Lapas Tangerang Terbakar
Banyak Narapidana Pakai Handphone di Lapas Tangerang, Kalapas : Butuh Komunikasi
Kalapas Klas I Tangerang Victor Teguh Prihartono, menanggapi maraknya narapidana yang menggunakan HP di dalam lapas tersebut.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Peristiwa kebakaran yang terjadi di Lapas Kelas I Tangerang, pada Rabu (8/9/2021) dini hari kemarin, menyebabkan 44 narapidana meninggal dunia.
Beberapa keluarga korban mengaku, sebelum kejadian, mereka sempat berkomunikasi dengan narapidana yang berada di dalam lapas, dengan menggunakan Handphone (HP).
Kalapas Klas I Tangerang Victor Teguh Prihartono, menanggapi maraknya narapidana yang menggunakan HP di dalam lapas tersebut.
Victor mengatakan, penggunaan handphone yang dilakukan oleh warga binaan di Lapas Klas I Tangerang, merupakan pelanggaran tata tertib.
Pasalnya, Lapas Kelas I Tangerang telah menyediakan 10 bilik layanan untuk berkomunikasi dengan menggunakan virtual video conference bagi para narapidana.
Dengan begitu, warga binaan dapat bebas menggunakan 10 bilik komunikasi tersebut selama 24 jam, untuk menghubungi keluarga ataupun kerabatnya.
"Memang tidak dipungkiri, para narapidana itu butuh komunikasi. Namun, peredaran HP di dalam lapas itu merupakan pelanggaran disiplin," ujar Victor Teguh Prihartono kepada awak media, di RSUD Kabupaten Tangerang, Kamis(9/9/2021).
"Disediakannya bilik komunikasi itu, merupakan bentuk kepedulian kita terhadap narapidana, untuk memberikan kesempatan berkomunikasi dengan pihak keluarganya masing-masing," jelasnya.
Lebih lanjut Victor menambahkan, penggeledahan HP didalam lapas dilakukan secara rutin oleh petugas, hingga 4 sampai 5 kali dalam satu bulan.
Menurutnya, kegiatan penggeledahan HP dapat dijadwalkan secara bersama ataupun dijadwalkan oleh lembaga struktural dan juga dapat dijadwalkan oleh rekan-rekan lainnya, untuk kepentingan tertentu.
"Peredaran di dalam atau masuknya HP yang tidak kami ketahui, itu sejalan dengan banyaknya kegiatan penggeledahan yang kami lakukan," terangnya.
"Sepanjang tidak diketahui tidak masalah, tapi sempat kedapatan (napi membawa HP), dia harus dilakukan pemeriksaan dan diproses dengan pelanggaran disiplin," tegas Victor.
Oleh karena itu Victor menilai, kejadian ini menjadi bahan evaluasi bagi para petugas lapas, guna menekan peredaran alat komunikasi yang ilegal.
Agar kedepannya, setiap petugas dapat lebih serius dan lebih teliti, terhadap upaya pemasukan dan peredaran HP di dalam lapas.
"Kedepannya, frekuensi penggeledehan HP akan kami evaluasikan lagi, agar kami dapat menekan hal-hal seperti itu" kata Victor Teguh Prihartono.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Hukum dan HAM RI, Yasonna Laoly, tidak menanggapi pertanyaan dari awak media, terkait pertanyaan yang serupa.
Yassona mengaku, pihak Kemenkumham tengah berkonsentrasi untuk penyelesaian relokasi tempat, bagi 81 orang narapidana yang selamat dari peristiwa naas tersebut.
"Kalau persoalan penggunaan HP itu, nanti kita tangani. Saat ini, kita selesaikan dulu masalah penyidikan penyebab kasus kebakaran," paparnya.
"Kami masih bekerja sama dengan keluarga korban, dan kami masih menunggu kabar dari tim Inafis Polri. Jadi kami tidak memikirkan hal yang lain dulu," tutup Yasonna Laoly.
Tidak Ada Perang Antargeng
Blok C2 Lapas Kelas I Tangerang dilalap si jago merah, pada Rabu (8/9/2021) dini hari.
Blok C2 ditempati oleh narapidana atau warga binaan kasus narkoba.
Dugaan sementara, penyebab terjadinya peristiwa kebakaran yang menyebabkan 44 narapidana meninggal dunia saat ini adalah karena korsleting listrik.
Kalapas Klas I Tangerang, Victor Teguh Prihartono menilai, analisis dugaan sementara dari pihak kepolisian yang mengatakan, kebakaran disebabkan karena gangguan hubungan arus pendek listrik, kemungkinan benar.
Pasalnya menurut Victor, sebelum kejadian, kondisi cuaca yang terjadi adalah hujan lebat dan angin kencang, mulai pagi hingga sore hari.
"Saat ataupun sebelum kejadian, saya selalu berada di lapas. Makanya saya rasa dugaan sementara ini ada kemungkinan benar," ujar Victor saat mendaMpingi Menteri Hukum dan HAM, Yassona Laoly mengunjungi narapidana yang sedang dalam perawatan di RSUD Kabupaten Tangerang, Kamis(9/9/2021).
"Kita sama-sama tahu, dari pagi hingga sore hari sebelum kejadian, hujan lebat dan angin kencang melanda," sambungnya.
Oleh karena itu, Victor membantah seluruh isu yang beredar di sosial media, terkait penyebab kebakaran karena keributan, gangguan, atau perkelahian antar geng bandar.
Menurut Victor, kabar tersebut jelas salah. Sebab, sumber api diduga muncul dari plafon.
Hal itu diperkuat, dengan orang yang pertama melihat api tersebut muncul adalah petugas lapas yang berada di atas menara.
"Jadi, kita tidak boleh membuat isu penyebab kebakaran karena terjadi perang antar geng ataupun keributan. Saya pastikan tidak ada. Itu pernyataan saya!," tegas Victor.
Dengan demikian, Victor mengajak rekan-rekan awak media, untuk meluruskan (kabar miring yang beredar di luar sana), dengan memberi informasi akan kondisi yang memang benar terjadi.
Victor juga meminta masyarakat, agar jangan berasumsi terkait penyebab musibah nahas tersebut.
"Sampai saat ini, kita masih menunggu hasil investigasi, karena proses penyidikan masih sedang dilakukan oleh pihak kepolisian," terangnya.