Ucapannya Tuai Kontroversi Soal Agama, Ini Perjalanan Karir Jenderal Dudung yang Kini Menjabat KSAD
Jenderal TNI Dudung Abdurachman kembali menjadi sorotan usai mengeluarkan pernyataan terkait soal agama.
Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
Apalagi jika hanya berdasar fanatisme sempit berlebihan, janganlah mempelajari agama terlalu dalam karena bisa menyimpang.
“Oleh karenanya banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh. Katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama, karena akhirnya terjadinya banyak penyimpangan penyimpangan,” ucap Dudung.
Ia mencontohkan sebagai prajurit harus memiliki dasar yang wajib dipahami dan mengerti yakni Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan 8 Wajib TNI. Jika tidak katanya maka menjalankan tugas sebagai prajurit tidak akan maksimal
“Kaya Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan 8 Wajib TNI, kalau kalian prajurit tidak memahami tidak mengerti artinya Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI," kata Dudung,
Sebelumnya, Dudung juga ke Manokwari mengunjungi Markas Kodam XVIII/Kasuari.
Dudung juga menyempatkan ke Timika, Kabupaten Mimika untuk bertemu prajurit Batalyon Raider 754/ENK20/3 Kostrad.
Kepada prajurit TNI AD yang bertugas di Papua, Ddudung berpesan agar menyayangi masyarakat setempat dan jangan pernah menyakiti hati masyarakat.
"Jangan sedikit pun berfikir untuk membunuh, kalian harus sayang masyarakat dan kalian harus tunjukkan rasa sayang kepada masyarakat Papua."
"Kamu harus baik pada masyarakat Papua, jangan menyakiti hati mereka," kata Dudung di Markas Batalyon Raider 754, Selasa.
Berangkat dari Nol hingga Jadi Perwira TNI
Letjen TNI Dudung Abdurachman merupakan Lulusan Akmil tahun 1988 dari kecabangan infanteri.
Tak semulus yang orang bayangkan, perjalanan Letjen TNI Dudung hingga akhirnya menjadi seorang perwira dimulai dari nol.
Dikutip dari YouTube KompasTV yang tayang 27 Juni 2020, dirinya mengisahkan soal perjuangan orang tuanya yang membesarkan kedelapan saudara-saudaranya, termasuk dirinya.
Ayahnya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), namun meninggal dunia saat Letjen TNI Dudung menginjak bangku SMP.
"Setelah bapak nggak ada ya ibu berjualan kue, kerupuk, terasi," katanya.