Bantah Buang Ibu Kandung, Anak Nenek Trimah Bongkar Keanehan soal Panti Jompo : Entah Alasannya Apa
Diungkap Deny, surat perjanjian yang sudah tersebar di media sosial itu adalah surat yang dikeluarkan pihak panti jompo.
Penulis: khairunnisa | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Satu di antara tiga anak nenek Trimah bernama Deny Adibyo akhirnya angkat bicara mengenai sosok sang ibu yang kini tengah viral.
Sosok nenek Trimah belakangan jadi perbincangan di media sosial.
Hal itu lantaran muncul narasi nenek Trimah dibuang anak-anaknya ke panti jompo.
Kisah nenek Trimah dititipkan anak-anaknya di Griya Lansia Khusnul Khatimah, Malang jadi atensi nasional.
Khalayak dibuat geram dengan tindakan anak-anak nenek Trimah yang membuang ibunya ke panti jompo di usia senja.
Mengetahui kehebohan tersebut, anak kedua nenek Trimah, Deny Adibyo akhirnya bersuara.
Dalam tayangan TV One News edisi tayang Selasa (2/11/2021), Deny dengan tegas menyebut ia dan saudaranya tidak bermaksud membuang sang ibu ke panti jompo.
Deny mengaku hanya menitipkan ibunya ke panti jompo lantaran sudah tak sanggup mengurusinya.
Baca juga: Sempat Tertawa, Teman Panik saat Tahu Korban Tenggelam Usai Loncat ke Kolam dari Ketinggian 15 Meter
Tak cuma menegaskan hal tersebut, Deny juga meluruskan isu miring soal surat pernyataan di atas materai soal permintaan ia untuk menitipkan nenek Trimah di panti jompo.
Diungkap Deny, surat perjanjian yang sudah tersebar di media sosial itu adalah surat yang dikeluarkan pihak panti jompo.
Agar nenek Trimah bisa diterima dan dirawat di panti jompo tersebut, Deny dan kedua saudaranya harus menandatangani surat tersebut.
"Muncul surat pernyataan di atas materai. Itu inisiatif Deni atau persyaratan dari panti ?" tanya presenter.
"Itu termasuknya persyaratan yang harus dilengkapi mungkin. Surat itu keluar hasil dari panti. Jadi Kami dari anak itu hanya sekadar tanda tangan. Kami memang memahami isi surat itu," ujar Deny Adibyo.

Tak punya pilihan lain, Deny dan dua saudaranya pun akhirnya setuju dengan surat persyaratan yang diajukan pihak panti jompo.
Termasuk soal isi surat yang menyebut pihak keluarga menyerahkan prosesi pemakaman jika nenek Trimah meninggal dunia.
"Kalau Kami tidak tanda tangan, otomatis ibu Trimah tidak diterima. Sedangkan Kita sebagai anak bingung mau dibawa ke mana lagi ibu Trimah. Makanya dengan terpaksa, ya walaupun Kita setuju, tanda tangan," kata Deny.
Baca juga: Kisah Penumpang Travel Dinodai Sopir saat Perjalanan Pulang Kampung, Tak Berdaya Usai Pindah Kursi
Kendati demikian, Deny dan saudaranya tidak sepenuhnya setuju dengan surat tersebut.
Deny sempat meminta izin kepada pihak panti agar tetap bisa mengurusi pemakaman nenek Trimah kelak.
"Cuma sebelumnya surat itu, ada perjanjian secara lisan. Di situ kan dituliskan bahwa pihak anak menyerahkan sampai wafat ke Griya Lansia. Itu kalau orang awam memikirkan dikiranya Kita lepas tangan sampai ibu Trimah wafat.
Padahal sebelum itu pihak panti memberitahukan, kalau nanti ibu Trimah wafat,pihak panti tetap mengabari. Dan Kami pun minta kalau bisa Kami ikut mengurus pemakaman. Bukan Kami lepas tangan," ungkap Deny.

