Kisah Gadis Kecil Asal Ciseeng Bogor Korban Kecelakaan, Kepala Retak Usai Ditabrak Motor
Nasib pilu dialami seroang gadis kecil bernama Siti Salsabila warga Desa Karikil, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISEENG - Nasib pilu dialami seroang gadis kecil bernama Siti Salsabila warga Desa Karikil, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor.
Tubuh bocah berusia lima tahun itu terpental sekitar tiga meter saat dibonceng sepeda motor oleh kakaknya karena terlibat kecelakaan dengan depada motor dari berlawanan arah.
Sang gadis kecil ini terpental dari atas sepeda motor yang ia tumpangi bersama sang kakak.
Akibatnya, kepala Salsa terluka parah.
Kondisinya pun sempat kritis.
Irpan (28) awalnya kaget begitu mendengar kabar anaknya mengalami kecelakaan di jalan kampung Parung Leungsir, Desa Karikil, Ciseeng.
Irpan bergegas menuju tukang urut di daerah Cisuuk, tempat anaknya dirawat.

Namun, sesampainya di sana, kabar kecelakaan itu ternyata menimpa keponakannya, Salsa, yang tengah terbaring kritis.
Mata Salsa terlihat mendelik, wajahnya pucat dan detak jantungnya lemah. Salsa juga sempat muntah darah.
Irpan merasa prihatin melihat keponakannya itu seperti sedang sakaratul maut.
Tanpa pikir panjang, ia membawa Salsa menggunakan motor ke sejumlah klinik.
Ada empat klinik yang didatangi
Namun, semua mengarahkan ke Rumah Sakit Dhuafa di Jampang, Kecamatan Kemang.
"Di Rumah Sakit Dhuafa tidak bisa ditangani. Pihak rumah sakit juga bilang bahwa kondisi Salsa tinggal 30 persen," ungkap Irpan kepada TribunJakarta.com di rumah Basuki pada Rabu (25/8/2021).
Mendengar penjelasan itu, pihak keluarga kian ketar-ketir.
Mereka tidak pasrah dengan kondisi itu.
Pihak rumah sakit lalu mengarahkan Irpan untuk membawa Salsa ke Rumah Sakit Hermina.
Irpan bersama Ayah Salsa, Basuki (46) membawa Salsa ke Rumah Sakit Hermina dengan mobil pinjaman tetangga.
Sesampainya di sana, dokter mengatakan Salsa mengalami retak di tempurung kepala bagian kiri.
Kondisi itu harus segera ditangani dan dilakukan tindakan operasi.
Salsa menjalani operasi selama kurang lebih 4 jam.
Dari pukul 15.00 WIB sampai 18.00 WIB
"Setelah masuk ke Rumah Sakit Hermina, esok harinya Salsa langsung dioperasi," katanya lagi.
Ke rumah nenek
Di kediaman rumah orangtua Salsa, Irpan bercerita bahwa kecelakaan itu bermula saat Salsa bersama kakaknya, Nadia dan ibunya, Wati, berboncengan bertiga naik motor hendak menuju rumah neneknya, Murtini pada Minggu (15/8/2021) sekitar pukul 13.00 WIB.
Di belakang mereka, tiga saudara lainnya, Maya, Murtini dan Syaqila juga berboncengan motor bertiga sedang menuju rumah itu.
Dua motor itu jalan tidak berbarengan. Nadia bersama Wati dan Salsa berangkat lebih dulu.
Saat di perjalanan, Nadia yang membawa motor hendak menyalip mobil di depannya.
Namun, sebuah motor melaju kencang di hadapannya saat Nadia menyalip mobil tersebut.
Tabrakan pun tak terelakkan.
Pengendara motor itu jatuh tersungkur di aspal begitu juga dengan mereka bertiga.
Wati dan Nadia mengalami luka di bagian tangan dan kaki.
Akan tetapi, Nahas, kondisi Salsa lebih parah.
Ia tak sadarkan diri.

Wati panik melihat kondisi anaknya tergeletak lemah dengan kedua mata yang melihat ke atas.
Mereka tak melihat kondisi pengendara motor yang bertabrakan tadi.
Sebab, perhatian Wati hanya terpusat dengan kondisi anaknya.
Menurut seorang sekuriti di PT Indargo, tak jauh dari lokasi kecelakaan, pengendara motor itu selamat dan sesaat setelah kecelakaan pergi meninggalkan lokasi.
"Saya enggak ingat apa-apa. Matanya sudah ke atas saja. Saya panik," ujar Wati.
Motor yang dibawa Maya kemudian menepi di lokasi kecelakaan itu.
Hal pertama yang Maya lakukan adalah membawa Salsa menuju tukang urut.
Awalnya mereka tidak tahu bahwa Salsa mengalami keretakan di bagian kepala.
"Namanya orang kampung, kita enggak tahu kondisi anak ini. Jadi kita bawa saja langsung ke tukang urut," ujar Irpan.
Irpan lalu menyusul ke tukang urut.
Ia lalu membawa keponakannya ke sejumlah klinik dan ke Rumah Sakit Dhuafa.
Dari sana, Irpan diarahkan untuk membawa Salsa ke Rumah Sakit Hermina Bogor.
"Saat ini sudah ditangani dengan operasi. Tinggal kontrol jalan. Masih tetap kontrol dengan pihak Rumah Sakit," katanya.
Dua minggu pascakejadian itu, kondisi Salsa telah membaik meski kerap mengeluh sakit.
Nafsu makan Salsa semakin baik.
Namun persoalan tampaknya belum selesai.
Pihak keluarga Salsa harus menanggung biaya pengobatan rumah sakit yang biayanya sangat tinggi.
Bila tidak bisa ditutup, Irpan bakal berurusan dengan persoalan hukum.