Sirik Berujung Maut, Sahabat Tewas Disekap di Kamar Mandi Gara-gara Diterima Kerja di Pabrik
Tak hanya itu, bahkan korban sempat disekap dalam kamar mandi dengan mulut dilakban dan tangan diikat tali.
Penulis: Damanhuri | Editor: Vivi Febrianti
Sebab, MG dan seorang temannya itu sibuk bermain ponsel di ruang depan rumah.
"Abis itu saya udah enggak liat lagi sibuk main HP (ponsel)," ungkapnya.
Seingat MG, dirinya tidak mendengar suara gaduh atau suara mencurigakan lainnya di kamar mandi saat terduga pelaku dan korban berada di dalam.
Namun gelagat mencurigakan baru dirasakan oleh MG saat terduga pelaku sempat keluar seorang diri dari kamar mandi dan menuju ke ruang depan menghampiri MG dan temannya.
Saat itu, MG yang sedang asyik main ponsel pun berniat ke kamar mandi karena ingin buang air kecil.
Namun sesampainya di kamar mandi, ia dikejutkan dengan kondisi korban yang sudah dalam posisi sujud sambil kedua tangan dan kaki terikat oleh tali rafia.
"Pas beberapa lama saya mau ke kamar mandi tuh, keadaannya udah diikat kaki sama tangan ke belakang posisinya sujud korbannya," tegasnya.
Melihat kondisi itu, MG pun sempat dibuat keheranan dan ia kemudian meminta kepada terduga pelaku agar membuka ikatan di tangan dan kaki korban.
"Abis itu saya suruh Tegar lepasin 'gar lepas kasian'. Terus pas saya lihat lagi mulutnya udah ketutup pakai isolasi warna item," terangnya.
Setelah ikatan di lengan dan kaki korban dilepaskan, MG dan terduga pelaku pun sempat menyandarkan korban yang dalam kondisi tak sadarkan diri itu di depan pintu kamar mandi.
Melihat korban AY yang tak kunjung sadar, terduga pelaku pun mulai tampak kebingungan.
Kepada MG, ia bahkan sempat meminta saran untuk memberitahu soal kondisi korban ke warga setempat.
"Enggak lama abis dari situ Tegar ke depan (ruang depan), dia bilang 'ini gimana ya? Panggil warga aja kali ya', ya uda abis itu rame, warga sempat lihat saya disuruh telfon bapak terus bapak panggil mamah," paparnya.
Setelah itu, orangtua MG pun selanjutnya pulang ke rumah, lalu menghubungi keluarga AY agar segera menjemput anaknya yang ditemukan tidak sadarkan diri.
Orangtua MG, Agus Supriyadi (54) mengatakan, kondisi korban saat dievakuasi masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Awalnya, Agus dan pihak keluarga korban mengetahui kondisi AY tidak sadar akibat terjatuh di rumahnya.
Hal ini berdasarkan pengakuan terduga pelaku yang diduga berusaha menyembunyikan kejadian sebenarnya kepada orangtua MG dan AY.
"Bilangnya si korban jatuh kita enggak ada yang curiga waktu itu karena posisi dapur saya juga agak ke bawah, mungkin beneran jatuh kena tangga gak kepikiran seperi itu (dugaan dibunuh)," paparnya.
Melihat kondisi anaknya yang tak sadarkan diri, keluarga korban kemudian membawa AY ke rumah sakit terdekat.
Namun sayang, dokter yang melakukan pemeriksaan menyatakan bahwa AY telah meninggal dunia.
Kemudian jasadnya dibawa ke rumah duka yang berada di kawasan Jatiwaringin, Pondok Gede Kota Bekasi untuk selanjutnya dimakamkan.