Erupsi Gunung Semeru
Kisah Korban Erupsi Gunung Semeru, Warga Cari Uang Rp 50 Juta yang Terpendam Dalam Abu Vulkanik
Bukan hanya kehilangan harta benda, namun puluhan orang dikabarkan meninggal dunia dalam bencana alam tersebut.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Bencana erupsi Gunung Semeru meninggalkan duka mendalam bagi para korban.
Bukan hanya kehilangan harta benda, namun puluhan orang dikabarkan meninggal dunia dalam bencana alam tersebut.
Disisi lain, ada warga yang mencari uang Rp 50 juta yang terpendam dalam tumpukan abu vulkanik.
Berdasarkan data terbaru pada Rabu (8/12/2021) malam, Jumlah korban erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Provinsi Jawa Timur tercatat sebanyak 40 orang meninggal dunia.
Dari ke-40 jasad korban erupsi Gunung Semeru, sebanyak 22 orang belum teridentifikasi.
Pasalnya, baru terkonfirmasi Rabu (8/12/2021) malam, satu korban dinyatakan telah meninggal dunia di RS Haryoti, Lumajang.
Satu korban tersebut dinyatakan meninggal setelah sebelumnya berada di ruang ICU selama kurang lebih 3 hari perawatan.
Disisi lain ada warga yang mengais uang dibalik tumpukan abu vulkanis Gunung Semeru.
Uang sebanyak Rp 50 juta itu terpendam dalam abu vulkanik erupsi Gunung Semeru di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Uang puluhan juta itu milik Hari, warga setempat yang sempat mengungsi saat terjadi erupsi Gunung Semeru.
Tiga hari setelah erupsi Gunung Semeru, Hari kembali ke rumahnya untuk mengambil sisa-sisa barang berharga miliknya termasuk uang yang terpendam dibawah tumpukan abu vulkanik.
Hari berhasil mengamankan mobil Mitsubishi X-pander yang terparkir di garasi rumahnya yang rusak akibat terjangan abu vulkanik.
Puing-puing rumah berjatuhan menghantam mobilnya yang terparkir di garasi.
Mobil milik Hari pun mengalami kerusakan cukup parah. Kaca depan dan spion pecah.
Bodi penyok dan dipenuhi abu vulkanik.
"Kalau ditotal, kerugian saya mencapai ratusan juta. Mobil ini rencananya saya evakuasi ke rumah saudara. Baru kemudian diperbaiki," paparnya.
Selain mobil, Hari sempat mengamankan uang puluhan di rumahnya.

Uang tersebut terpendam abu vulkanik.
"Saya mengais uang di tumpukan abu vulkanik. Yang berhasil diamankan Rp 50 juta. Sisanya rusak terbakar," terangnya.
Hari bisa selamat dari ganasnya awan panas guguran Gunung Semeru karena sedang tidak ada di rumah.
Pada waktu yang sama, Hari kebetulan mendatangi acara di wilayah Pronojiwo.
Sedangkan anak dan istrinya bisa menyelamatkan diri dengan berlari sebelum Gunung Semeru memuntahkan awan panas.
Perjuangan Ibu Hamil saat erupsi Gunung Semeru
Seorang ibu hamil 9 bulan bernama Ayuningsih (23) sempat berjuang menyelamatkan diri saat erupsi Gunung Semeru terjadi.
Calon mamah muda asal Dusun Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang in berjuang agar bisa selamat dari sapuan awan panas guguran Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021).
Ayu menceritakan, ia berhasil lolos dari maut bukan karena dibonceng menggunakan motor sama suaminya Mohamad Nur Efendy (23).
Menurutnya, saat itu berlari hingga belasan kilo meter sembari dipapah sampai tiba di tempat aman.

Meski perutnya terasa sakit, namun ia berusaha terus berlari demi bisa selamat dari awan panas letusan Gunung Semeru.
"Usia kehamilan saya sembilan bulan. Saya tak memikirkan apa-apa, pokonya saya, anak yang dikandung, dan suami selamat," katanya, Senin (6/12).
Selama berlari ia merasakan nyeri pada perutnya.
Selain itu, kakinya sempat terinjak-injak warga lain saat berlari hingga lecet.
"Alhamdulilah tak ada masalah pada janin. Janin yang saya kandung sehat. Saya langsung mendapat pemeriksaan kandungan dan penanganan di Puskesmas Penanggal usai lolos dari awan panas," ungkapnya
Harta benda Ayu rusak tak bersisa dihempas awan panas.
Sedang, Ayu diperkirakan dalam waktu dekat akan melahirkan.
"Semoga ada yang membantu biaya persalinan. Karena tidak ada harta benda benda, termasuk uang yang bisa diselamatkan," harapnya.
Sementara, petugas piket Pos Kesehatan di Puskesmas Penanggal, Suwarno menyebut janin yang dikandung Ayu dalam kondisi sehat.
Setiap hari, kondisi kesehatan janin dan Ayu rutin dipantau bidan.
"Nanti, untuk persalinannya, dilakukan di RSUD Pasirian atau RSUD Haryoto Lumajang. Karena peralatannya lebih lengkap," pungkasnya.
Puluhan Orang Dinyatakan Hilang
Sebanyak 44 orang korban erupsi Gunung Semeru masih dinyatakan hilang hingga Senin 7 Desember 2021.
Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo merupakan wilayah yang paling terdampak parah dalam usibah bencana alam ini.
Setidaknya, di dua kecamatan itu ada 5.205 jiwa terdampak.
Hingga hari ini, posko tetap melakukan pencarian dan pertolongan terhadap kemungkinan warga yang menjadi korban awan panas guguran Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Sedangkan untuk bangunan yang rusak jumlahnya data terakhir mencapai 2970 unit.
Sebagaian besar adalah rumah-rumah warga dan kondisinya terkubur lahar panas.
"Dari 2970, 38 di antaranya adalah fasilitas pendidikan dan 1 Jembatan Gladak Perak," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Sementara untuk aktivitas vulkanik Gunung Semeru, dalam tiga hari terakhir masih kembali terjadi erupsi susulan. Bahkan, pengungsi yang menempati Posko Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro terpaksa direlokasi di Balai Desa Penanggal karena masuk dalam zona rawan.

