Qodari Duetkan Jokowi-Prabowo di Pilpres 2024, Fadli Zon Tuding Ada Upaya Jegal Prabowo Nyapres

alasan mengusung Jokowi dan Prabowo Subianto sebagai pasangan di kontestasi pemilihan presiden Pilpres 2024 mendatang

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Youtube Najwa Shihab
Qodari pakai baju Jokowi-Prabowo 2024 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Penasihat Komunitas Jokowi - Prabowo 2024 (JokPro 2024), Mohamad Al Qodari mengungkapkan alasan mengusung Jokowi dan Prabowo Subianto sebagai pasangan di kontestasi pemilihan presiden Pilpres 2024 mendatang.

Menurutnya, menduetkan keduanya solusi mengatasi kemungkinan terjadinya polarisasi di tengah masyarakat.

Ketua Umum DPP Projo Budi Arie Setiadi menyatakan, banyak negara yang melakukan perubahan pada konstitusi untuk memperpanjang masa jabatan pemerintahan.

Baca juga: Ramai Nama Capres 2024 Sudah Bermunculan, Jokowi Minta Relawan Tenang : Woles Aja

Sementara politisi Partai Gerindra, Fadli Zon menganggap wacana yang diusung Qodari, wacana yang terlalu dini disampaikan.

Hal ini terangkum dalam diskusi terbatas yang diselenggarakan Tribun Network, Kamis (24/6/2021).

Qodari awalnya menjelaskan, Indonesia saat ini hidup di zaman politik identitas.

Qodari pakai baju Jokowi-Prabowo 2024
Qodari pakai baju Jokowi-Prabowo 2024 (Youtube Najwa Shihab)

Kondisi ini memicu terjadinya konfrontasi atau benturan antar peradaban di tiap-tiap kontestasi pemilihan umum.

Dia beralasan, kondisi saat ini maryarakat hidup di zaman media sosial (medsos).

Dunia maya yang menerapkan logika algoritma biner, kata Qodari, menciptakan fenomena yang disebut ruang gema atau echo chamber.

"Semisal seseorang mengakses informasi mengenai orang lain, misal dikasih informasi tentang si A terus, kemudian dia akses informasi tentang si B, si B terus. Itu menciptakan fenomena yang namanya ruang gema atau echo chamber," jelas Qodari.

Baca juga: Penembak Pemred di Sumut Ternyata Mantan Cawalkot, Polisi Ungkap Kekesalan Pelaku : Bisa Dibayangkan

Manifestasi fenomena echo chamber ini terjadi saat Pilpres 2019 dalam wujud kategorisasi cebong dengan kampret.

Sebagai informasi, cebong dan kampret merupakan sebutan bagi pendukung Jokowi dan Prabowo.

Fenomena politik identitas dan echo chamber, lanjut Qodari, melahirkan hal-hal yang tidak pernah diduga dan tidak pernah terjadi sebelumnya.

Fadli Zon
Fadli Zon (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Semisal pada tahun 2014, saat Presiden Jokowi akan dilantik, sesungguhnya massa simpatisan Prabowo Subianto berencana menyerbu gedung MPR.

Tujuannya adalah untuk membatalkan pelantikan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved