Masuk Kamar Santriwati Pakai Sarung, Aksi Bejat Guru Pesantren Terkuak, Ternyata Bukan Pertama Kali
Kapolres OKU Selatan AKBP Indra Arya Yudha mengatakan aksi bejat yang dilakukan MS saat kondisi Pondok Pesantren sepi.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - MS (50) yang merupakan pengasuh sekaligus guru Pondok Pesantren di Kabupaten Ogan Komering Ulu atau OKU Selatan, Sumatera Selatan menyelinap masuk ke kamar santriwatinya.
Ketika itu, MS hanya mengenakan sarung saat masuk ke dalam kamar santriwati tersebut.
Sembilan bulan kemudian, terjadilah peristiwa menggegerkan warga yang tinggal di sekitaran Pondok Pesantren (Ponpes) DU, Kecamatan Buay Pemaca Kabupaten OKU Selatan, Sumsel.
Kapolres OKU Selatan AKBP Indra Arya Yudha mengatakan aksi bejat yang dilakukan MS saat kondisi Pondok Pesantren sepi.
Kebetulan saat kejadian santriwati banyak yang pulang ke rumah masing-masing karena sedang libur.
"Pada saat itu, kegiatan Pondok Pesantren sedang libur, para santri sedang pulang ke rumah masing-masing. Sementara korban memilih tidak pulang karena jarak cukup jauh," kata AKBP Indra Arya Yudha.
Situasi sepi itulah dimanfaatkan pelaku MS untuk melakukan aksi bejat terhadap santriwatinya yang masih berusia 19 tahun.
"Tersangka masuk ke dalam kamar korban menggunakan sarung, hingga terjadilah tindakan itu," ujarnya.
Salah seorang warga A yang tak ingin disebut identitas lengkapnya, masih tak menduga akan kelakuan pimpinan Pondok Pesantren melakukan tindakan sebejat itu.
"Kalau orangnya bagus, kami dak menduga kalau seperti itu kelakuannnya,"ujar warga Desa Karet Jaya, A, Senin (3/12/2021).
Baca juga: Setelah 2 Jam Bersabar di Plafon Rumah, Kecurigaan Suami Terkuak Lihat Istri Bawa Pria Lain ke Kamar
Diceritakannya, pengasuh ponpes MS itu dikenal warga sebagai panutan tokoh masyarakat maupun Tokoh Agama.
"Kalau di lingkungan sini dia dikenal baik oleh warga, sebab ia tokoh masyarakat dan tokoh agama, termasuk pemimpin kalau jamaah yasinan lingkungan sini,"ungkapnya.

Disebutkan warga, Pondok Pesantren (Ponpes) DU yang awal berdiri kisaran tahun 1999 memiliki santri/santriwati kisaran ratusan orang. dengan luas lahan berkisar 6 hektare serta berdiri bangunan dilahan kisaran 3 hektare.
Santri yang menuntut ilmu pun tak hanya dari Kabupaten OKU Selatan, tapi dari berbagai luar daerah.
Warga pun masih kaget tak menyangka dengan perbuatan MS.