Ucapannya Tuai Kontroversi Soal Agama, Ini Perjalanan Karir Jenderal Dudung yang Kini Menjabat KSAD

Jenderal TNI Dudung Abdurachman kembali menjadi sorotan usai mengeluarkan pernyataan terkait soal agama.

Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengungkapkan program yang akan dikerjakan setelah dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). 

- Gubernur Akmil pada tahun 2018 hingga 2020.

- Pangdam Jaya, dilantik pada tahun 2020.

- Pangkostrad TNI AD.

- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tahun 2021 hingga sekarang.

Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memberikan keterangan soal pencopotan sejumlah baliho bergambar Habib Rizieq Shihab.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memberikan keterangan soal pencopotan sejumlah baliho bergambar Habib Rizieq Shihab. (Youtube/Kompas TV)

Pernyataan Jenderal Dudung

Jenderal Dudung Abdurachman mengeluarkan pernyataan yang cukup membuat heboh publik.

Hal itu diungkapkan Jenderal Dudung saat mengunjungi Kodam XVII Cenderawasih dan Kodam XIV Hasanuddin.

Dalam kunjungannya Jenderal Dudung menyempatkan diri untuk melaksanakan salat subuh berjamaah dengan personil Kodam. Baik di Masjid Nurul Amin di Yayasan Pendidikan Islam Jayapura dan Masjid HM Asyik, Makassar.

Sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang pimpinan kepada anggotanya, KSAD juga menyempatkan diri untuk memimpin salat subuh, dilanjutkan memberikan kuliah subuh dan pemberian bantuan kepada pengurus masjid.

Dalam video yang diunggah akun YouTube Dispenad (TNI AD), Sabtu (4/12/2021), Dudung tampak didampingi Habib Husein bin Hasyim bin Toha Baagil saat mengisi tausiah.

Dalam kuliah subuhnya, Dudung menyinggung tentang implementasi rasa syukur yang sudah diciptakan oleh Allah SWT kepada hambanya dengan cara menunaikan sholat 5 waktu.

Dudung pun menyebut tentang ilmana sebagai tingkatan keimanan umat Islam.

“Untuk melakukan sholat 5 waktu, bagaimana, implementasi dari bersyukur. Yang sudah diciptakan oleh Allah SWT untuk melakukan sholat,” katanya.

“Keimanan itu ada tingkatan-tingkatan keimanan. Iman taklid, ada iman ilmu, ada iman iyaan, ada iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat,” ujar dia.

Tanpa itu semua menurut Dudung, maka akan bisa dipengaruhi oleh paham yang tidak benar.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved