Antisipasi Kebocoran Data, Disdukcapil Kota Bogor Matikan Sementara Layanan Sikancil Berlari

Padahal akses layanan online di masa pandemi Covid-19 memudahkan maayarakat agar tidak terjadi kerumunan di suatu tempat pelayanan.

Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Vivi Febrianti
TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
Padahal akses layanan online di masa pandemi Covid-19 memudahkan maayarakat agar tidak terjadi kerumunan di suatu tempat pelayanan. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR UTARA - Kemajuan teknologi untuk memudahkan akses layanan rupanya memiliki potensi adanya kebocoran data.

Padahal akses layanan online di masa pandemi Covid-19 memudahkan maayarakat agar tidak terjadi kerumunan di suatu tempat pelayanan.

Untuk mengantisipasi adanya kebocoran data kependudukan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bogor untuk sementara meniadakan layanan online dengan aplikasi Sikancil Berlari.

Kepala Disdukcapil Kota Bogor, Sujatmiko Baliarto mengatakan bahwa sesuai arahan dari Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bahwa untuk layanan online agar diberhentikan sementara.

"Iya jadi (layanan kependudukan) yang menggunakan internet publik seluruh Indonesia untuk sementara untuk dimatikan, jadi sikancil di Kota Bogor juga off dulu ya, sabar dulu ya," katanya, Kamis (9/6/2021).

Meski layanan online ditiadakan untuk sementara kata Sujatmiko Disdukcapil Kota Bogor tetap membuka layanan kependudukan seperti biasa.

"Iya kalau pakai Sikancil Berlari itu kan tinggal input data kemudian tinggal ambil, nah sekarang pakai manual dulu seperti dulu lagi, jadi pemohon datang langsung," ujarnya.

Saat ini kata Sujatmiko Disdukcapil Kota Bogor terus melakukan perbaikan dan evaluasi sistem yang ada sambil menunggu arahan lanjutan dari pemerintah pusat.

Ia puemastikan meski pelayanan kembali ke manual tidak akan menimbulkan kepadatan atau kerumunan.

Karena untuk pemohonan KTP sendiri saat ini hampir seluruhnya telah rampung.

"Untuk KTP sudah 99 persen, dan untuk yang tidak bisa datang langsung juga kita melakukan perekaman mobil seperti lansia orang sakit dan lain-lain itu kita datangi, dan untuk pelajar juga kita datangi sekolah-sekolah jadi dikordinir oleh sekolah," ujarnya.

Sementara itu seorang pemohon akte dan KTP Ratna mengatakan bahwa Ia pun khawatir dengan adanya bocornya data kependudukan.

Padahal lata dia layanan online sangat membantu dimasa pandemi.

Agar bisa mengakses layanan Ia pun memmilih untuk datang langsung ke kantor kecamatan atau ke Disdukcapil.

"Iya kahawatir apalagi sekarang musim pinjaman online ya, kita kan enggak pernah tau itu tapi kalau data bocor takut disalahgunakan padahal satu sisi layanan online capil itu ngebantu banget, tapi karena takut bocor saya mending datang langsung saja kaya sekarang," ujarnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved