Kronologi Bos Toko Emas Tewas Dirampok, Berawal Pasang CCTV hingga Curi Emas Bentuk Naga
Dari 3 orang pelaku, salah satu pelaku berinisial IS (30) berhasil ditangkap warga. Sementara itu, 2 teman pelaku berhasil melarikan diri.
Penulis: Damanhuri | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Seorang bos toko emas tewas ditangan pelaku perampokan.
Korban berinisial T (6) dibunuh di dalam toko emas milik korban.
Peristiwa ini terjadi di wilayah Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung, Bandung, Jawa Barat.
Korban T diketahui merupakan pemilik Toko Mas Gaya Baru.
Dari 3 orang pelaku, salah satu pelaku berinisial IS (30) berhasil ditangkap warga.
Sementara itu, 2 teman pelaku berhasil melarikan diri.
Isep, Ketua RW setempat mengatakan perampokan diketahui warga sekitar pukul 04.00.
Saat itu, Agus (50), petugas Linmas di RW 11 memergoki tersangka IS sedang mencongkel rolling door toko.
Bersama warga lainnya, Agus pun membawa IS ke pos RW.
"Kami interogasi dia di pos sambil menunggu polisi yang datang. Dari tangan pelaku, kami juga mengamankan obeng dan tang," kata Isep saat ditemui di lokasi perampokan, kemarin.
Menurut Asep, awalnya warga tak mengetahui bahwa yang terjadi adalah perampokan.
Terlebih, jawaban-jawaban IS saat mereka tanyai di pos kerap tidak jelas.
"Orangnya itu ngelantur jawab pertanyaan. Dia mengaku ada temannya di dalam. Dan awalnya mengaku masuk ke toko lewat pagar. Tapi nyatanya setelah dicek pagar masih utuh. Dia pun kemudian mengaku masuk ke rumah melalui atap," katanya.
Pada saat ditangkap, kata Agus, pelaku juga terlihat membawa kantong kresek warna hitam.
Apa isinya, ia tak tahu pasti. Tapi, kata Agus, ada yang bentuknya seperti bentuk naga.
"Warnanya kuning," ujar Agus.

Mau Pasang CCTV
Kapolsek Sumur Bandung, Kompol Septa Firmansyah menceritakan awal mula kasus perampokan itu terjadi yang menewaskan T (60) pemilik Toko Mas Gaya Baru.
Dikatakan Septa, pelaku yang berjumlah tiga orang itu pada awalnya hanya datang untuk memasang CCTV pada Minggu 19 September 2021.
"Jadi kan, mereka ini mau masang CCTV, kesepakatannya sembilan titik, ternyata hanya dipasang tiga titik. Jadi, kayaknya dia (korban) dongkol, tidak terima kayak dibohongi," ujar Septa, saat dihubungi Selasa (21/9/2021).
Korban, kata dia, merasa kecewa sehingga marah kepada para pelaku. Sehingga muncul rencana untuk melakukan aksi jahat.
"Dari situ, muncul mufakat jahat untuk melakukan itu (perampokan) akhirnya terjadi sampai dipukulnya (korban) begitu kronologis," katanya.
Awalnya, kata dia, para pelaku ini tidak ada niat untuk melakukan perampokan.
"Jadi, ya seketika saja itu. Pasang CCTV-nya Minggu, kejadianya malam Senin, tetap di TKP (pelaku) lama di dalam," ucapnya.
Terkait penyebab korban meninggal dunia, kata dia, diduga akibat pukulan benda tumpul di bagian kepala.
"Kayaknya kepalanya dipukul benda tumpul, hasil visumnya belum keluar," katanya.
Terkait kerugian dari kejadian tersebut, pihaknya masih melakukan pendalaman.
"Belum ditaksir (kerugiannya), yang dua juga pelakunya, masih kita kejar," ucapnya.
Korban Dikenal Penyendiri
Sosok korban T dikenal penyendiri dan tak mengenal tetangganya meski berjualan berdampingan.
Menurut keterangan salah seorang pegawai dari toko pakaian di samping Toko Mas Gaya Baru, Agus Sunandar (36), semasa hidup keseharian almarhum berinisial T atau pemilik toko mas tersebut, merupakan pribadi yang tertutup dan tidak pernah bersosialisasi dengan orang lain, termasuk tetangga di samping kanan maupun kiri tokonya.
Setiap harinya, almarhum selalu membuka tokonya sekitar Pukul 10.00 WIB dan menutup toko saat menjelang Magrib.
"Dia (almarhum) tidak pernah ngobrol atau bertegur sapa dengan siapa pun, sehingga saya tidak pernah tahu dia sedang apa atau ada masalah apa, soalnya orangnya tertutup. Cuma yang saya tahu di sana, dia tinggal sendirian, aktivitas hanya buka tutup toko emasnya saja, setelah toko tutup langsung masuk ke atas rumahnya dan enggak pernah keluar rumah," ujarnya saat ditemui di tempat kerjanya, Selasa (21/9/2021).

Agus menuturkan, meski hampir tidak pernah keluar rumah, almarhum sesekali keluar rumah untuk keperluan membeli pakan dari hewan peliharaannya yaitu, anjing dan kucing di Pasar Kosambi.
Setelah selesai, almarhum langsung kembali lagi ke dalam rumah dan mengunci pintu gulungnya dari dalam.
"Saya enggak tahu apakah dia punya anak atau istri, tapi sepengetahuan saya dia cuma sendiri, pegawai juga enggak ada. Di dalam rumahnya juga cuma ada anjing sama kucing yang dia pelihara. Kalau anjing memang setahu saya cuma dua tapi kalau kucing ada beberapa, tapi bukan kucing mahal, cuma kucing kampung biasa," ucapnya.
Ia menjelaskan, meski buka hampir setiap hari, kecuali hari Minggu, namun setiap hari toko yang menjual aksesoris perhiasan itu selalu sepi dari pembeli.
Apalagi, dari yang pernah ia lihat, aksesori yang dijual pun tidak seperti toko emas pada umumnya, yang menjual giwang, cincin, gelang, atau kalung.
Namun lebih kepada aksesori zaman dulu yang menyerupai aksesori pada masa kerajaan terdahulu.
"Aksesori yang dijual di sana juga setahu saya, enggak seperti toko emas lain, tapi seperti emas-emas seperti yang pakai zaman-zaman kerajaan gitu, jadi enggak ngikutin zaman modern gitu lah," katanya.
(TribunnewsBogor.com/Tribun Jabar)