Cium Bau, Warga Syok Lihat Mayat Wanita Disimpan 7 Hari oleh Kakaknya, Nasib Anak Lebih Miris

Di dekat pasutri tersebut, ada sesosok mayat wanita yang merupakan adik P sudah terbujur kaku.

Penulis: Uyun | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
Youtube Kompas TV
cium bau, warga syok lihat mayat wanita ini disimpan 7 hari oleh kakaknya, nasib anak lebih miris 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Bau menyengat itu tercium dari sebuah gubug tua di di Desa Plakaran, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Gubug tua itu merupakan rumah milik pasangan suami istri R (38) dan P (36) yang tinggal bersama adiknya dan satu anak perempuan.

Karena curiga, warga yang mendatangi rumah pasutri tersebut mendadak terkejut bukan main.

Di dekat pasutri tersebut, ada sesosok mayat wanita yang merupakan adik P sudah terbujur kaku.

Ketika ditemui langsung oleh Camat Moga, Umroni, pasutri itu menyebut kalau adik P sudah meninggal 7 hari yang lalu.

Namun, mereka kukuh tak mau memakamkan jasadnya.

"Sebelumnya menurut informasi yang kami dapat dari warga, pernah dulu adik kandungnya (adik P dari orang tua SAR) meninggal dan diketahui baunya," ujar Umroni.

"Yang kami tahu, seminggu disimpan di rumah," tambahnya, dikutip TribunnewsBogor.com dari Kompas TV.

Baca juga: Kagetnya Ibu Lihat Bekas Cupang di Leher Putrinya yang Masih 13 Tahun, Terkuak Aksi Bejat Guru Silat

R diketahui selama ini bekerja di luar kota. Sedangkan P dan keluarganya yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini dikenal tertutup.

Ditambah lagi rumah keluarga SAR berada jauh dari tetangganya.

Melihat hal tersebut, warga pun mendesak pada keluarga tersebut untuk segera memakamkan sang jenazah lantaran sudah berbau busuk.

Akan tetapi, pasutri itu bersikukuh enggan memakamkan jasad adiknya.

Mereka percaya kalau adiknya itu suatu saat akan hidup kembali.

Setelah tokoh agama desa setempat melakukan pendekatan terhadap keluarga, jasad almarhumah akhirnya dimakamkan dengan syariat islam di samping rumahnya.

Nasib Anak P Lebih Pilu

Selang beberapa bulan kemudian, kejadian serupa pun dialami oleh SAR (14), anak pasutri P dan R.

FOLLOW:

Warga pun kembali digegerkan terkait kabar keluarga P dan R kembali menyimpan mayat anak perempuannya berinisial SAR (14) hingga berbulan-bulan.

Hal tersebut diutarakan Ustaz Zaenuri, seorang tokoh agama di Desa Plakaran.

"Iya, dua kali ini. Yang pertama sudah lama, lebih dari setahun sepertinya. Saya hanya mendengar adiknya (orang tua SAR) meninggal sudah seminggu tidak dikebumikan," kata Ustaz Zaenuri.

Kabar penemuan mayat gadis bernama SAR ini baru terkuak pada Minggu (9/1/2021).

Beda dengan adik P, mayat SAR kali ini disimpan oleh keluarganya di dalam rumah selama 2,5 bulan.

Namun kasus SAR ini berbeda dengan adik P.

Pada kasus kali ini, mayat SAR justru tidak tercium bau menyengat,

"Tidak sama sekali. (Mayat SAR) Tidak berbau menyengat. Iya, sangat aneh," kata Zaenuri,

Baca juga: Pura-pura Tanya Kosan Kosong, Dua Pencuri Gasak Sepeda Motor Milik Warga

Kejadian bermula ketika di bulan Oktober 2021, SAR pergi meninggalkan kedua orangtuanya untuk selamanya.

Mengetahui kabar putri cantiknya meninggal dunia, pasutri itu justru bergeming.

Kedua orang tua gadis itu  bersikukuh kalau anaknya itu hanya sedang tertidur.

Mereka yakin putrinya suatu saat akan hidup kembali, sehingga tidak mau dimakamkan.

Namun hingga hampir 3 bulan, sang anak masih terbujur kaku.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kapolsek Moga AKP Dibyo Suryanto.

Kasus mayat anak disimpan orang tuanya hingga berbulan-bulan ini terungkap setelah adanya laporan warga ke pihak polsek setempat.

"Dari laporan masyarakat, bahwa ada satu keluarga menyimpan mayat anaknya di dalam rumah," kata Kapolsek Moga AKP Dibyo Suryanto, Rabu (12/1/2022).

Cium Bau, Warga syok lihat mayat wanita disimpan 7 hari oleh kakaknya, nasib anak lebih miris
Cium Bau, Warga syok lihat mayat wanita disimpan 7 hari oleh kakaknya, nasib anak lebih miris (Polsek Moga)

Karena, tidak ada warga yang berani masuk ke rumah tersebut, warga melaporkan kejadian itu ke Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Kecamatan Moga.

"Karena lokasinya berada di pegunungan jauh dari perkotaan, kami bersama Muspika Kecamatan Moga langsung menuju ke lokasi."

"Di lokasi kami bersama ketua RT, tokoh agama, tokoh masyarakat mengecek jasad yang disimpan di dalam rumah," imbuhnya.

Muspika setempat, sempat mendatangi kedua orangtua almarhumah di rumahnya.

Muspika membujuk agar mayat anaknya yang sudah disimpan selama lebih dari 2,5 bulan segera dimakamkan.

Mayat Bocah di Pemalang Disimpan 2,5 Bulan di Rumah, Keluarga yakin Sang Anak Masih Hidup
Mayat Bocah di Pemalang Disimpan 2,5 Bulan di Rumah, Keluarga yakin Sang Anak Masih Hidup (youtube channel TvOneNews)

Pihak Muspika setempat berharap, jenazah putri bisa segera dimakamkan.

Negosiasi dengan pihak keluarga sempat alot, kedua orang tua sangat mencintai anaknya dan belum siap untuk ditinggal. 

Mereka percaya jika anaknya bisa hidup kembali.

"Setelah dilakukan negosiasi, pendekatan secara agama bersama dengan tokoh agama dan masyarakat. Akhirnya bisa dilakukan pemakaman secara syariat islam," kata AKP Dibyo Suryanto, Kapolsek Moga.

Baca juga: Nasib Pilu Artis Cantik, Wajahnya Jadi Buruk Rupa Pasca Bulan Madu dari Bali, Langsung Dicerai Suami

Penyakit yang Diidap SAR

Dari hasil pemeriksaan tim medis, terkuak kalau SAR, anak gadis yang mayatnya disimpan berbulan-bulan itu meninggal gara-gara TBC.

"Dari pemeriksaan yang dilakukan petugas medis dari Puskesmas Banyumudal Moga, diperkirakan SAR telah meninggal dunia dikarenakan penyakit TBC," ucapnya.

Pihaknya menambahkan, setelah dilakukan pendekatan secara persuasif, akhirnya keluarga korban mau memakamkan jenazah.

"Alhamdulillah, kelurga korban mau memakamkan jenazah gadis tersebut."

"Jenazah di makamkan pada Minggu malam," tambahnya.

cium bau, warga syok lihat mayat wanita ini disimpan 7 hari oleh kakaknya, nasib anak lebih miris
cium bau, warga syok lihat mayat wanita ini disimpan 7 hari oleh kakaknya, nasib anak lebih miris (Youtube Kompas TV)

Sementara itu, salah seorang yang ikut bernegosiasi Ustadz Zaenuri membenarkan bahwa ia bersama Muspika Moga mendatangi rumah tersebut dan sempat bernegosiasi cukup lama dengan pihak keluarga agar jenazah segera dimakamkan.

"Cukup lama dalam negosiasi dengan keluarga, ya sekitar 15 menitan. Saya juga menjelaskan bahwa sebagai umat Islam pada jasad untuk segera dimakamkan sebagaimana mestinya."

"Alhamdulillah, akhirnya pihak keluarga mau melakukanya," kata Ustadz Zaenuri.

Baca juga: Ajakan Berhubungan Sesama Jenis Ditolak, Pelaku Habisi Nyawa Korban di Kamar Mandi

Isu Menganut Aliran Tertentu

Aksi orangtua yang menyimpan jasad anaknya selama 2,5 bulan itu memicu isu di masyarakat.

Beredar kabar bahwa orangtua sang bocah menganut aliran kepercayaan tertentu.

Terkait kabar tersebut, pihak kepolisian masih mendalaminya.

Langkah utama yang pasti segera dilakukan kepolisian adalah memanggil psikolog guna memeriksa kondisi orangtua SA.

"Sampai dengan saat ini Kami masih mendalami. Adapun beberapa langkah yang Kami lakukan adalah berkoordinasi dengan Polda Jateng untuk mengirimkan personil psikologis untuk memberikan trauma healing kepada keluarga korban," ungkap AKBP Ari Wibowo.

Adapun sosok orangtua SA, polisi menyebut keduanya adalah sosok biasa.

Ayah SA adalah seorang petani, sementara ibunya merupakan ibu rumah tangga biasa.

"Aktivitas sosial mereka seperti biasa. Bapaknya keseharian adalah petani dan berkebun dan ibunya ibu rumah tangga biasa," pungkas AKBP Ari Wibowo. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved