Hendak Bangunkan Warga Sahur, Santri Asal Serang Tak Berdaya Dianiaya Orang Tak Dikenal

Seorag pemuda asal Serang tiba-tiba diserang orang tak dikenal saat hendak bangunkan warga sahur.

Shutterstock via Kompas.com
ILUSTRASI Penganiayaan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorag pemuda asal Serang tiba-tiba diserang orang tak dikenal saat hendak bangunkan warga sahur.

Pemuda berusia 15 tahun itu menjadi korban pembacokan.

Kondisi Muhammad Fahrurozi kini masih merasakan sakit.

Saat TribunBanten.com berkunjung ke rumahnya pada Jumat (7/5/2021) Fahrurozi masih terbaring lemah di atas kasur.

Dia mengaku bahwa kondisi kesehatannya kian hari membaik, hanya saja beberapa bagian tubuhnya masih belum bisa digerakkan.

"Alhamdulillah sudah agak membaik, cuma bagian tangan kanan sama kaki kiri belum bisa digerakin," ujar Muhamad Fahrurozi saat ditemui di Jalan Tubagus Swandi Lingkar Selatan, Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, Jumat (7/5/2021).

Luka berat yang dialami Fahrurozi akibat luka bacok, terdapat di bagian leher, pundak dan lengan kanannya.

Baca juga: Pulang dalam Keadaan Mabuk, Pria Ini Tiba-tiba Menyerang Istrinya yang Sedang Masak

Baca juga: Dituding Suka Ganggu Istri Orang, Pria 62 Tahun di Mamuju Tak Berdaya Dianiaya

Dia mengaku bahwa akibat dari luka yang dialaminya, dirinya harus menjalani operasi.

"Lukanya parah jadi dioperasi, ada bagian luka yang ditambah daging," ujarnya.

Fahrurozi pun bercerita bagaimana kronologi yang sebenarnya terjadi sehingga membuat dirinya menjadi korban pembacokan.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis (21/4/2021) sekira pukul 02.30 dini hari.

Saat itu Fahrurozi bersama hampir 20 orang temannya, berkeliling membangunkan warga untuk sahur sambil membawa bedug.

"Ramean ada kali 20 an mah, sama anak-anak kecil terus ada perempuannya juga," ucapnya.

Ketika berada di sekitar Giant Ekstra Serang di Jalan Kampung Sempu Seroja, Kelurahan Cipare, Kecamatan Serang, Kota Serang, mereka melihat sekelompok orang yang tidak dikenal sedang berkumpul sambil membawa senjata tajam.

"Pas lihat di depan Giant rame ada yang lagi tawuran, mereka pada bawa cerulit. Tadinya saya mau puter balik sama anak-anak sambil bawa bedug, ngga disangka tiba-tiba diserang," ujarnya.

Kemudian sekelompok orang tersebut kata dia tiba-tiba mengejar dan menganiaya Fahrurozi dan teman-temannya.

Saat itu Fahrurozi dan teman-temannya berlari sekuat tenaga, namun nasih buruk menimpa dirinya.

Fahrurozi mendapat serangan bacokan bertubi-tubi dan kemudian jatuh terkapar dan bersimbah darah.

"Saat itu saya udah nggak sadar, tau-tau sudah ada di rumah sakit," ucapnya.

Kemudian temannya yang lain menjadi korban penganiayaan dengan benda tumpul hingga babak belur.

"Cuma kalo mereka nggak kenapa-kenapa, hanya luka ringan," ujarnya.

Fahrurozi mengaku sudah mengetahui, bahwasanya pelaku yang menganiayanya sudah tertangkap oleh polisi.

Namun kata dia, dirinya tidak mau berurusan dan itu semua diserahkan kepada orang tuanya.

"Ada rasa dendam sih sedikit, agak enek. Tapi ngga tau itu urusan orang tua," ucapnya.

Sementara Herman selaku orang tua dari Fahrurozi mengatakan bahwa pihak keluarga belum mendapatkan konfirmasi dari pihak kepolisian bahwasanya pelaku sudah tertangkap.

"Belum ada konfirmasi kepada pihak keluarga," ucapnya.

Ia tidak menyangka jika kejadian ini akan menimpa anak pertamanya tersebut.

"Jika tahu akan seperti ini, orang tua akan melarang," ujarnya.

Herman menjelaskan kalau anaknya adalah seorang santri yang saat ini sedang berlibur.

"Dia kan tinggalnya di Pesantren udah hampir tiga tahun di Pandeglang, ini di rumah cuma lagi liburan. Tahu bakalan seperti ini, orang tua juga pasti melarang," ujarnya.

Kata Herman, kegiatan dalam membangunkan warga sambil membawa bedug sudah biasa dilakukan di kampungnya.

Namun saat itu pihak keluarga tidak mengetahui jika anak-anaknya akan berkeliling dengan jarak yang cukup jauh dari kampungnya.

Sehingga mengakibatkan insiden yang tidak diinginkan ini terjadi menimpa anggota keluarganya.

"Mungkin ini dijadikan sebagai pengalaman untuk kita sebagai orang tua, agar selalu menjaga anak-anaknya," ujarnya.

Kini pihak keluarga menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian.

"Kita ingin pelaku dihukum sesuai perbuatannya, kami serahkan kepada pihak kepolisian. Apapun yang terjadi kami serahkan, kalo bisa pelaku diberikan hukuman yang setimpal," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul Cerita Santri Asal Serang Dibacok Pemuda Saat Bangunkan Sahur, Kini Tangannya Masih Lumpuh

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved