Kisah Bocah 2 Tahun Terlahir Tanpa Alat Kelamin, Sang Ibu Menangis Ungkap Kondisi Putranya
seorang anak laki-laki berusia dua tahun asal Cilincing, Jakarta Utara, harus menjalani hari-harinya dengan kelainan pada tubuhnya.
Meski lahir tanpa penis, Dewi memastikan selama ini kondisi kesehatan AG normal dan sang buah hati masih bisa buang air kecil dengan lancar.
Hanya saja, AG harus berjongkok saat membuang air seninya.
"Kalau buang air kecil nggak ada kesulitan, karena dia buang air kecil sama kayak kita perempuan. Karena ada dua lubang, jadi satu lubang itu buat pipis," jelas Dewi.
Di sisi lain, kondisi AG yang tanpa penis terkadang menimbulkan kendala-kendala tersendiri bagi bocah polos itu.
Tak jarang, AG harus merasakan kesakitan ketika harus buang air besar.
"Paling kalau pas buang air besar aja sih, dia merasa kesakitan. Kadang BAB-nya keras, kadang dia suka meringis," kata Dewi.
Sebagai orangtua, melihat kondisi AG yang lahir tanpa penis, Dewi pun rela melakukan apa saja demi mengembalikan kondisi sang buah hati.
Dewi yang merupakan istri dari seorang nelayan itu awalnya sempat berkonsultasi ke Puskesmas Cilincing soal kelainan pada tubuh anaknya.
Hasil konsultasi, Dewi diarahkan untuk berobat ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang disebutkan pernah menangani kondisi kelainan serupa.
Namun, setelah beberapa kali bolak balik ke RSCM, Dewi tak mendapati hasil signifikan.
Pihak rumah sakit hanya meminta Dewi untuk melakukan tes kromosom atau pengecekan kelamin.
Karena tes tersebut tak tertutupi BPJS, Dewi mau tak mau harus mengeluarkan Rp 1,7 juta, belum ongkos bolak balik rumah sakit, untuk melakukan yang terbaik bagi sang anak.
"Di situ cuma kromosom dua kali balik lagi, ya udah saya stop. Dinyatakan cowok, hasil kromosomnya X Y," jelas Dewi.
Dewi masih tak puas lantaran sampai detik ini dokter tidak bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada AG.
Yang jelas, Dewi menerima saran bahwa sang anak bisa menjalani operasi pembentukan kelamin di usia 3 tahun.