Ramadan 2021
Tak Hanya Ilmu Agama, Dua Pesantren di Kota Bogor Ini Berikan Materi Tambahan Bercocok Tanam
Selain fokus pada pembelajaran agama dan kerohanian, kedua ponpes itu juga memberikan keilmuan atau materi tambahan bagi paea santrinya.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Keberadaan pondok pesantren (Ponpes) di Kota Bogor cukup banyak.
Dua diantaranya adalah Pondok Pesantren Al-Ghazaly di Kota Paris, Jalan Merdeka, Kecamtan Bogor Tengah, Kota Bogor dan Pondok Pesantren Sunanurrahman yang berada di Kampung Masjid, Kelurahan Mekarwangi, Jalan Kyai H Ahmad Sya'yani RT 3/7, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
Selain fokus pada pembelajaran agama dan kerohanian, kedua ponpes itu juga memberikan keilmuan atau materi tambahan bagi paea santrinya.
Seperti Pondok pesantren Al-Ghazaly membekali para santri dan santriwati dengan keahlian bercocok tanam.
Di samping pembelajaran yang utama mendapat pembelajaran tentang ilmu agama para santri di Al-Ghazaly juga aktif mengikuti kegiatan urban farming.
Pengurus Pesantren Al-Ghazaly Turmudi mengatakan bahwa selain menciptakan santri yang taat beragama dan cinta Al-Quran, pesantren Al-Ghazaly juga memiliki cita-cita sebagai pondok pesantren yang mandiri.
"Iya memang kami pada perinsipnya punya cita cita dan saat ini sudah kita lakukan adalah santri itu punya minat bakat dan minatnya ini kita salurkan, sehingga bisa mengasah kemampuannya," ujarnya.
Saat ini lata Turmudi Al-Ghazaly memiliki satu green house yang sudah ditanami sayuran.
Green house tersebut dikelola oleh santri mulai dari penyemaian hingga paska panen.
"Green house abn farm kita ada di Cimanggu, kita berharap kedepan santri bisa mandiri pangan, jadi untuk kebutuhan syuran dan macam macam sayuran bisa dipenuhi," ujarnya.
Saat ini kata Turmudi Abn Farm terus berkembang, bahkan hasil tani dari Abn Farm sudah dipesan oleh para suplair.
Baca juga: Pesantren Bergaya Tionghoa At Taibin di Bogor, Masjid Kerap Dipakai Syuting, Ponpes Sudah Tak Aktif
Kedepan kata Turmudi rencananya Al-Ghazaly akan mengembangkan kolam peternakan ikan, dan kedepan akan mencoba memenuhi kebutuhan air sendiri sehingga bisa menjadi mandiri energi.
Sekilas Tentang Al Ghazaly
Kota Paris selain memiliki nama yang unik dan bersejarah juga memiliki sebuah pesantren yang juga memiliki sejarah dari penyebar agama Islam di Bogor
Pesantren tersebut adalah Pesantren Al-Ghazaly yang berada di Kampung Kota Paris, Jalan Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Pengurus Pesantren Al-Ghazaly Turmudi mengatakan bahwa pesantren tersebut berdiri sekitar tahun 1970.
Ketika itu pesantren tersebut adalah sebuah majlis taklim atau tempat pengajian.
"Didirikannya oleh Kiai Haji Mama Abdullah Bin Nuh atau yang akrab disapa dengan Mama Abdullah Bin Nuh," katanya.
Awalnya kata Turmudi, Mama Abdullah Bin Nuh diundang untuk mengikuti pengajian dan menjadi pemateri dalam pengajian tersebut.
Ketika itu Mama Abdullah Bin Nuh menjelaskan tentang kitab yang ditulis oleh Imam Ghazaly.
Namun disana sempat ada perdebatan dan penolakan.
Meski demikian Mama Abdullah Bin Nuh tetap terbuka untuk ada pengkajian.
Baca juga: Sejarah Pesantren Daarur Rasul, Berawal dari Rumah 10x10 Meter hingga Mayoritas Santri Asli Papua
Saat itu kaum intelektual di Kota Paris pun membaca dan mengkaji hingga tuntas.
"Setelah dikaji mereka malah kagum, dan kemudian berdiri pesantren ini," ujarnya.
Bahkan pesantren yang awalnya diberi nama Alhuda Watuqo ini diganti menjadi Pesantren Al Ghazaly.
Ponpes Sunnanurahhman
Selain fokus utama membentu santri dan santriwati yang cinta terhadap Al-Quran, Pondok pesantren (Ponpes) Sunanurrahman yang berada di Kampung Masjid, Kelurahan Mekarwangi, Jalan Kyai H Ahmad Sya'yani RT 3/7, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor diajarkan juga untuk pengembangan minat dan bakat.
Belum lama ini para santri mengikuti pelatihan bercocok tanam seperti tanaman hias dan ikan hias.
Pimpinan Ponpes Sunanurrahman Kota Bogor, Ust Malik Rahman mengatakan bahwa kegiatan itu dilakukan dengan harapan setelah lulus para santri bisa menjadi santri yang mandiri.
"Selain ilmu agama yang utama, para santri juga memiliki keilmuan dan wawasan yang luas dan juga di sisi lain memiliki keahlian untuk kehidupan mereka dimasa mendatang," ujarnya.
Selain itu para santri dan santriwati juga diharapkan bisa mempraktekan dan mengamalkan apa yang sudah dimiliki dalam kehidupan sehari hari sehingga bisa berbagi ilmu dengan lingkungan sekitar.
Di dalam pesantren yang baru didirikan pada tahun 2017 memiliki dua tipe santri.
Santri pertama adalah santri mukim yang berasal dari daerah luar Kota Bogor dan santri kedua adalah non mukim yang berasal dari warga sekitar.
Untuk santri yang bermukin dan tinggal selama 24 jam di pondok pesantren akan mendapatkan materi materi pembelajaran satu hari penuh sedangkan santri yang tidak bermukim akan mengikuti pengajian magrib, isya dan subuh.
Selepas itu santri non mukim akan kembali ke rumahnya sedangkan santri yang bermukim akan melanjutkan pembelajaran agama atau sekolah umum yang berada disekitar pesantren.
“Pengajian atau materi yang diberikan adalah setiap selesai shalat, tujuannya agar mereka menguasai ilmu salat dan fasih membaca Quran, sehingga kelak mereka bisa menjadi generasi yang cinta Quran,”ujarnya
Tak hanya mengaji, santri di Sunanurrahman juga dibekali dengan bimbingan tilawah dan pidato.
Selain itu juga ada beberapa kitab yang diajarkan untuk semakin memperluas keilmuan dan wawasan para santri.