Tak hanya bercerita soal surat pernyataan, Deny juga mengurai keanehan di panti jompo tempat nenek Trimah tinggal.
Diakui Deny, ia sempat mendapat perlakuan tak terduga usai mengantar nenek Trimah ke panti jompo tersebut.
Deny terkejut saat tiba-tiba kontaknya diblokir oleh pimpinan panti jompo.
Diungkap Deny, pimpinan panti jompo itu adalah orang yang memviralkan nenek Trimah di media sosial.
Baca juga: Viral Gara-gara Dibicarakan Paula Verhoeven, Pengasuh Kiano Ini Jadi Rebutan Karyawan Baim Wong
"Saya gimana mau menghubungi ibu Trimah. Kebetulan setelah Saya mengantar ibu Trimah, dini hari itu, sepulang dari Malang, nomor Kami, anak-anak diblock oleh pimpinan Griya Lansia. Entah alasannya apa Saya tidak tahu. Pak Arif Camra yang menyebarkan, meng-up foto-foto Ibu Trimah," ungkap Deny.
Merasa aneh, Deny tak menyangka kontaknya dan saudara-saudaranya yang lain diblokir pimpinan panti jompo.
"WA Saya diblock, WA enggak dibalas ceklis satu. Ya mungkin telepon biasa bisa, Saya belum mencoba. Cuma kan Kita biasa hubungan lewat WA. Saya jadi aneh di situ," kata Deny.
Saya menanyakan ke relawan yang ada di Griya, katanya hubungi langsung atau datangi langsung," sambungnya.

Kini tinggal di panti jompo, nenek Trimah betah.
Karenanya, nenek Trimah mengaku tak mau lagi tinggal bersama anak-anaknya.
Nenek Trimah bahkan meminta kepada Deny agar jangan menjemputnya untuk pulang.
Baca juga: Diperiksa 4 Jam di Polres Subang, Danu Akhirnya Ungkap Perintah Keluarga Usai Tuti dan Amel Dibunuh
"Kalau punya rezeki ya tengok aja. Cuma jangan dibawa pulang," ujar nenek Trimah.
"Ya pasti ditengok. Namanya anak enggak sejahat itu. Pasti nengok, pasti ada rasa kangen. Kalau emang betah di situ ya alhamdulillah. Kalau ada rezeki Kami bakal nengok," ungkap Deni.
"Adem di sini pikirannya. Udah enggak ngerepotin anak-anak. Pengin datang kalau sempat," kata nenek Trimah.
Berikut video lengkapnya >>>> Video
Pertama Kali Viral
Kisah nenek Trimah dititipkan tiga anaknya ke panti jompo pertama kali viral di media sosial Faceboook.
Cerita tersebut diunggah oleh pemilik akun Facebook Arief Camra sekaligus pemilik Griya Lansia Husnul Khatimah.
Baca juga: Kaya Mendadak, Nenek Trimah Jadi Ibu Angkat Bos Kaya, Ini yang Diucapkan saat Ditelepon Anak
Akun Facebook Arief Camra membagikan 3 foto sekaligus dalam postingan yang diunggahnya pada Kamis (28/10/2021).
Ia menuliskan jika ada seorang lansia wanita bernama Trimah yang diserahkan tiga anaknya.
Akun Facebook tersebut mengatakan Trimah sudah tidak lagi bisa berjalan.

Foto pertama yang dibagikan akun Facebook tersebut merupakan surat pernyataan yang ditandatangani 3 anak Trimah.
Dalam surat itu, ketiga anak tega menyerahkan ibunya ke panti jompo karena kesibukan mereka masing-masing.
Bahkan jika nanti Trimah meninggal, proses pemakaman juga diserahkan pada pihak Griya Lansia Husnul Khatimah.
Baca juga: Viral Gara-gara Dibicarakan Paula Verhoeven, Pengasuh Kiano Ini Jadi Rebutan Karyawan Baim Wong
"Bersepakat untuk menyerahkan orang tua kami kepada Griya Lansia Husnul Khatiman Malang, dikarenakan kesibukan kami masing-masing,"
"Apabila orang tua kami meninggal dunia, maka kami menyerahkan proses pemakaman orang tua kami kepada Griya Lansia Husnusl Khatimah," tulis di surat.
Surat itu kemudian ditandatangi oleh tiga anak Trimah dengan materai Rp 10 ribu pada 27 Oktober 2021.