

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Terlambat Shalat Tarawih, Ikut Imam Shalat Witir atau Selesaikan Dulu?

3. Niat sholat sunah witir 3 raka'at

اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

USHOLLI SUNNATAL WITRI TSALAATSA RAKA'AATIN MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA'AN MA'MUUMAN LILLAAHI TA'ALA

Artinya:
Saya niat salat witir tiga rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta'ala

- Niat sholat sunah witir 2 raka'at

اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِرَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

USHOLLI SUNNATAL WITRI RAK'ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA'AN MA'MUUMAN LILLAAHI TA'ALA

Artinya :
Saya niat salat witir dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta'ala

- Niat sholat witir 1 raka'at

اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِرَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

USHOLLI SUNNATAL WITRI RAK'ATAN MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA'AN MA'MUUMAN LILLAAHI TA'ALA

Artinya:
Saya niat salat witir satu rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta'ala

4. Doa Kamilin

Berikut ini Bacaan Doa Kamilin:

 اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لَوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَمِنْ حُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta lawâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa ilal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Artinya:

“Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban- kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat , yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

(TribunnewsBogor.com/Vivi Febrianti/Ardhi Sanjaya)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved