Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

IPB University

Inovasi Baru ! Mahasiswa IPB Temukan Alat Pengumpul Ikan Pakai Frekuensi

Menurut Nadiem Makarim, inovasi saja tidak cukup, untuk itu perlu menghilangkan sekat-sekat dengan membuka pintu kolaborasi lintas sektor.

TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Ilustrasi - Warga sulap selokan menjadi kolam ikan 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI mengundang para inovator muda dari kalangan perguruan tinggi, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam menyambut peringatan Hari Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26 yang jatuh pada Selasa, 10 Agustus 2021lalu.

Para undangan diminta untuk memberikan testimoni terkait inovasi yang telah diciptakannya guna memotivasi generasi muda dalam mengharumkan nama bangsa.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadim Makarim dalam sambutannya menyampaikan selamat Hari Teknologi Nasional.

Ia menghimbau agar anak bangsa meningkatkan cinta terhadap produk dalam negeri serta karya anak bangsa.

Ia pun merasa bangga karena 26 tahun lalu inovasi hebat anak bangsa telah di lahirkan yaitu pesawat Nusantara N260 sehingga lahirlah Hari Teknologi Nasional yang dirayakan pada setiap 10 Agustus.

"Akan tetapi dalam perjalanannya kecintaan anak bangsa cukup rendah dan  inovasi kurang diberi tempat. Untuk itu di peringatan Hari Teknologi Nasional ini saya mengajak dengan mengedepankan semangat Merdeka Belajar. Untuk itu semua saling bersinergi lintas sektor melahirkan inovasi-inovasi baru hasil dari kolaborasi," ujar Nadiem Makarim.

Ia pun mengatakan, pendidikan harus memberi kemerdekaan kepada peserta didik untuk mencoba hal-hal baru.

Menurutnya, inovasi saja tidak cukup, untuk itu perlu menghilangkan sekat-sekat dengan membuka pintu kolaborasi lintas sektor.

Salah satu inovator muda yang diundang dalam acara ini adalah  Dr Roza Yusfiandayani dari IPB University.

Inovasi Dr Roza dinilai dapat mengatasi permasalahan nelayan dan dapat meningkatkan pendapatan nelayan dengan hasil yang melimpah.

Inovasi dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University tersebut diberi nama  eFAD (electronic Fish Aggregating Devices). Dr Roza menjelaskan, inovasinya ini dikerjakan pada tahun 2013  bersama dengan pakar perikanan lainnya yaitu Prof Mulyono S Baskoro dan Prof Indrajaya.

"Kami berkumpul dalam rangka untuk menemukan solusi bagaimana rumpon alat bantu tangkap ikan bisa di gunakan secara personal sebagai alat tangkap ikan yaitu berupa rumpon portable dan bersifat mobile," ujar Dr Roza.

Selain itu, lanjut Dr Roza, inovasinya ini dilengkapi dengan  frekuensi suara untuk mengumpulkan ikan.

Dengan demikian, nelayan tidak perlu memburu ikan, tetapi ikan akan mendengar frekuensi suara dan mencari frekuensi suara tersebut.

"Inovasi eFAD (electronic Fish Aggregating Devices) dapat menjadi alat untuk mengumpulkan ikan tertentu yang diinginkan. Berdasarkan peneliitian  di Aceh Utara, inovasi ini bisa menurunkan  43 persen biaya operasional nelayan diantaranya bahan bakar dan bahan makanan, sehingga nelayan bisa hemat," ujar Dr Roza, Kepala Subdit Pengelolaan dan Komersialisasi Inovasi, Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved