Bantah Wagub DKI, Pengamat Sebut Sumur Resapan Program Anies Bukan Solusi Banjir Jakarta

Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, menanggapi langkah pembuatan sumur resapan yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Kompas.com dan KompasTV
Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dan Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna. 

"Untuk itu, Komisi D DPRD DKI Jakarta merekomendasikan agar dilakukan evaluasi, baik dari sisi kajian maupun titik lokasi pembangunannya yang harus benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," tambah Komisi D.

Data terbaru hingga bulan lalu, pembuatan sumur resapan baru mencapai 15 persen dari target, yaitu baru 6.232 titik sumur dari target 40.000.

Aparat juga melakukan sidak di perkantoran swasta maupun pemerintah untuk mengecek sumur resapan di area gedung.

Berdasarkan hasil monitoring, tim pengawas mendapati selain tidak berfungsi, ada juga perkantoran yang tidak memiliki jumlah sumur resapan sesuai ketentuan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Jika tidak ada sumur resapan, perusahaan pemilik gedung akan diberi kesempatan selama 30 hari untuk membangun sumur resapan sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 20 Tahun 2013 tentang Air Tanah.

Baca juga: Gara-gara Masalah Banjir di DKI Jakarta, PSI Kembali Sentil Gubernur Anies Baswedan

Baca juga: Wagub DKI Tegaskan Masalah Banjir Ibu Kota Tak Bisa Diselesaikan Satu atau Dua Periode Saja

Bogor Selalu Disalahkan

Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan bahwa soal banjir Jakarta, pihaknya memang selalu disalahkan.

Kolaborasi dengan Jakarta soal penanganan banjir pun kurang.

Seharusnya, kata Ade, Bogor diundang untuk bicara kebutuhannya apa supaya air tidak banjir ke Jakarta.

Hal ini Ade katakan di hadapan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) / Badan Pertanahan Nasional (BPN) dalam acara talkshow 'Kolaborasi dalam Penyelamatan Kawasan Puncak Bogor,' di Kantor Kementerian ATR/BPN, Jakarta Selatan.

"Terus terang saja saya sampaikan, Bogor selalu disalahkan tetapi tidak pernah ada action dari DKI. Seharusnya, kita sama-sama bicara kaitan dengan penanganan banjir," kata Ade Yasin dalam keterangannya, Jumat (5/11/2021).

Selain itu, kata dia, ada upaya dari pemerintah pusat yaitu dengan dibangunnya Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi.

Bendungan ini berlokasi di Megamendung dan Ciawi, Kabupaten Bogor.

"Jadi istilahnya masyarakat di sana sudah berkorban untuk Jakarta supaya Jakarta tidak banjir,” kata Ade.

Banjir di Jakarta, kata Ade, penyebabnya tidak hanya Puncak, tetapi juga aliran-aliran sungai yang memang juga perlu diwaspadai menjadi penyebab banjir di Jakarta.

Baca juga: 10 Rumah di Kampung Bojong Jengkol Bogor Terendam Banjir, Kades : Sudah Biasa

Baca juga: Hujan Deras, 2 RW di Tajurhalang Bogor Terendam Banjir hingga 1 Meter

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved