Sederet Fenomena Panic Buying di Indonesia Selama Pandemi Covid-19
Panic buying merupakan tindakan membeli sejumlah besar produk atau komoditas tertentu karena takut kehabisan ataupun tidak kebagian.
Bahkan, polisi sampai mengeluarkan peringatan adanya ancaman pidana bagi pihak yang dengan sengaja menimbun produk tersebut, demi mencari keuntungan pribadi.
3. Temulawak
Panic buying temulawak terjadi ketika ada kabar yang beredar di masayarakat bahwa konsumsi temulawak dapat meningkatkan kemampuan tubuh dalam menangkis virus corona.
Tanpa pikir panjang, masyarakat pun langsung berburu beragam temulawak, baik di pasar tradisional maupun di tempat-tempat lainnya.
Padahal banyak ahli yang sudah memberikan penjelasan bahwa temulawak tidak dapat digunakan untuk menangani infeksi virus corona.
4. Susu beruang
Salah satu produk susu kalengan saat itu juga menjadi incaran masyarakat, karena dipercaya memiliki manfaat dalam melawan virus corona.
Bahkan beredar video di media sosial, masyarakat berlari dan berebutan mengambil produk susu beruang di sebuah supermarket saat supermarket itu baru dibuka.
Akibat tingginya atensi masyarakat akan produk susu ini, pihak pengecer bahkan sempat memberlakukan pembatasan pembelian maksimal.
Kebijakan ini diterapkan agar masyarakat lain yang juga membutuhkannya masih tetap bisa mendapatkan produk itu.
Lebih jauh, saking tingginya permintaan produk susu tersebut, banyak pihak yang menjualnya di platform ecommerce dengan harga yang sangat fantastis.
5. Minyak goreng
Terakhir adalah panic buying produk minyak goreng kemasan di toko-toko ritel. Ini sedang terjadi saat ini saat harga tunggal diumumkan pada Rabu (19/1/2022).
Pemerintah memberlakukan harga tunggal untuk komoditas minyak goreng, yakni Rp 14.000 per liter.
Sebelumnya, harga minyak goreng terpantau mengalami kenaikan, rata-rata harga untuk kemasan 2 liter mencapai Rp 38.000 dari yang semula di kisaran Rp 26.000- Rp 28.000.