IPB University

Luncurkan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Rektor IPB Univeristy Sampaikan Ini ke Jokowi

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) merespon diluncurkannya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

dok Biro Komunikasi IPB
Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria SP, M. Si 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Berbagai penyesuain perlu dilakukan untuk merespon perubahan global yang terjadi secara cepat dan tidak terduga.

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) merespon ini dengan meluncurkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Kegiatan MBKM adalah wujud respon pemerintah agar sistem pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan era saat ini.

“MBKM membebaskan mahasiswa untuk belajar di luar program studinya. Bahkan mahasiswa merdeka untuk belajar di luar kampus selama tiga semester. Mahasiswa bisa magang di industri multinasional, mengajar di sekolah proyek di desa. Serta bisa mengikuti program belajar di negara lain,” ungkap Nadiem Makarim MBA, Mendikbudristek dalam diskusi rangkaian kegiatan Festival Kampus Merdeka.

Hadir dalam kegiatan ini Ir Joko Widodo selaku Presiden RI dan Prof Arif  Satria yang merupakan Rektor IPB University sekaligus Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI).

Selain itu, hadir juga perwakilan mahasiswa yang mengikuti program MBKM yang diadakan oleh Kemendikbudristek dan perwakilan dari pimpinan perusahaan negeri dan swasta.

Dalam kesempatan ini, Prof Arif memberikan beberapa masukan kepada Presiden RI dan Kemendikbudristek terkait keberlangsungan MBKM yang saat ini sudah berjalan.

Menurutnya salah satu komponen yang penting adalah menciptakan regulasi yang kondusif untuk menunjang kegiatan ini. Misalnya undang-undang tentang guru dan dosen yang memuat tentang kualifikasi dosen.

“Saat kita hadir dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka, sulit untuk mencari praktisi yang ahli. Perlu adanya penyesuaian perangkat perundang-undangan agar bisa kondusif untuk implementasi kampus merdeka. Begitu pula untuk sistem akreditasi yang harus merdeka juga untuk ekosistem kampus. Lalu statuta perguruan tinggi yang masuk dalam pemerintah perlu direform,” tambah Prof Arif.

Ia juga menjelaskan bahwa program Kampus Merdeka ini sangat cocok dengan agenda di  IPB University.

Semenjak tahun 2019 IPB University sudah menggagas program-program yang membebaskan mahasiswa untuk belajar di luar kampusnya.

Misalnya dengan menggabungkan riset, kewirausahaan dan belajar dalam satu kegiatan.

Sehingga ia menyebut, saat momen peluncuran program MBKM, ada istilah ‘tumbu nemu tutup’.

Progam ini sangat mendukung agenda dari IPB University.

Menanggapi ini Nadiem sangat senang dan menyebut Prof Arif sebagai ‘champion’ dari Kampus Merdeka.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved