Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Riset Baru Covid-19, Ibu Hamil yang Vaksin Ternyata Menurunkan Antibodi ke Bayi

Kedua penelitian terbaru ini masih memerlukan studi lebih lanjut untuk menguatkan temuan dan yang belum disertifikasi oleh peer review.

Editor: Tsaniyah Faidah
Pemkab Bogor
Ilustrasi - ibu hamil yang divaksin bisa menurunkan antibodi ke bayi 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Terdapat dua riset terbaru tentang Covid-19.

Pertama, ibu hamil yang vaksin ternyata menurunkan antibodi pelindung Covid-19 ke bayinya.

Kedua, terkait pemetaan pengikatan antibodi pada protein spike di virus corona.

Kedua penelitian terbaru ini masih memerlukan studi lebih lanjut untuk menguatkan temuan dan yang belum disertifikasi oleh peer review.

Baca juga: Atasi Kelangkaan Oksigen saat Covid-19, IPB University dan BRIN Ciptakan OxIL

Berikut ringkasannya seperti dilansir Reuters, Jumat (24/9/2021).

Ibu hamil yang divaksin mRNA menurunkan antibodi ke bayinya

Riset terbaru menunjukkan, ibu hamil yang mendapatkan vaksin Covid-19 mRNA dapat menularkan atau menurunkan antibodi pelindung tingkat tinggi ke bayi mereka.

Hal ini diketahui setelah dokter menganalisis darah tali pusat dari 36 bayi baru lahir yang ibunya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin mRNA dari Pfizer (PFE.N)/BioNTech atau Moderna (MRNA.O).

Hasil analisis menunjukkan, semua bayi (36 orang) memiliki antibodi tingkat tinggi yang menargetkan protein lonjakan atau protein spike yang ada di permukaan virus. Antibodi yang menargertkan protein spike ini ternyata dari vaksinasi ibu.

Temuan yang dilaporkan pada hari Rabu (22/9/2021) di American Journal of Obstetrics and Gynecology - Maternal Fetal Medicine, menunjukkan bahwa antibodi yang muncul setelah vaksin ternyata masuk ke plasenta bayi.

"Inilah yang pada akhirnya akan memberi manfaat bagi bayi baru lahir," kata rekan penulis Dr. Ashley Roman dari NYU Langone Health di New York City.

Baca juga: Kondisi Covid-19 di Kabupaten Bogor 26 September 2021, BOR dan Kasus Terus Menurun

Tidak jelas apakah waktu vaksinasi selama kehamilan terkait dengan tingkat antibodi pada bayi.

"Dan kita tidak tahu berapa lama antibodi itu bertahan pada bayi," kata Roman.

Kendati demikian, keberadaan antibodi dalam darah tali pusat, yang merupakan darah janin, menunjukkan bahwa bayi juga berpotensi memperoleh manfaat dari vaksinasi ibu.

Temuan yang dilaporkan pada hari Rabu (22/9/2021) di American Journal of Obstetrics and Gynecology - Maternal Fetal Medicine, menunjukkan bahwa antibodi yang muncul setelah vaksin ternyata masuk ke plasenta bayi.

"Inilah yang pada akhirnya akan memberi manfaat bagi bayi baru lahir," kata rekan penulis Dr. Ashley Roman dari NYU Langone Health di New York City.

Tidak jelas apakah waktu vaksinasi selama kehamilan terkait dengan tingkat antibodi pada bayi.

"Dan kita tidak tahu berapa lama antibodi itu bertahan pada bayi," kata Roman.

Baca juga: Pandemi Belum Usai, Waspadai 3 Aktivitas yang Membawa Risiko Tinggi Covid-19

Kendati demikian, keberadaan antibodi dalam darah tali pusat, yang merupakan darah janin, menunjukkan bahwa bayi juga berpotensi memperoleh manfaat dari vaksinasi ibu.

Para ilmuwan memetakan situs pengikatan antibodi pada lonjakan virus

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Kamis (23/9/2021) di Science, peta antibodi Covid-19 terbaru membantu para peneliti mengidentifikasi antibodi yang akan dapat menetralkan virus corona bahkan setelah bermutasi.

Dengan menggunakan ratusan antibodi yang dikumpulkan dari para penyintas Covid-19 di seluruh dunia, tim peneliti global memetakan dengan tepat di mana setiap antibodi menempel pada protein lonjakan atau protein spike yang ada di permukaan virus, yang digunakannya untuk membobol sel dan menginfeksi tubuh.

Para peneliti mencari - dan menemukan - antibodi yang menargetkan situs pada protein spike sangat penting untuk siklus hidup virus sehingga virus mungkin tidak dapat berfungsi tanpanya.

Situs-situs tersebut kemungkinan akan tetap menjadi target vaksin atau perawatan bahkan ketika virus bermutasi.

"Jika Anda membuat koktail antibodi, Anda akan menginginkan setidaknya satu dari antibodi itu di sana karena mereka mungkin akan mempertahankan kemanjurannya terhadap sebagian besar varian," kata rekan penulis Kathryn Hastie dari La Jolla Institute for Immunology di California.

Timnya, yang dikenal sebagai Coronavirus Immunotherapeutic Consortium, telah membuat peta dan perpustakaan antibodi berkode warna tersedia di database publik sehingga ilmuwan lain dapat mengakses data tersebut.

Artikel ini tayang di kompas.com dengan judul 2 Riset Covid-19, Salah Satunya Ibu Hamil yang Divaksin mRNA Menurunkan Antibodi ke Bayi

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved