Idul Adha di Tengah PPKM Darurat, Bima Arya Minta Penyembelihan Hewan Kurban Dilakukan di RPH
Bima menyebut bahwa secara teknis RPH Bubulak siap melakukan penyembelihan hewan kurban sesuai ketentuan dan syariat Islam.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau kesiapan Rumah Potong Hewan (RPH) di wilayah Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Rabu (14/7/2021).
Peninjauan ini dilakukan menjelang Idul Adha 1442 H pada 20 Juli 2021 mendatang yang masih dalam suasana PPKM Darurat.
Bima Arya didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor Anas S Rasmana, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bogor Ustadz Ade Sarmili, Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Bogor H. Ramlan Rustandi, dan Kepala UPTD RPH Bubulak Didong Suherdi.
“Pelaksanaan Idul Adha tahun ini masih dalam kondisi PPKM Darurat. Maka dari itu pelaksanaannya menyesuaikan, tidak ada sholat ied berjamaah, demikian pula penyembelihan hewan kurbannya diatur. Dan diimbau kepada masyarakat semaksimal mungkin agar penyembelihan itu dilakukan di RPH,” ungkap Bima Arya.
Bima menyebut bahwa secara teknis RPH Bubulak siap melakukan penyembelihan hewan kurban sesuai ketentuan dan syariat Islam.
“Saya tadi cek secara teknis seperti apa. Saya pastikan di sini petugasnya siap, prokesnya juga siap. Estimasi kapasitasnya sampai berapa, sehingga kita bisa memperkirakan agar warga mendapatkan kepastian. Jangan sampai warga diarahkan ke sini, tapi di sini tidak siap. Saya minta koordinasi yang rapi saja,” ujar Bima.
Pelaksanaan kurban juga akan melibatkan pengawasan dari DMI Kota Bogor serta dokter hewan untuk memeriksa kesehatan hewan kurban.
“Kapasitas sehari bisa memotong 200 ekor sapi. Pasti tidak akan semua bisa tertampung di RPH, minimal bisa mengurangi titik-titik yang biasanya memotong secara langsung. Dalam hal keterbatasan kapasitas RPH, pemotongan hewan kurban dapat dilakukan di luar RPH tapi dengan ketentuan dan protokol kesehatan yang ketat,” terang Bima.
Tahun ini pun, Bima Arya mengaku akan mengirimkan hewan kurbannya untuk disembelih di RPH Bubulak.
“Biasanya kan saya langsung ke kampung-kampung, kalau sekarang kita imbau di RPH supaya tidak ada kerumunan dan sesuai prokes sampai dicacah, kemudian dibagikan ke kampung-kampung,” katanya.
Di tempat yang sama Kepala DKPP Kota Bogor Anas Rasmana menjelaskan bahwa keuntungan memotong di RPH adalah terjamin aman, sehat, utuh dan halal (asuh).
“Sapinya dicek oleh dokter, setelah dipotong pun dicek lagi post mortemnya dagingnya sehat atau tidak. Kemudian memotong sesuai syariat Islam, waktu pemotongannya lebih cepat hanya 30 menit,” ujar Anas.
Anas juga memprediksi bahwa penjualan hewan kurban tahun ini menurun.
“Laporan dari para pedagang yang kita temui sampai dengan H-7 itu mereka menurun sampai 30 persen. Contoh sapi itu baru terjual 2.500 transaksi. Estimasi kita sampai tanggal 20 Juli itu akan terjual 4.500 sapi, tahun lalu 5.200 ekor. Kalau kambing/domba tahun lalu terjual 8.000 ekor, tahun ini diperkirakan hanya 6.000 ekor. Sampai H-7 kemarin kambing baru terjual 4.000 ekor,” beber Anas.
Sementara itu, Ketua DMI Kota Bogor Ustadz Ade Sarmili mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kota Bogor karena telah memperhatikan kesehatan umatnya, terutama dalam momen berkurban nanti.