PDIP Intruksikan Tebar Baliho Puan Maharani, Elektabilitas di Bawah Anies Meski Jadi Wapres Prabowo

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming bahkan mengakui bahwa pemasangan baliho Puan Maharani merupakan intruksi PDIP.

Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
KOMPAS.COM/ARIA RUSTA YULI PRADANA
Baliho bergambar Puan Maharani di Jalan Pemuda, Blora, Selasa (3/8/2021)(KOMPAS.COM/ARIA RUSTA YULI PRADANA) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Baliho Ketua DPR RI Puan Maharani di sejumlah kota menuai polemik.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming bahkan mengakui bahwa pemasangan baliho Puan Maharani merupakan intruksi PDIP.

Lantas benarkah baliho Puan Maharani bertujuan untuk Pilpres 2024 ?

Diketahui bersama baliho Puan Maharani kini tersebar di beberapa kota.

Dalam baliho, tampak foto Puan Maharani mengenakan baju merah.

Di balihio juga tertulis 'Kepak Sayap Kebhinekaan'.

Baliho Puan Maharani juga tersebar di Solo, Jawa Tengah.

Menurut Gibran, pemasangan baliho Puan Maharani merupakan intruksi PDIP.

"Iya, itu ada intruksi dari partai," kata Gibran dikutip TribunnewsBogor.com dari tayangan Kompas TV.

Meski begitu, Gibran enggan menyebut jumlah baliho Puan Maharani yang tersebar di Solo.

"Gak usah disebutkan (jumlah balihio Puan Maharani)," kata Gibran.

Gibran juga tak mau membahas lebih lanjut soal baliho Puan.

"Ngurus Covid sik," kata Gibran Rakabuming Raka.

Direktur Eksekutif Indostrategic Khoirul Umam berpendapat pemasangan baliho Puan sebagai upaya meningkatkan popularitas di tingkat nasional.

"Kita bisa melihat sekarang, di setiap jalan itu poster atau baliho dari Mbak Puan. Saya pikir itu juga bagian dari upaya untuk meningkatkan popularitas dan kesukaan (terhadap) Mbak Puan di level nasional," kata Khoirul dikutip dari Kompas.com.

Dari hasil survey Indostrategic, popularitas Puan Maharani di tingkat tokoh capres, Puan Maharani berada di posisi keenam.

Tingkat popularitas Puan berada di angka 60,8 persen.

Baliho bergambar Puan Maharani di Jalan Pemuda, Blora, Selasa (3/8/2021)(KOMPAS.COM/ARIA RUSTA YULI PRADANA)
Baliho bergambar Puan Maharani di Jalan Pemuda, Blora, Selasa (3/8/2021)(KOMPAS.COM/ARIA RUSTA YULI PRADANA) (KOMPAS.COM/ARIA RUSTA YULI PRADANA)

Posisinya masih berada di bawah Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Ridwan Kamil.

Sementara, tingkat likeability terhadap Puan sebesar 36 persen atau berada pada posisi 10.

"Tentu ini menjadi evaluasi yang baik bagi Mbak Puan Maharani," ucap Khoirul.

Kemudian, jika pilpres digelar hari ini, elektabilitas Puan berada di bawah 1 persen.

Puan dipilih oleh 0,6 persen responden.

Tingkat elektabilitas Puan berada di bawah sejumlah tokoh, yakni Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan Agus Harimurti Yudhoyono.

Kemudian, Tri Rismaharini, Gatot Nurmantyo, Khofifah Indar Parawansa, Erick Thohir, serta Ahmad Syaikhu.

Kendati demikian, dalam survei mengenai pasangan capres, Puan memiliki torehan positif dengan menempati posisi kedua setelah pasangan Anies-AHY.

Dalam rilis survei, Puan dipasangkan dengan Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) simulasi.

Pasangan Prabowo-Puan memiliki elektabilitas 14,65 persen. Sementara, posisi pertama yaitu Anies-AHY, meraih elektabilitas 20,25 persen.

Atas temuan tersebut, Khoirul berpandangan bahwa pasangan Prabowo-Puan akan memiliki angka yang tinggi jika pasangan itu mampu mengandalkan kekuatan dukungan partai politik besar.

"Kalau kita lihat dari kekuatan partai politik, maka Pak Prabowo dan Mbak Puan memiliki basis mesin politik yang lebih riil dan lebih kuat. Oleh karena itu ini menjadi satu dilema. Kalau misalkan kekuatan partai politik dan mesin politik menentukan, maka angka ini berpotensi ter-boosting lebih tinggi," jelasnya.

Kurang Empati

Melansir Kompas.com, Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai pemasangan baliho dengan asosiasi Pemilu 2024 oleh sejumlah politisi di masa pandemi Covid-19 menunjukkan kurangnya empati.

Sebab, di tengah pandemi Covid-19 seperti ini pemasangan baliho itu seolah tak peka terhadap masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi.

"Hanya memang sekarang kan perdebatannya apakah perlu di masa pandemi masang-masang baliho gitu? Para tokoh itu kan orang pintar ya, masa sih perlu kita ingatkan untuk berempati dengan warga lain yang masih mengalami kesulitan menghadapi pandemi?" ujar Hendri, dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (5/8/2021).

Kendati demikian, pendiri lembaga survei KedaiKOPI itu mengakui, pemasangan baliho memang efektif untuk mendulang popularitas.

Puan Maharani bicara mik mati
Puan Maharani bicara mik mati (Youtube Boy William)

Hendri mengatakan pemasangan baliho adalah upaya partai politik mengenalkan calonnya ke masyarakat.

Bahkan, dia mengklaim pemasangan baliho terbukti paling efektif untuk meningkatkan popularitas calon pemimpin politik.

"Pemasangan baliho ini memang paling efektif untuk mengenalkan calon. Itu kalau kata hasil survei KedaiKOPI. Untuk mengenalkan tokoh, salah satu yang bisa dijadikan media paling efektif itu ya memang baliho," ujar Hendri.
Namun, Hendri kembali mengingatkan saat ini momennya kurang tepat jika hendak memperkenalkan diri untuk Pilpres 2024.

"Masa sih kita mesti mengingatkan uang baliho itu baiknya untuk membantu dan beramal? Kan enggak perlu ya, mereka orang-orang pintar ya," lanjut Hendri.

Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved