IPB University
Hasil Penelitian Pakar IPB University, Jangan Gunakan Lagi Simpanse Jadi Hewan Percobaan
kera yang dulu digunakan sebagai hewan coba adalah simpanse, namun saat ini sudah tidak digunakan lagi karena status konservasi.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Drh Fitriya Nur Annisa Dewi, PhD, Cert.LAM dalam Kuliah Umum Cluster Primate Penggunaan Satwa Primata sebagai Hewan Laboratorium, mengatakan bahwa kera tidak lagi digunakan dalam riset biomedis.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Himpunan Minat Profesi Satwa Liar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University ini, Drh Fitria menjelaskan bahwa satwa primata digunakan dalam berbagai riset karena satwa ini memiliki kemiripan dengan manusia.
Terutama dalam hal genenetik, fisiologi, neuroanatomi, reproduksi, development, cognition, dan social complexity.
“Salah satu genus primate yang digunakan sebagai hewan laboratorium berasal dari genus Macaca. Beberapa spesies Macaca yang umum digunakan dalam penelitian dan uji yaitu monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), monyet rhesus (Macaca mulatta), beruk (Macaca nemestrina), dan monyet jepang (Macaca fuscata),” ujar Peneliti di Pusat Studi Satwa Primata (PSSP), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University ini.
Menurut Dosen FKH IPB University ini, kera tidak lagi digunakan dalam riset biomedis.
Salah satu kera yang dulu digunakan sebagai hewan coba adalah simpanse, namun saat ini sudah tidak digunakan lagi karena status konservasi.
Hal ini terkait prinsip etik dalam penggunaan hewan coba yaitu Replacement, Reduction, dan Refinement atau yang sering dikenal dengan istilah 3R.
Selain itu, Drh Fitria juga menjelaskan tentang pentingnya lima freedoms of animal welfare yaitu hewan bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari cedera dan penyakit, bebas dari rasa takut dan cekaman, serta hewan bebas mengekspresikan diri.
Ia juga menjelaskan mengenai taksonomi, tingkah laku dan bentuk komunikasi yang digunakan oleh satwa primata.
Dan pentingnya manajemen pemeliharaan dan program kesehatan satwa primata di lembaga riset. (*)