IPB University

Rektor IPB University Tunjukkan Fakta Sawit Indonesia kepada 11 Duta Besar Uni Eropa

Acara ini adalah bagian dari kontribusi aktif para alumni dalam penguatan kebijakan sektor penting yaitu sawit.

Editor: Tsaniyah Faidah
Dokumentasi Humas IPB University
Rektor IPB University, Prof Arif Satria perlihatkan praktik sustainable perkebunan sawit Indonesia kepada 11 Duta Besar Uni Eropa. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -  Rektor IPB University, Prof Arif Satria perlihatkan praktik sustainable perkebunan sawit Indonesia kepada 11 Duta Besar Uni Eropa.

Dalam Webinar Himpunan Alumni IPB University, Prof Arif mengatakan bahwa selama ini perkebunan kelapa sawit di Indonesia sudah dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sustainability.

“Bukti-bukti di lapangan sudah ada. Oleh karena itu, saya berharap dengan seminar ini, semakin banyak inspirasi-inspirasi dan gagasan yang dapat dituangkan dalam bentuk kebijakan ataupun agenda riset,” ujarnya, belum lama ini.

Menurut Prof Arif, sawit merupakan komoditas unggulan Indonesia sehingga ekspornya pun terbesar di dunia.

"IPB University terus hadir dengan inovasi-inovasi yang luar biasa. IPB University sudah punya katalis yang menjadikan bahan sawit sebagai energi seratus persen (B100),' jelas Prof Arif.

Selain itu, lanjutnya, IPB University juga telah menghasilkan inovasi dari hasil turunan sawit menjadi biomaterial.

Adapun turunan sawit yang dihasilkan adalah rompi anti peluru, hand sanitizer organik hingga helm ramah lingkungan.

“Di hulunya, teknologi sudah semakin berkembang. Bekerja sama dengan PT Pupuk Kaltim, melalui teknologi 4.0, kita kembangkan perkebunan sawit secara presisi," jelas Prof Arif.

"Teknologi pemupukannya lebih baik dan sudah diaplikasikan di berbagai tempat. Riset pun terus berlangsung, termasuk sistem logistiknya yang menggunakan sistem blockchain dan monitoring biodiversitynya,” sambungnya.

Sementara itu, Ir Fathan Kamil selaku Ketua Umum HA IPB University menyampaikan bahwa acara ini adalah bagian dari kontribusi aktif para alumni dalam penguatan kebijakan sektor penting yaitu sawit.

“Kami ingin membangun daya saing yang kuat. Semoga webinar ini dapat memberikan kontribusi yang positif dalam memperkuat basis kebijakan negara ke depan. Bisa menghadirkan konsolidasi buat para pelaku dan stakeholders di bidang industri sawit ini,” ujarnya.

Sementara itu, Dr IMusdhalifah Machmud sebagai Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ikut menambahkan bahwa salah satu komoditas pertanian yang mampu bertahan dalam pandemi COVID-19 adalah sawit.

Menurutnya, industri sawit Indonesia mampu menyerap tenaga kerja 16,2 juta orang.

Dari statistik perekonomian, komoditas sawit berkontribusi 3.5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), menurunkan inflasi 1,75 persen dan jumlah belanja negara 1,74 persen.

"Sawit juga membuat neraca perdagangan positif dan menjadi produk ekspor terbesar non migas,” ujar IMusdhalifah Machmud.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved