IPB University
Hadapi Perubahan Iklim, Mahasiswa IPB University Soroti Kerusakan Lingkungan
Pengenalan isu kerugian dan kerusakan dari perubahan iklim akan menyadarkan kita kalau ancaman ini tidak main-main.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Mahasiswa Geofisika dan Meteorologi (GFM) IPB University angkatan tahun 2018 bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Agrometeorologi (Himagreto) IPB University dan PIAREA menyelenggarakan konferensi mahasiswa untuk hadapi perubahan iklim.
Konferensi digelar beberapa waktu lalu dengan mengusung tema “Dampak Perubahan Iklim Semakin Nyata, Sudah Sadarkah Kita?”.
“Kegiatan ini dirancang untuk mengembangkan softskill mahasiswa dalam penerapan bidang ilmunya melalui media kreatif. Selain itu, kegiatan ini juga dirancang untuk melatih koordinasi dan komunikasi antar mahasiswa IPB University dengan mahasiswa luar dan masyarakat luas dengan harapan dapat dinikmati dan bermanfaat,” ucap Dr Perdinan, Dosen IPB University dari Departemen GFM.
Menurutnya, ancaman perubahan iklim terasa semakin nyata dan tidak dapat dihindari.
Pengenalan isu kerugian dan kerusakan dari perubahan iklim akan menyadarkan kita kalau ancaman ini tidak main-main.
“Mari hadapi dengan tangguh dan sudahi meratapi kesedihan. Pengenalan perubahan iklim harus terus dilanjutkan,” ujarnya.
Konferensi ini berisi presentasi karya dalam berbagai bentuk untuk semua kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Karya merupakan hasil dari berbagai kelompok yaitu Slipi (Seputar Lingkungan dan Perubahan Iklim), CAKAP (Cerita Adaptasi Komunitas Andal Pertanian), Saripati (Seputar Risiko Iklim Pertanian dan Teknologi Adaptasi), CATET (Celoteh Adaptasi Tentang Energi Terbarukan), Resapi (Rangkaian Cerita Seputar Adaptasi Perubahan Iklim), KLIK (Kabar Lingkungan Iklim dan Kesehatan) serta Cerdik (Cerita Risiko Dampak Iklim dan Ketangguhan).
“Pengenalan iklim tidak hanya untuk orang dewasa melainkan juga untuk anak-anak dan remaja dimana mereka harus mengenal isu iklim lebih dini,” ucap Fadil, salah satu mahasiswa IPB University saat mempresentasikan karya dongeng dari kelompok KLIK.
Menurut Fadil, karya-karya peserta ini bisa dinikmati dengan berbagai macam cara. Bagi peserta dengan tipe auditori dapat menikmati karya dalam bentuk podcast.
Bagi peserta dengan tipe visual dapat menikmati karya dalam bentuk infografis dan tulisan seperti poster, ensiklopedia, modul, microblog, komik, majalah bahkan terdapat karya dalam bentuk dongeng.
Selain itu, untuk peserta dengan tipe visual-auditori dapat menikmati hasil karya dalam bentuk video.
“Karya-karya ini terangkum dalam situs https://gfm55.blogspot.com, profil instagram @gfmup55i, channel youtube Geofisika dan Meteorologi 55 serta akun spotify G2.FM,” imbuhnya.
Ada 130 lebih peserta yang hadir dari berbagai perguruan tinggi dan instansi seluruh Indonesia. Seperti Perhimpunan Meteorologi Indonesia (Perhimpi), SEAMEO Biotrop, Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) dan lain-lain. (*)