IPB University
Ini Sosok Nadzirum Mubin, Dosen Muda IPB University Peraih Juara 1 Young Scientist Award
Nadzir adalah tentang pengaruh ketertarikan dan kematian lebah klanceng terhadap dua jenis insektisida.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI) pada ulang tahunnya yang ke-51 menyelenggarakan serangkaian kegiatan.
Salah satu kegiatan yang dilakukan yaitu Young Scientist Award.
Kegiatan ini bertujuan memberikan panggung bagi peneliti muda agar berani tampil dan lebih dikenal oleh masyarakat secara lebih luas.
Selain itu, PEI juga berharap besar kepada para peneliti muda yang nantinya meneruskan tongkat estafet penelitian-penelitian khusunya di bidang Entomologi.
Kegiatan Young Scientist Award ini diikuti oleh perwakilan dari berbagai cabang di PEI.
Sebanyak 10 peneliti muda dikirimkan untuk berpartisipasi dalam ajang ini yaitu PEI cabang Makassar, Malang, Purwokerto, Bandung, Bogor, Palembang dan Padang.
Nadzirum Mubin, SP, MSi yang merupakan salah satu peneliti muda Departemen Proteksi Tanaman, IPB University mewakili PEI Cabang Bogor.
Materi yang dibawakan oleh Nadzir adalah tentang pengaruh ketertarikan dan kematian lebah klanceng (Tetragonula laeviceps) terhadap dua jenis insektisida.
Dalam paparannya, Nadzir menyebutkan bahwa insektisida berbahan aktif Spinetoram memberikan tingkat ketertarikan lebih dari 70 persen pada pengujian olfactometri.
Namun demikian, pada pengujian topical, insektisida ini memberikan tingkat kematian sebesar 100 persen pada 48 jam setelah pengamatan (JSP).
“Hal ini menjadi dua sisi yang bertolak belakang, karena lebah memberikan tingkat ketertarikan yang tinggi pada suatu jenis insektisida, tetapi lebah mengalami kematian ketika terkena insektisida tersebut,” terangnya.
Dosen muda IPB University itu menyebut, untuk menghasilkan satu kilogram madu, lebah harus berkunjung ke 5.7 juta bunga.
Dengan demikian, ketika tanaman terkontaminasi cairan insektisida, maka akan memberikan dampak bahkan dapat menyebabkan kematian pada lebah.
“Kajian tentang dampak buruk insektisida terhadap serangga hama sudah umum dilakukan pengujian, akan tetapi dampaknya terhadap serangga bermanfaat (beneficial insect) belum banyak dikaji khususnya di Indonesia. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk dilakukan riset dengan skala yang lebih luas,” pungkasnya.
Kompetisi kali ini melibatkan sebanyak 13 ketua PEI Cabang dalam penilaian para peneliti muda.