Hukum Perayaan Rebo Wekasan di Rabu Terakhir Bulan Safar Menurut UAS & Buya Yahya, Ini Penjelasannya
Selain kerap dianggap sebagai bulan sial, bulan Safar juga kental dengan tradisi rabu wekasan atau rebo wekasan.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Bertawasul adalah memakai atau menyebutkan nama para wali itu saat berdoa dengan harapan Allah akan mengabulkan doa kita berkat kemuliaan para wali Allah tersebut.
“Misalnya bertawasul dengan Wali Songo. Saat berdoa bilangnya begini: Ya Allah, berkat kemuliaan para wali-Mu ini, aku memohon kepada-Mu, dan seterusnya. Kalau ini boleh,” pungkasnya.
Penjelasan Buya Yahya
Dilansir dari Youtube Al-Bahjah TV Rabu (8/9/2021), Buya Yahya menergaskan tidak ada hari atau bulan bencana.
"Tidak ada hari bala, hari bencana adalah hari kita bermaksiat. Jangan percaya hari rabu hari bencana atau jangan percaya bulan Safar adalah bulan celaka atau bulan Hapit bulan sengsara atau bulan miskin, enggak ada itu semuanya," jelas Buya Yahya.
"Hari Allah adalah hari baik semuanya, hari jelek itu adalah hari ketika kita bermaksiat," tegasnya lagi.
Kemudian pada bulan Safar ini, sebagian orang mempercayai tentang hari Rabu terakhir di bulan Safar atau yang sering disebut Rabu Wekasan atau rebo wekasan.
Baca juga: Hukum Memperingati Rebo Wekasan Menurut Ustaz Abdul Somad
Baca juga: Bacaan Niat Salat Rebo Wekasan dan Doa Setelah Selesai Shalat
Buya Yahya pun menegaskan bahwa hukumnya boleh percaya boleh tidak.
"Kemudian kisah tentang Rebu wakasan yang kami dengar adalah ada seorang orang sholeh menyampaikan bahwa hari ini akan ada bencana, kita tidak boleh bilang ini omongan Nabi, karena (Rabu Wekasan) bukan dari Nabi," tutur Buya Yahya.
Kemudian Buya Yahya pun menegaskan bahwa jika omongannya (orang sholeh) tidak bertentangan dengan syariat, makan kita boleh dengar boleh tidak.
Namun jika omongannya bertentangan dengan syariat Islam jelas tidak boleh didengarkan.
Kemudian untuk urusan rebo wekasan ini, kata dia, boleh percaya boleh tidak.
"Yang tidak mau ya tidak apa-apa, yang mau juga jangan mengatakan ini dari Rasulullah, karena kalau sudah Rasulullah berkata kita wajib patuh," tandasnya.
(TribunnewsBogor.com/Vivi Febrianti)