Akibat kondisi Gunung Semeru belum stabil pemerintah pun membuka posko pengungsian baru. Setidaknya ada 19 titik posko tersebar di beberapa kawasan.
Sebaran posko pengungsian di Kecamatan Pronojiwo terdapat 9 titik pos, yaitu di SDN Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid Dusun Supiturang, SDN Oro Oro Ombo 3.
Selanjutnya, SDN Oro Oro Ombo 2, Masjid Pemukiman Dusun, Kampung Renteng (Desa Oro Ombo), Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip 2 serta beberapa rumah kerabat di sekitar Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus di Desa Oro Oro Ombo.
Sedangkan pos pengungsian di Kecamatan Candiro berada di 6 titik pos pengungsian, antara lain Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumbermujur, Dusun Kampung Renteng (Desa Sumberwuluh), Dusun Kajarkuning (Desa Sumberwuluh), Kantor Camat Candipuro.
Sedangkan posko pengungsian di Kecamatan Pasirian sebanyak 4 titik yaitu Balai Desa Condro, Balai Desa Pasirian, Masjid Baiturahman Pasirian dan Masjid Nurul Huda Alon Pasirian. Selain berdampak pada korban jiwa, awan panas guguran juga merusak sektor pemukiman dan infrastrukur.
"Untuk penanganan pengungsi di Kecamatan Pronojiwo dihandle sama BPBD Malang," pungkasnya.
Polsi Kirim Bantuan
Sejumlah bantuan berdatangan untuk membantu para korban erupsi Gunung Semeru.
Polri telah mengerahkan 945 personel gabungan yang diterjunkan dari Pelopor Korbrimob dan Satbrimob Polda jajaran dalam operasi kemanusiaan Aman Nusa II penanggulangan bencana alam erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang.
Selain itu, Polri juga mengerahkan enam ekor anjing K-9 untuk membantu tim pencarian gabungan dalam upayanya melakukan operasi penyelamatan di sejumlah lokasi bencana alam.
Semua elemen kekuatan Polri yang dikerahkan itu, merupakan bagian dari instruksi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
Dalam surat perintah (Sprin) nomor: Sprin/XII/OPS.2./2021 yang diterbitkan langsung dalam operasi kemanusiaan Aman Nusa II tersebut.
Sigit mengungkapkan, Sprin tersebut dikeluarkan sebagai bentuk komitmen dari Polri yang selalu berada di garis terdepan dan responsif dalam membantu masyarakat yang menjadi korban bencana alam.
"Seluruh sarana dan prasarana kami maksimalkan guna meringankan beban masyarakat," ujar Sigit kepada awak media, Jakarta, Minggu (5/12).
Tidak hanya pengerahan sumber daya manusia (SDM) semata. Polri juga telah mengerahkan peralatan dan kendaraan terkait bencana alam erupsi itu.
Di antaranya, mobil SAR, mobil dapur lapangan, mobil reapiter, mobil water treatment, ambulance.
Selanjutnya, satu Helikopter juga telah dikirimkan dan siap dioperasi di lokasi bencana.
"Semua personel, peralatan maupun kendaraan yang dikerahkan, dipastikan siap menghadapi kondisi di lapangan. Pelayanan kesehatan dan dapur umum darurat kami telah siapkan dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat," ujar Sigit.
Sementara itu, tim Pusdokkes Polri juga telah menyiapkan Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Lumajang sebagai posko korban erupsi Gunung Semeru.
Bahkan, RS Bhayangkara di Batu, Kediri dan Bondowoso juga mengirimkan mobil ambulance.
Tak hanya itu, Pusdokkes Mabes Polri juga membackup dengan menerjunkan tujuh personel Ahli DVI dan spesialis bedah plastik ke lokasi bencana alam.
Biddokes Polda Jawa Timur juga sudah menyiapkan empat posko DVI di RS Bhayangkara Lumajang, RSUD Haryoto, Penanggal Candipuro dan Pronojiwo.
Sigit menginstruksikan kepada seluruh jajaran yang bertugas dalam operasi kemanusiaan tersebut untuk bergerak aktif melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Ia juga meminta berkomunikasi ke Mabes Polri apabila membutuhkan sarana dan prasarana tambahan.
"Maksimalkan pengarahan anggota dan peralatan dalam penanganan bencana terutama kawasan perumahan atau pemukiman warga yang membutuhkan evakuasi," ucap mantan Kapolda Banten ini.
Sigit berharap dengan dikerahkannya seluruh kekuatan terbaik yang dimiliki Polri, dapat meringankan beban dari masyarakat setempat yang menghadapi musibah bencana alam.
"Kepada warga jangan sungkan meminta bantuan kepada kepolisian. Saya pastikan, Polri hadir untuk membantu dan meringankan beban dari masyarakat. Bila ada kekurangan kita akan kirimkan dan back up dari Mabes dan Polda lainnya," pungkasnya.
(TribunnewsBogor.com/Kompas.com/Surya.co.id)