Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Pengamat Sebut Anies Diprediksi Bakal Jadi Lawan Prabowo-Puan di Pilpres 2024, Begini Nasib Ganjar

Keduanya digadang-gadang akan mengusung Ketum Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua DPR RI Puan Maharani.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
Kompas TV
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Sumber: KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOM, Dokumentasi @DKIJakarta/INSTAGRAM, Pemprov Jateng) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Isu koalisi antara PDI Perjuangan dengan Partai Gerindra di Pilpres 2024 semkin ramai dibicarakan.

Keduanya digadang-gadang akan mengusung Ketum Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua DPR RI Puan Maharani.

Meski nama yang santer berada di papan atas yang disampaikan oleh lembaga survei adalah Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, namun nama Puan kini makin kencang berhembus.

Apalagi, beberapa hari sebelumnya terjadi kisruh di internal PDI P terkait Ganjar Pranowo.

Jika Prabowo dan Puan maju, lawan yang diprediksi adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Sabtu (29/5/2021), Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari memprediksi, Prabowo Subianto akan berhadapan dengan  Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden 2024 bila koalisi PDI Perjuangan dan Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo sebagai calon presiden terwujud.

"Kalau ini tercipta dan Prabowo-Puan misalnya jadi paslon, maka kemudian tentunya partai politik seperti Golkar, Nasdem, PKS, akan mencari calon yang lain.

Calon yang lain itu dari mana, saya kira kemungkinan besar adalah Anies Baswedan," kata Qoadri saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (29/5/2021).

Qodari menyebut, Anies berpeluang besar menjadi penantang Prabowo karena selalu berada di papan atas dari berbagai hasil survei elektabilitas calon presiden bersama Prabowo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Selain itu, menurut dia, Anies memiliki basis massa yang telah terdefinisi dengan jelas yakni kelompok Islam.

"Nanti akan dipakai sentimen keagamaan, sentimen Islam, karena Anies naik jadi gubernur di Jakarta ini dengan menunggang sentimen Islam tersebut," ujar dia.

Baca juga: Pengamat Nilai Ganjar dan Puan Sedang Diuji PDIP : Bu Mega Melakukan Testing

Baca juga: Ganjar Ditegur karena Bersaing dengan Puan Maharani di Pilpres 2024 ? Ini Jawaban PDIP

Qodari pun memprediksi, bila Anies maju sebagai calon presiden, calon wakil presiden yang akan digandeng bukan dari kalangan ketua umum partai.

"Kemungkinan besar wakilnya Anies itu bukan dari ketua umum partai karena ketua umum partai akan saling berebut satu dengan yang lain dan akhirnya wakilnya adalah bukan orang partai," kata Qodari.

Di samping itu, Qodari memprediksi PDI-P dan Gerindra akan menggaet partai-partai bernuansa Islam ke dalam koalisi pengusung Prabowo.

"Yang pasti PKB, kemudian bisa PPP, tetapi kalau dianggap PPP itu juga partai Islam tradisionalis dan lebih memilih partai Islam modernism mungkin PAN yang akan ditarik bergabung dengan koalisi PDI-P, Gerindra, dan PKB," kata dia.

Kisruh soal Ganjar

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut, kisruh di internal partai yang melibatkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merupakan dinamika politik biasa.

"Apa yang menjadi sorotan media akhir-akhir ini terkait dengan misalnya yang terjadi di Jawa Tengah, bagi PDI Perjuangan, itu dinamika politik yang biasa," kata Hasto dalam sebuah diskusi yang digelar PARA Syndicate, Jumat (28/5/2021).

Menurut Hasto, dinamika serupa juga terjadi ketika PDI-P hendak mencalonkan sejumlah tokoh dalam pemilihan umum, baik di tingkat nasional maupun daerah.

Antara lain pencalonan Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, serta Eri Cahyadi sebagai calon wali kota Surabaya pada Pilkada 2020 lalu.

"Semua menunjukkan adanya dialektika di intenal PDI Perjuangan," kata Hasto.
Namun demikian, Hasto menegaskan, PDI-P memiliki mekanisme untuk menyelesaikan dinamika yang terjadi di internal partai.

"Kami punya kultur, kami punya mekanisme kepemimpinan dalam mengarahkan dialektika tersebut bagi kesiapsiagaan partai dalam menyongsong pemilu," kata dia.

Baca juga: Hasil Survei Capres Litbang Kompas : Prabowo, Anies dan Ganjar Bersaing Jika Pilpres Saat Ini

Baca juga: Ajak Ganjar Sidak ke Sekolah, Gibran Murka Lihat Ulah Para Guru: Jangan Main-main, Akan Saya Catat !

Tanggapan Ganjar

Ganjar Pranowo membeberkan peran Puan Maharani dalam karir politiknya di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Di mata Ganjar, Puan merupakan sosok komandan tempur yang total membantunya untuk memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Tengah 2013.

"Saya tidak punya modal saat itu, itu tidak pernah saya lupa. Mbak Puan dan partai (PDI-P) saat itu bergerak, sehingga saya menang. Maka saya sangat hormat dengan Mbak Puan," kata Ganjar, Jumat (28/5/2021).

"Mbak Puan adalah komandan tempurnya. Sehingga saya menang. Itu tidak pernah saya lupa," tambahnya.

Ganjar juga mengaku tak akan lupa dengan jasa Puan dan seluruh kader PDI-P tersebut.

Saat dikonfirmasi, PDI-P mengaku memang sengaja tak mengundang Ganjar di acara yang dihadiri Puan tersebut.

Hal itu diamini Ganjar yang mengatakan tak ada undangan untuk dirinya.

Setelah itu, media sosial pun diramaikan dengan kabar soal ketidakharmonisan dirinya dengan Puan.

"Jadi kalau di medsos seperti itu, saya sungguh-sungguh kaget. Saya ini orang Jawa dan kader yang selalu diajari mendhem jero, mikul duwur. Itu aja," pungkasnya.(*)

(TribunnewsBogor.com/Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved