IPB University

Tak Cuma Katuk, Ini Tanaman Pelancar ASI Buat Ibu Menyusui, Pakar IPB University: Cegah Stunting

ASI Ekslusif dapat mencegah berbagai penyakit baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun parasit dan penyebab lainnya.

Editor: Tsaniyah Faidah
alodokter
Prof Rizal meneliti tanaman kearifan lokal masyarakat Batak, Sumatera utara yaitu daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour). Penelitiannya sudah dijadikan rujukan utama penelitian terkait stimulan ASI (galactogogue). 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Peneliti China melaporkan air susu ibu (ASI) dapat mencegah dan mengobati Covid-19.

Sebelumnya tim peneliti dari University of Rochester Medical Center Amerika juga melaporkan hal sama, sebagaimana diwartakan dalam laman resmi URMC.

Meski begitu, pada era saat ini masih banyak ibu yang belum bisa memberikan ASI secara optimal untuk buah hatinya. Kenyataan di lapangan banyak ibu laktasi yang memilih susu formula dibanding ASI.

Menurut Riskesdas 2018 didapatkan data bahwa cakupan proses inisiasi ibu menyusui dini kurang 24 jam, hanya sebesar 5,2 persen.

Selain itu, angka menyusui Indonesia menurut World Breastfeeding Trends Initiative (2020) mendapati urutan ke 66 dari 98 negara.
Data ini membuktikan bahwa masih rendahnya kecenderungan ibu di Indonesia untuk memberikan ASI pada anak.

Beberapa alasan yang mengemukakan antara lain sibuk bekerja, keterbatasan waktu dan produksi ASI yang tidak cukup.

Padahal, menurut Guru Besar IPB University, Prof Rizal Damanik, pemberian ASI eksklusif sebenarnya dapat menjadi langkah awal untuk menurunkan risiko terjadinya stunting.

"Dengan memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan akan mampu membangun sistem pertahanan tubuh bayi secara optimal,” jelasnya.

Oleh karena itu, Prof Rizal mendorong pemberian ASI Eksklusif di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

1000 HPK adalah masa emas pertumbuhan dan perkembangan bayi, mulai dari janin dalam kandungan hingga balita berusia 2 tahun.

Salah satu fase yang akan mendukung keberhasilan terlaksananya 1000 HPK adalah fase menyusui.

Berbagai riset telah menunjukkan potensi dan manfaat ASI bagi proses tumbuh kembang bayi.

Khususnya ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi.

ASI Ekslusif dapat mencegah berbagai penyakit baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun parasit dan penyebab lainnya.

Berawal dari itu semua, Pakar Torbangun IPB University ini akhirnya melakukan serangkaian riset selama lebih dari 20 tahun.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved