Viral Siswi SMP Dirundung Murid SD, Korban Dianiaya Sampai Jatuh ke Lantai
Ia baru tahu bahwa anaknya menjadi korban penganiayaan setelah video perundungan itu viral di media sosial.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Sebuah video yang memperlihatkan seorang siswi menjadi korban perundungan viral di media sosial.
Peristiwa itu terjadi di sebuah sekolah di Dusun Turungeng, Desa Lonrong, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Kejadian itu berlangsung pada 26 Agustus 2021 lalu.
Korbannya merupakan seorang siswi sekolah menengah pertama (SMP) berinisial MA.
MA dikeroyok oleh beberapa siswi sekolah dasar (SD).
Akibatnya, MA mengalami sakit di bagian leher dan badannya.
Diduga aksi perundungan itu terjadi bermula dari saling ejek.
Mengutip dari Tribun Timur, dalam video berdurasi 2 menit 42 detik itu terlihat MA dianiaya hingga berulang kali terjatuh ke lantai.
Bahkan, di akhir video, celana MA sempat dipeloroti hingga terlihat celana dalamnya.
Orangtua MA, SU telah melaporkan kasus itu ke polisi.
Ia baru tahu bahwa anaknya menjadi korban penganiayaan setelah video perundungan itu viral di media sosial.
"Iya sudah kami laporkan atas pengeroyokan ini, hasil visum dari rumah sakit juga sudah dibawa ke polres," katanya.
Polisi kini tengah menyelidiki dugaan kasus perundungan tersebut.
Sementara itu, Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bulukumba, Bripka Ajis Safri mengatakan, pihaknya bakal memanggil empat orang yang diduga terlibat dalam perundungan itu.
Mereka akan menjalani pemeriksaan pada Jumat (10/9/2021).
"Langkah selanjutnya dengan periksa saksi dan korban, serta sita hp yang merekam kejadian," ucapnya, dilansir Kompas.com.
Diupayakan damai
Diwartawakan Tribun Timur, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bulukumba, Ahmad Djanuaris berharap kasus ini bisa diselesaikan secara damai.
Untuk itu, pihaknya bakal melakukan mediasi dengan kedua belah pihak.
Upaya itu dilakukan lantaran korban dan pelaku merupakan tetangga.
Mereka bahkan punya hubungan kekerabatan.
"Kita lakukan mediasi antara orangtua korban dengan keluarga pelaku."
"Kami berharap persoalan itu dapat segera terselesaikan karena mereka semua katanya masih satu keluarga," ungkapnya.
Dikatakan Ahmad, kejadian itu tidak berlangsung saat jam sekolah.
"Kejadiannya sore hari, jadi guru dan kepsek tidak tahu. Ketahuan setelah kemarin beredar di medsos," sambungnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Tribun-Timur.com/Fikri Arisandi, Kompas.com/Nurwahidah)