Modus Komplotan Pencuri Infokus Sekolah di Kota Bogor, Incar Sasaran Secara Acak Lewat Google Maps
Terungkap modus pencuri infokus disekolah-sekolah dengan menggunakan kemampuan google galery dan google maps.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Mohamad Afkar Sarvika
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR UTARA - Terungkap modus pencuri infokus di sekolah-sekolah dengan menggunakan kemampuan Google Gallery dan Google Maps.
Modus tersebut berhasil diungkap setelah tim Satreskrim Polresta Bogor Kota menangkap tiga pelaku spesialis pencuri infokus di sekolah.
Mereka adalah Ahmad, Indra dan Andri tiga orang pemuda asal Pandeglang Banten.
Dari hasil pendalaman dan penyelidikan pihak kepolisian, ketiganya mengaku menggunakan fitur di Google untuk menentukan target sasarannya.
Sebelum menentukan target sasaran, secara acak para pelaku ini menggunakan mesin pencarian di Google untuk dapat mengakses informasi mengenai sekolah yang akan menjadi sasarannya.
"Kenapa memilih Kota Bogor, karena hanya sampling saja, jadi secara gambling dia mencari di Google, biasanya di Google ini kan ada foto foto yang menunjukan loksi dan profil sekolah ya salah satu profil sekolahnya menunjukan ada foto di dalam kelas di dalam ruangan itu menggambarkan ruangan kelas ada infokus," katanya Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Dhoni Erwanto Saat Pers Rilis, Jumat (30/4/2021).
Setelah memastikan di sekolah tersebut ada infokus, mereka langsung melakukan pemetaan jalur menuju ke lokasi dengan menggunakan Google Maps.
Tak hanya itu mereka juga menggunakan google map untuk memetakan lokasi sekolah yang bisa menjadi peluan untuk menerobos masuk.

Setelah pemetaan cukup, para tersangka langsung berangkat dari Banten menuju lokasi pencurian.
Tak hanya sekali rupanya pelaku sudah pernah melakukan halnyang sama di sekolah lain.
"Nah ini juga sama kejadian sama yang di Sukabumi, mereka juga yang mencuri, jadi seperti yang disampaikan oleh tersangka ini, jadi menentukan targetnya gamebling, sembarang masukan ke dalam Google," katanya.
Pengakuan Tersangka
Dalam menjalankan aksinya para pelaku mengaku hanya mengandalkan Google Gallery untuk memantau bangunan sekolah yang akan dijadikan sasaran pencurian dan google map untuk petunjuk jalan.
"Iya nyari target sasaran itu pakai Google, di-searching," kata Achmad yang diduga menjadi otak pencurian.
Setelah melakukan pemetaan melalui data-data yang tersaji di Google Gallery dan Google Maps, komplotan pencuri itu langsung menyiapkan mobil dan berangkat menuju lokasi target sasaran.
"Kalau tinggal di Banten, iya satu hari satu malam (perjalanan Banten Bogor), jalurnya ikut google map," katanya.
Sesampainya di lokasi komplotan ini lamgsung memarkirkan kendaraannya.
Sementara Indra dan Andri berjaga di lokasi, Ahmad yang bertugas sebagai eksekutor langsung melakukan aksi mencongkel infokus yang ada di setiap ruang kelas.
Tak butuh waklama, kurang dari satu jam pihaknya bisa mencongkel sembilan infokus di dalam ruang kelas SMAN 8 Kota Bogor.
Aksi kejahatan komplotan spersialis infokus ini bisa dihentikan sebelum pelaku membawa barang curiannya.
Baca juga: Ditangkap saat Beraksi di Sekolahan, Komplotan Maling Ngaku Pakai Google Maps untuk Petakan Target
Wakapolresta Bogor AKBP Arsal Sahban mengatakan bahwa penangkapan para tersangka ketika melakukan aksi kejahatannya adalah bermula dari adanya patroli yang di lakukan oleh Tim Kujang.
Ketika itu polisi yang sedang melakukan patroli curiga dengan kendaraan yang diparkir di mini market.
Saat diintrogasi pelaku mengaku sedang menunggu temannya yang sedang mengambil barang di SMAN 8.
Ketika ditelusuri rupanya pelaku sedang mencuri infokus.
"Iya pelaku ini mengambil dengan cara dibuka diambil satu-persatu (infokus disetiap kelas) sampai sembilan, kemudian dibawa, tap belum sempat keluar dari dalam sekolah ini sudah bisa disergap dengan anggota kita yang sedang patroli," katanya didampingi oleh Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Dhoni saat pers rilis di SMAN 8 Kota Bogor, Jumat (30/4/2021).
Dalam menjalankan aksinya para pelaku ini hanya bermodalkan dua obeng yakni obeng kembang atau obeng plus serta obeng min.
Obeng tersebut kata Arsal digunakan para pelaku untuk mencongkel dan membuka baut infokus.
Tak hanya itu, dari olah TKP rupanya ada juga kelemahan dari penjagaan sekolah yang tidak mengunci seluruh jendela dan pintu.
"Ini juga yang kita ingatkan pada sekolah-sekolah untuk pengamanan ini harus diamankan dengan dikunci, baik untuk jendela maupun pintu dikunci jangan dibiarkan terbuka, jadi jangan hanya ditutup tapi juga dikunci," ujarnya.