Ucapannya Tuai Kontroversi Soal Agama, Ini Perjalanan Karir Jenderal Dudung yang Kini Menjabat KSAD
Jenderal TNI Dudung Abdurachman kembali menjadi sorotan usai mengeluarkan pernyataan terkait soal agama.
Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Jenderal TNI Dudung Abdurachman kembali menjadi sorotan usai mengeluarkan pernyataan terkait soal agama.
Sontak saja, pernyataan pria yang kini menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu kembali menjadi sorotan.
Lalu bagaimana perjalanan karir Jenderal Dudung Abdurachman?
Jenderal Dudung rupanya sudah pernah duduk disejumlah posisi penting sejak berdinas di TNI AD.
Jenderal Dudung menempati posisi KSAD menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang kini menjabat sebagai Panglima TNI.
Jenderal Dudung dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (17/11/2021) lalu.
Dikutip TribunnnewsBogor.commerangkun riwayat perjalan karir Jenderal Dudung Abdurachman.
- Dandim 0406/Musi Rawas.
- Dandim 0418/Palembang.
- Aspers Kasdam VII/Wirabuana, dari tahun 2010 hingga 2011.
- Danrindam II/Sriwijaya pada tahun 2011.
- Dandenma Mabes TNI
- Wagub Akmil pada tahun 2015 hingga tahun 2016.
- Staf Khusus Kasad pada tahun 2016 hingga tahun 2017.
- Waaster Kasad pada tahun 2017 hingga 2018.
- Gubernur Akmil pada tahun 2018 hingga 2020.
- Pangdam Jaya, dilantik pada tahun 2020.
- Pangkostrad TNI AD.
- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tahun 2021 hingga sekarang.

Pernyataan Jenderal Dudung
Jenderal Dudung Abdurachman mengeluarkan pernyataan yang cukup membuat heboh publik.
Hal itu diungkapkan Jenderal Dudung saat mengunjungi Kodam XVII Cenderawasih dan Kodam XIV Hasanuddin.
Dalam kunjungannya Jenderal Dudung menyempatkan diri untuk melaksanakan salat subuh berjamaah dengan personil Kodam. Baik di Masjid Nurul Amin di Yayasan Pendidikan Islam Jayapura dan Masjid HM Asyik, Makassar.
Sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang pimpinan kepada anggotanya, KSAD juga menyempatkan diri untuk memimpin salat subuh, dilanjutkan memberikan kuliah subuh dan pemberian bantuan kepada pengurus masjid.
Dalam video yang diunggah akun YouTube Dispenad (TNI AD), Sabtu (4/12/2021), Dudung tampak didampingi Habib Husein bin Hasyim bin Toha Baagil saat mengisi tausiah.
Dalam kuliah subuhnya, Dudung menyinggung tentang implementasi rasa syukur yang sudah diciptakan oleh Allah SWT kepada hambanya dengan cara menunaikan sholat 5 waktu.
Dudung pun menyebut tentang ilmana sebagai tingkatan keimanan umat Islam.
“Untuk melakukan sholat 5 waktu, bagaimana, implementasi dari bersyukur. Yang sudah diciptakan oleh Allah SWT untuk melakukan sholat,” katanya.
“Keimanan itu ada tingkatan-tingkatan keimanan. Iman taklid, ada iman ilmu, ada iman iyaan, ada iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat,” ujar dia.
Tanpa itu semua menurut Dudung, maka akan bisa dipengaruhi oleh paham yang tidak benar.
Apalagi jika hanya berdasar fanatisme sempit berlebihan, janganlah mempelajari agama terlalu dalam karena bisa menyimpang.
“Oleh karenanya banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh. Katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama, karena akhirnya terjadinya banyak penyimpangan penyimpangan,” ucap Dudung.
Ia mencontohkan sebagai prajurit harus memiliki dasar yang wajib dipahami dan mengerti yakni Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan 8 Wajib TNI. Jika tidak katanya maka menjalankan tugas sebagai prajurit tidak akan maksimal
“Kaya Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan 8 Wajib TNI, kalau kalian prajurit tidak memahami tidak mengerti artinya Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI," kata Dudung,
Sebelumnya, Dudung juga ke Manokwari mengunjungi Markas Kodam XVIII/Kasuari.
Dudung juga menyempatkan ke Timika, Kabupaten Mimika untuk bertemu prajurit Batalyon Raider 754/ENK20/3 Kostrad.
Kepada prajurit TNI AD yang bertugas di Papua, Ddudung berpesan agar menyayangi masyarakat setempat dan jangan pernah menyakiti hati masyarakat.
"Jangan sedikit pun berfikir untuk membunuh, kalian harus sayang masyarakat dan kalian harus tunjukkan rasa sayang kepada masyarakat Papua."
"Kamu harus baik pada masyarakat Papua, jangan menyakiti hati mereka," kata Dudung di Markas Batalyon Raider 754, Selasa.
Berangkat dari Nol hingga Jadi Perwira TNI
Letjen TNI Dudung Abdurachman merupakan Lulusan Akmil tahun 1988 dari kecabangan infanteri.
Tak semulus yang orang bayangkan, perjalanan Letjen TNI Dudung hingga akhirnya menjadi seorang perwira dimulai dari nol.
Dikutip dari YouTube KompasTV yang tayang 27 Juni 2020, dirinya mengisahkan soal perjuangan orang tuanya yang membesarkan kedelapan saudara-saudaranya, termasuk dirinya.
Ayahnya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), namun meninggal dunia saat Letjen TNI Dudung menginjak bangku SMP.
"Setelah bapak nggak ada ya ibu berjualan kue, kerupuk, terasi," katanya.
Dirinya pun juga berkewajiban untuk membantu sang ibu, hingga mencari kebutuhan yang dibutuhkan rumah.
"Saya harus cari kayu bakar dekat rumah, dan keliling di asrama jualan," tuturnya.
Tanpa rasa malu pihaknya juga menceritakan pernah menjadi loper koran saat dirinya duduk di bangku SMA.
"Jadi pagi saya ambil koran, saya baca-baca dulu koran itu terutama Kompas, saya paling seneng Tajuk Rencana Kompas," katanya.
Dudung bercerita, sehabis rutinitasnya mengantar koran selesai, ia kemudian mengedarkan berbagai dagangan buatan ibundanya.
Lantas, kejadian unik pun terjadi di mana dagangan ibunya yang ia jajakan pernah ditendang oleh seorang anggota TNI.
Hingga akhirnya oknum tamtama itu mendapat teguran karena telah berlaku buruk terhadap dirinya.
Namun, kejadian tersebut justru menjadi motivasi serta semangat bagi dirinya, hingga dirinya mengaku mulai bangkit dan semangat.
"Awas nanti saya bilang, saya jadi perwira nanti saya," katanya.
Rupanya motivasi tersebut terealisasi bahkan hingga saat ini dirinya suskes menjadi seorang Perwira TNI AD.