Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Kehamilan Wanita yang Dipukul Satpol PP Dipertanyakan, Suami Korban Yakin : Saya yang Rumah Tangga

Akademisi tersebut bahkan berpendapat bila kehamilan korban pemukulan itu tak terbukti maka bisa menjadi keterangan palsu.

Facebook Ivan Vanhouten/Kompas TV
Ivan merasa difitnah oleh Mardani, Satpol PP Gowa yang pukul wanita hamil saat razia PPKM Darurat 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kehamilan korban pemukulan oknum Satpol PP Gowa kembali ramai diperbincangkan.

Itu setelah ada akademisi di Makassar yang mendesak Polisi untuk turut memproses pengakuan korban yang mengaku hamil.

Akademisi tersebut bahkan berpendapat bila kehamilan korban pemukulan itu tak terbukti maka bisa menjadi keterangan palsu.

Bahkan menurutnya bisa sampai dikenakan Undang-Undang ITE.

Kasus pemukulan pasangan suami istri pemilik warkop oleh oknum Satpol PP Gowa memang menyita perhatian publik.

Selain karena tindak kekerasan terhadap wanita, publik juga bersimpati karena korban mengaku sedang hamil tua.

"Pelan-pelan pak, orang lagi hamil pak, santai pak," kata Ivan, suami Riyana ke Satpol PP Gowa Mardani Hamdan.

Kasus ini sebenarnya sudah beberapa hari tak tersiar lagi.

Mardani Hamdan juga sudah mendekam di tahanan imbas dari perbuatan kasarnya terhadap Ivan dan Riyana.

Namun hari ini, Kamis (22/7/2021) muncul berita dari sebuah media online tentang Riyana.

Seorang akademisi, dalam berita itu, mendesak agar Polisi turut memproses pengakuan korban yang mengaku hamil.

Oknum Satpol PP Gowa pukul wanita hamil
Oknum Satpol PP Gowa pukul wanita hamil (Facebook Ivan Van Houten)

Menurut akademisi tersebut, Riyana dan Ivan bisa disangkakan UU ITE bila kehamilan tersebut tak terbukti karena memberi keterangan palsu.

Akun gosip ternama, Lambe Turah bahkan sampai turut memposting foto capture berita tersebut.

Seperti sebelum-sebelumnya, Ivan dan Riyana seakan merespon kabar miring yang tengah merundungnya lewat status Facebook.

TribunnewsBogor.com sudah berupaya meminta konfirmasi lewat direct message Facebook, namun Ivan tak menjawabnya.

Lewat statusnya, Ivan menulis bahwa ia sangat yakin istrinya hamil.

"Bismillah saya yakin dan percaya Atas kehamilan istri saya karna saya yg jalani rumah tanggah ini ,

sebelum kejadian ini tahun kemarin dan bulan" sebelumnya kami sudah umumkan di FB bahwa istri saya hamil.

Saya hanya menanti kekuasaan Allah," tulis Ivan Vanhouten.

Pun dengan Riyana yang juga menulis sebuah tulisan panjang di akun Facebooknya.

"BERSATULAH KAWAN SEPERJUANGAN

Hari ini, kami masih percaya kalau kebenaran masih segalanya

Meskipun tersiar kabar diluar sana

Tentang mereka memutarbalikkan fakta
Tentang mereka sengaja merekayasa kenyataan
Tentang mereka yang sengaja ingin menghancurkan kami

Tapi Tuhan masih mengirim orang-orang baik membersamai kami

Hingga kami tidak pernah merasa sendiri Dalam merasakan pahitnya perjuangan

Duka kami tidak pernah berarti

Jika semuanya harus kami tinggalkan begitu saja

Perjuangan kami akan sampai pada garis akhir
Yakni menang dalam barisan keadilan.

Apa salah kami terus bersuara?

Sementara ia masih tertawa begitu saja

Apa salah kami terus bertanya?

Sementara ia masih bisa memutar jawaban.

Kami bukan petarung bayaran

Apalagi hanya karna kami dianggap kesepian

Tidak, itu bukan karakter kami

Warisan nenek kami adalah

Toddopuli.,

Komitmen berjuang tidak akan usai.

*Ivan Van Houten dan Riyana Kastury*Makassar, 21 Juli 2021," tulis Riyana di Facebook.

Diberitakan sebelumnya, tak henti sampai di situ saja, ketika sedang membuat laporan di kantor Polisi Riyana bahkan jatuh pingsan.

"kondisinya pada sata tempat kejadian seperti kita lihat bersama masih sempat histeris, masih syok menerima kejadian in,

setibanya di SPKT beliau kurang sehat jadi laporannya pertengahan dihentikan," kata Kanit Reskrim Polsek Bajeng Ipda Harianto dikutip TribunnewsBogor.com dari Youtube Tvonenews.

Menurut Harianto, berdasar pengakuan korban, Riyana tengah hamil 9 bulan.

Riyana (baju kuning) korban diduga penganiayaan oleh oknum Satpol PP Gowa saat operasi PPKM mikro
Riyana (baju kuning) korban diduga penganiayaan oleh oknum Satpol PP Gowa saat operasi PPKM mikro (TRIBUN-TIMUR.COM/SAYYID)

"Kondisi hamil, menurut informasi dan pengakuan korban sementara hamil 9 bulan," kata ipda Harianto.

Melansir Tribun Timur, Riyana justru mengurai cerita lain soal kehamilannya.

Riyana sempat histeris ketika menjalani perawatan di Rumah Sakit Thalia, Panciro.

Menurut Riyana, setelah dicek petugas medis di rumah sakit tersebut menyatakan dirinya tak hamil.

"Laki-laki dia cek perut saya. Baru dia bilang pantas dipukul Satpol PP karena begitu gayamu," kata Riyana menirukan ucapan petugas medis.

Petugas medis bermaksud melakukan USG, namun Riyana menolak.

Riyana mengaku sedang menjalani sebuah pengobatan.

"Saya kan dalam pengobatan. Bisa lihat FB saya dan bulan lalu perut saya memang berbeda dan saya memang tidak ke dokter," katanya.

Riyana menekankan meski tak ke dokter namun ia memiliki bukti bahwa sedang hamil.

Riyana mengklaim kehamilannya tersebut tak bisa dilihat oleh dokter.

"Kalau ke dokter memang tidak bisa, tidak nampak. Bisa buka FB saya tiap bulan perut saya bagaimana, kadang besar dan sebentar kempes," kata Riyana.

Riyana mengaku terkahir datang bulan tiga bulan lalu.

Ia mengaku mengetahui kehamilannya ini dari seorang tukang urut.

"Masalahnya ini pengobatan sendiri pak, memang tidak bisa dijangkau dengan pikiran logika. Iya tukang urut yang bilang saya hamil dan saya sendiri," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved