Jenderal Dudung Abdurachman Berpeluang Ikut Capres 2024, Pengamat: Tak Membutuhkan Puan atau Gibran

Bahkan karena popularitasnya saat ini, Dudung disebut tak membutuhkan sosok Puan Maharani atau Ganjar Pranowo untuk maju jadi Capres 2024.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Ardhi Sanjaya
Dispenad
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman di kokpit Helikopter serang AH-64E Apache Puspenerbad di Semarang, Jawa Tengah pada Selasa (11/1/2022). 

Menurut Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) itu, naiknya popularitas Dudung tentu menimbulkan harapan baru bagi masyarakat.

Sebab, tak bisa dipungkiri saat ini masyarakat masih merindukan sosok TNI sebagai Presiden RI.

Menurut Hari, dengan posisi sebagai jenderal bintang empat yang saat ini sedang menjabat KSAD, maka peluang Dudung menjadi Capres 2024 terbuka luas.

"Peluang Jenderal Dudung menjadi Presiden sangat besar karena tiga hal,” ujarnya.

"Pertama, beliau Jenderal TNI AD sebagai KSAD. Kedua, beliau didukung oleh Ibu Megawati, Ketum PDIP yang merupakan Partai terbesar," lanjutnya.

"Ketiga, ini yang terpenting, beliau sepertinya ingin mengikuti langkah Presiden Jokowi," jelasnya.

Menurut Hari, Jokowi bisa menjadi Presiden salah satunya karena mengaktifkan politik populisme.

Politik populisme saat ini masih menjadi pilihan masyarakat dalam menentukan siapa calon presiden mereka.

"Saya pikir saat ini Jenderal Dudung adalah Jenderal yang paling populer dibandingkan dengan Jenderal lainnya,” katanya.

"Beliau sangat diterima oleh masyarakat dengan tampilannya yang lugas dan bersahaja," ujarnya.

Baca juga: Kembali Dapat Limpahan Perkara Bahar Smith, Polda Jabar: Kali Ini Aduan Husin Shihab soal Dudung

Baca juga: Habib Bahar Tersangka Bukan karena Jenderal Dudung, Mahfud MD Ingatkan Polisi : Terlalu Remeh

"Sejak SBY tidak berkuasa, Indonesia kehilangan figur militer yang tegas dan berwibawa," imbuhnya.

"Diharapkan dengan Jenderal Dudung menjadi Presiden di 2024, tidak ada lagi masyarakat yang berani membully Presiden seperti layaknya semua masyarakat sekarang dengan mudahnya membully Presiden Jokowi," paparnya.

Hari menjelaskan, masyarakat mudah membully Presiden Jokowi karena Jokowi bukan bersumber dari kalangan militer.

Sampai dengan Dudung menjadi KSAD terbukti tidak ada yang berani berhadapan menentangnya, termasuk kelompok Front Pembela Islam dan Habib Bahar Smith terpaksa harus bertekuk lutut terhadap ketegasannya dalam menyikapi beberapa kelompok Islam di Indonesia.

"Terlepas dari benar atau salahnya pernyataan Jenderal Dudung yang kontroversial terkait dengan narasi 'Tuhan bukan orang Arab' dan 'Doa tidak perlu dengan bahasa Arab', menunjukkan keberanian beliau dalam bersikap,” ucapnya.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved